Polisi Usut Dugaan Pembusuran Massa Tolak HRS di Makassar Direncanakan

Polisi Usut Dugaan Pembusuran Massa Tolak HRS di Makassar Direncanakan

Hermawan Mappiwali - detikNews
Jumat, 04 Des 2020 14:35 WIB
Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Ibrahim Tompo
Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Ibrahim Tompo (Hermawan Mappiwali/detikcom)
Makassar -

Polda Sulawesi Selatan (Sulsel) mengusut dugaan aksi penyerangan hingga pembusuran massa aksi penolakan Habib Rizieq Shihab (HRS) di Kota Makassar. Polisi juga mendalami busur anak panah hingga bom molotov yang diamankan dari lokasi penangkapan pembusur massa aksi, Riswandi (37).

Diketahui, polisi mengamankan sejumlah barang bukti, seperti 5 ketapel untuk melepaskan anak panah, 27 anak panah, bom molotov, hingga air keras di lokasi penangkapan Riswandi Jalan Sungai Limboto, Makassar. Polisi mendalami dugaan penyerangan dilakukan secara terencana.

"Kita sedang mendalami apa tujuan tersangka menyiapkan dan menyimpan peralatan tersebut," kata Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Ibrahim Tompo kepada detikcom, Jumat (4/12/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dan juga kita akan mendalami apakah (aksi) ini sistematis dan terstruktur," sambungnya.

Selain itu, polisi juga tengah mendalami status Riswandi apakah berstatus sebagai anggota FPI atau bukan.

ADVERTISEMENT

"Sedang kita dalami," tutur Kombes Ibrahim.

Simak soal FPI bantah lokasi penangkapan Riswandi sebagai markas FPI di halaman selanjutnya.

Sebelumnya, seorang pria bernama Riswandi (37) karena diduga menyerang menggunakan panah ke massa aksi tolak Habib Rizieq di Kota Makassar. Bersamaan dengan penangkapan Riswandi, polisi juga menyita berbagai barang bukti, termasuk 27 anak panah hingga bom molotov.

"Dan saat dilakukan penangkapan ditemukan benda-benda berbahaya, seperti katapel, mata panah, bom molotov, air keras," ujar Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Ibrahim Tompo.

"Saat ini sedang didalami tujuan dari tersangka mempersiapkan peralatan tersebut," sambung Ibrahim.

Riswandi ditangkap polisi di Jl Sungai Limboto, Selasa (1/12) malam, atau beberapa jam setelah aksi pembubaran dan pembusuran.

Lokasi penangkapan Riswandi ini awalnya disebut sebagai Sekretariat FPI. Tapi, karena FPI Sulsel belakangan membantah lokasi penangkapan sebagai sekretariatnya, polisi berjanji akan memanggil pihak FPI Sulsel untuk memberikan klarifikasi.

"Untuk memperjelas (Sekretariat FPI atau bukan), nanti kita undang mereka untuk klarifikasi," kata Kombes Ibrahim.

Terkait pernyataannya yang menyebut lokasi penangkapan Riswandi di Jalan Sungai Limboto, Makassar sebagai sekret FPI, Kombes Ibrahim menyebut itu berdasarkan laporan polisi yang menangkap Riswandi. Tapi dia akan mengecek ulang.

"Laporan anggota yang nangkap seperti itu (lokasi penangkapan merupakan Sekretariat FPI). Nanti dicek (kembali oleh) anggota dulu," terang Ibrahim.

FPI menyebut pihak yang membubarkan demonstrasi itu adalah simpatisan dari HRS. FPI juga menampik pelaku pembusuran ditangkap di Sekretariat FPI.

"Bahwa gerakan masyarakat yang membubarkan demonstrasi tolak HRS, kami menduga itu adalah simpatisan Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab dan dugaan kami ini adalah gerakan spontanitas masyarakat karena kecintaannya kepada figur ketokohan Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab," kata Ketua FPI Sulsel, Habib Muhsin Al Habsyie, dalam keterangannya, Kamis (3/12).

"Bahwa sekretariat kami untuk DPW/LPI Kota Makassar bukan di Jalan Sungai Limboto, tetapi yang benar adalah di Jalan Balana 2 No. 2 dan ini sudah berjalan dua tahun setelah terjadi pergantian kepengurusan FPI Kota Makassar. Dan seluruh aparat keamanan mengetahui organisasi FPI ini ada di Jalan Balana 2 No. 2 yang sifatnya terbuka untuk umum," katanya.

Pembusuran ini berawal saat massa yang mengatasnamakan diri Masyarakat Sulawesi Selatan berunjuk rasa menolak kedatangan HRS di area Monumen Mandala, Jl Jenderal Sudirman, Selasa (1/12) sore.

Saat itu, aksi yang awalnya damai seketika berakhir ricuh karena tiba-tiba datang kelompok penyerang yang memprotes aksi unjuk rasa tersebut. Massa kemudian dilempari batu hingga langsung kocar-kacir.

Halaman 2 dari 2
(nvl/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads