Ketua KPU Arief Budiman mengatakan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Boven Digoel ditunda hingga ada keputusan sengketa pemilu. Meski begitu, Arief menyebut kondisi di Boven Digoel sudah kondusif meski sempat terjadi kericuhan dan perusakan.
"Saya ikut prihatin atas situasi di sana. Kemudian kedua saya bersyukur situasi sudah membaik, aman, kondusif, tapi memang ada proses KPU harus berikan kesempatan, sebagaimana diatur dalam UU," ucap Arief kepada wartawan di gedung Kemendagri, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Selasa (8/12/2020).
Menurut Arief, keputusan penundaan merupakan usulan dari KPUD Kabupaten Boven Digoel. KPU akan mengumumkan soal penundaan tersebut secara resmi nanti sore.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebagaimana ketentuan, KPU provinsi menerapkan keputusan penundaan atas usulan KPU kabupaten/kota. Prosedur itu telah dilakukan, sampai hari ini, proses penyelesaian sengketa masih berjalan. Berdasarkan jadwal, nanti sore akan dibacakan putusan," ucapnya.
Sebelumnya, Mendagri Tito Karnavian menyebut pelaksanaan pilkada di Boven Digoel ditunda hingga ada keputusan Bawaslu soal sengketa pemilu. Setelah itu, akan disusun penjadwalan sampai pemungutan suara di Kabupaten Boven Digoel.
"(Alasan) paling utama, karena ada gugatan hukum yang belum selesai, maka sudah dilakukan langkah, saya kira dari KPU untuk melakukan musyawarah dan diskusi, dengan semua stakeholders. Gugatan hukum ini otomatis dihormati, kemudian, apa keputusan nanti, akan dilaksanakan pilkada," kata Tito dalam kesempatan yang sama.
Selain itu, menurut Tito, keamanan di Boven Digoel akan diperhatikan. Kemungkinan akan ada penambahan pengamanan di Boven Digoel saat tahapan pilkada dilanjutkan.
"Dan tentu, dari aparat keamanan akan melakukan antisipasi termasuk memperkuat pada saat pelaksanaan, kalau menang potensi kekerasan atau konflik masih ada. (Kondisi saat ini) masih dinamis," kata Tito.
Simak video 'Bawaslu Catat 49.390 TPS Rawan di Pilkada 2020':
Pilkada di Boven Digoel sebelumnya memanas setelah KPU mencoret pasangan calon nomor 4 Yusak Yaluwo-Yakob Weremba. Pendukung Yusak-Yakob tak terima hingga berujung melakukan aksi anarkis.
Kericuhan terjadi pada Senin (30/11) sekitar pukul 15.30 WIT. Sekitar 400 pendukung Yusak-Yakob mengamuk di Kota Tanah Merah, yang merupakan ibu kota Kabupaten Boven Digoel. Massa pendukung Yusak-Yakob saat itu mendatangi kantor KPUD Boven Digoel.
Wartawan dan polisi dianiaya, sedangkan kantor bupati dirusak. Bahkan rumah salah satu calon bupati (cabup) Boven Digoel ikut dibakar.
Sementara itu, KPU sendiri sudah mencetak surat suara Pilkada Boven Digoel yang berjumlah 3 pasangan, pasangan Yusak-Yakob tak tertera dalam surat suara tersebut. Namun, surat suara tersebut masih ditahan.
"Untuk logistik, itu sebetulnya logistik yang tidak memuat nama paslon sudah selesai diproduksi dan dikirimkan ke Kabupaten Boven Digoel. Tapi memang untuk logistik yang memuat pasangan calon sedang di-pending. Jadi bukan nggak siap," ujar Ketua KPU Arief Budiman di kantornya, Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Kamis (3/12).
"Kalau produksi surat suara, misalnya itu kemampuan pabrik sejam aja sudah selesai proses produksinya, jadi sangat cepat. Tetapi kami minta lakukan penundaan karena sedang ada sengketa. Mudah-mudahan sengketa ini bisa selesai cepat," lanjutnya.