6 Pengikut Habib Rizieq Tewas Ditembak, FPI Sulsel cs Datangi DPRD

6 Pengikut Habib Rizieq Tewas Ditembak, FPI Sulsel cs Datangi DPRD

Hermawan Mappiwali - detikNews
Selasa, 08 Des 2020 15:30 WIB
Aliansi Umat Kota Makassar mendatangi DPRD Sulsel merespons insiden penembakan anggota FPI di Jakarta (Hermawan-detikcom).
Aliansi Umat Kota Makassar mendatangi DPRD Sulsel merespons insiden penembakan anggota FPI di Jakarta. (Hermawan/detikcom)
Makassar -

Aliansi yang menamakan diri Umat Kota Makassar mendatangi DPRD Sulawesi Selatan (Sulsel) untuk merespons penembakan 6 anggota FPI pengikut Habib Rizieq Shihab. Aliansi ini terdiri atas FPI Sulsel, Forum Umat Islam Bersatu (FUIB) Sulsel, Wahdah Islamiyah, hingga Pemuda Bulan Bintang Sulsel.

Pantauan detikcom di kantor DPRD Sulsel, Jalan Urip Sumoharjo, Kota Makassar, sekitar pukul 13.09 Wita, massa yang datang langsung diterima di ruang aspirasi. Mereka yang datang secara rutin meneriakkan kalimat takbir.

Kehadiran FPI cs itu kemudian diterima oleh sejumlah perwakilan anggota DPRD Sulsel. Mereka ialah Haslinda dari Fraksi PKS, Arifin Bando dari Fraksi PAN, A Muchtar Mappatoba dari Fraksi Gerindra dan Dan Pongtasik dari Fraksi PDIP Perjuangan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada kesempatannya, aliansi umat Makassar tersebut menyampaikan tujuh poin tuntutan secara tertulis sehubungan insiden enam pengikut Habib Rizieq tewas ditembak polisi. Pertama, mereka menyatakan kesedihan dan duka mendalam atas peristiwa tersebut dan berdoa semoga laskar khusus FPI yang tewas tercatat sebagai syuhada.

"Yang kedua, mendesak kepada DPR RI agar membentuk pansus, panitia khusus terkait pembunuhan 6 orang anak bangsa secara biadab ini," tutur juru bicara Aliansi Umat Kota Makassar, Muhammad Ikhwan Jalil, di hadapan perwakilan anggota DPRD Sulsel.

ADVERTISEMENT

"Yang ketiga, menuntut presiden Republik Indonesia Bapak Jokowi segera membentuk tim pencari fakta atas pembunuhan yang dilakukan institusi resmi pemerintah, Polri," imbuhnya.

Ikhwan Jalil juga menyampaikan tuntutan agar personel dan pimpinan Polri yang melakukan penembakan ditindak. Selanjutnya, mereka juga meminta polisi mematuhi Tri Brata dan Catur Prasetia kepolisian dalam bersikap dan bertindak.

"Yang keenam meminta kepada lembaga hak asasi manusia nasional maupun internasional agar turut serta melakukan investigasi terhadap pelanggaran HAM pada kasus ini. Dan yang ketujuh, apabila tuntutan kami tidak ditindaklanjuti oleh pemerintah, maka kami bersama elemen masyarakat akan menyatakan mosi tidak percaya pada pemerintah saat ini," pungkas Ikhwan Jalil.

Menanggapi tuntutan ini, anggota DPRD Sulsel Fraksi PKS, Haslinda, mengatakan pihak DPRD Sulsel akan meneruskan aspirasi Ikhwan Jalil tersebut.

"Kita akan mengawal sampai menemukan titik terang. Harapan saya pribadi tolong melalui mekanisme ini kita menjaga diri menjaga situasi tetap kondusif. Beri ruang dan kesempatan kepada pihak berwajib untuk menyelesaikan masalah ini, jangan sampai keadaan ini kita disusupi oleh orang-orang tidak bertanggung jawab," ujar Haslinda.

"Bahwa satu yang kita ingat nyawa ini, 6 orang terbunuh. Kita bisa mengambil hikmah di dalamnya bahwa terbunuhnya mengganti dan menjaga Habib imam besar kita sehingga pada hari itu rencana orang mau membunuh Habib terganti oleh orang ini. Insyaallah orang ini menjadi syafaat (suara kurang jelas) bagi kita," sambungnya.

Apa tanggapan perwakilan DPRD Sulsel yang menerima massa aksi? Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

Anggota DPRD Sulsel dari Fraksi Gerindra, A Muchtar Mappatoba, mengatakan peristiwa penembakan 6 pengikut Habib Rizieq sebagai tindakan biadab.

"Saya sependapat dengan Ibu-Bapak semua bahwa kita turut berdukacita, saya kira hal ini salah satu tindakan yang menurut saya sangat biadab," ujar Muchtar.

"Tindakan ini sangat biadab, sangat biadab. Kenapa, karena sesungguhnya kan membunuh manusia dalam keadaan seperti ini sangat tidak beradab. Padahal sebenarnya ada hal yang lebih penting, Kemerdekaan Papua Barat ini kan seharusnya (suara samar tertutupi suara massa yang bersorak: 'betul')," pungkas Muchtar.

Peristiwa penambakan ini terjadi pada Senin (7/12) dini hari di Tol Jakarta-Cikampek Km 50. Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran mengatakan penembakan dilakukan lantaran pengikut Habib Rizieq melakukan penyerangan terhadap polisi. Enam orang dinyatakan tewas.

"Anggota yang terancam keselamatan jiwanya karena diserang kemudian melakukan tindakan tegas dan terukur, sehingga terhadap kelompok yang diduga pengikut MRS yang berjumlah 10 orang, meninggal sebanyak 6 orang," kata Fadil Imran di Mapolda Metro Jaya, Jl Jenderal Gatot Subroto, Jakarta, Senin (7/12) kemarin.

Polisi memperlihatkan barang bukti yang didapat dari pengikut Habib Rizieq berupa dua pucuk pistol serta sejumlah senjata tajam.

Sekretaris Umum FPI Munarman menjelaskan, peristiwa itu terjadi seiring dengan perjalanan Rizieq dan rombongan menuju tempat pengajian keluarga. Rizieq dan keluarga dikawal oleh laskar. Total ada delapan mobil dalam rombongan.

"Hari Minggu (6/12) pukul 22.30, beliau meninggalkan lokasi Sentul untuk menuju ke tempat pengajian keluarga inti. Pengajian subuh, tidak libatkan pihak mana-mana, dengan empat keluarga, ada istri, anak, ada menantu. Artinya, ada perempuan di mobil itu, ada cucu beliau, dua orang masih bayi, tiga orang balita, di rombongan Habib Rizieq ada balita. Bayi satu tahun dan ada balita," kata Munarman.

Munarman menyebut ada satu mobil yang menguntit sejak dari Sentul. Kemudian, pengawal Habib Rizieq langsung melindungi Habib Rizieq. Munarman membantah para pengikut Rizieq dari FPI itu membawa senjata api.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads