PBNU bicara soal fenomena pendakwah yang tak memakai nama asli. PBNU melihat fenomena itu kerap dilakukan pendakwah muda yang tampil di media sosial.
"Rata-rata itu, pertama, fenomena pendakwah muda, yang muda di bawah 40 tahun. Ya biasa, orang muda kan biar lebih keren. Artis kan juga begitu. Pendakwah yang nggak jauh beda dengan artis yang show di ranah media sosial akhir-akhir ini," ucap Wasekjen PBNU Masduki Baidlowi, saat dihubungi, Jumat (4/11/2020).
Bisanya, menurut Masduki, pendakwah yang mengubah nama belum memiliki karakter yang kuat. Sehingga mengubah namanya ketika melakukan dakwah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk menaikan performa biar lebih keren, cowok kelihatan gagah, macam-macam lah. Kan dalam rangka membangun image, dan rata-rata itu pendakwah belum jadi, belum mapan, belum punya eksestensi yang kuat," katanya.
"PBNU, Muhammadiyah, orang-orang berdakwah tidak ada hubungan dengan seleb, biasanya nggak (ubah nama)," katanya.
Masduki enggan dikaitkan soal fenomena mengganti nama ini dengan salah satu personal. Dia menyebut pandangannya adalah fenomena secara umum.
"Ini jangan dikaitkan nama tertentu, fenomena secara umum saja," ujar Masduki,
Namun, menurut Masduki, ada tradisi Arab yang melakukan penggantian nama. Jadi menurut dia, perubahan nama untuk berdakwah juga sah-sah saja.
"Ada laqob, ada kunyah. Sebutan-sebutan panggilan. Laqob itu sebutan keagungan, bukan (di) Arab Saudi, tapi tradisi Arab," ucapnya.
"Ulama besar itu, panggilannya (terkenal) bukan nama dirinya, hampir semua. Imam Syafii, Syafii itu bukan nama dia. Jadi tradisi begitu itu sudah lama," ucapnya.
Simak video 'Jejak Cuitan 'Ustaz Maaher': Hina Ulama Berujung Bui':
Cerita nama Soni yang berubah menjadi Ustadz Maaher di halaman berikutnya.