Mendagri Tito Karnavian meminta kepala daerah menghentikan kerumunan yang berpotensi menularkan virus Corona (COVID-19). Tito mengatakan membiarkan kerumunan sama saja dengan membiarkan masyarakat saling bunuh.
"Tolonglah untuk kepala daerah dan Forkopimda jangan biarkan terjadi kerumunan yang bisa menimbulkan penularan, konsisten pada perda dan perkada, khusus pilkada kita sudah tahu 50 (orang peserta) maksimal, jaga jarak, ada peraturan KPU. Membiarkan kerumunan terjadi, sama saja kita membiarkan masyarakat, rakyat kita, saling membunuh satu sama lain, tapi bukan dengan senjata, (namun) dengan menularkan virus berbahaya, jangan biarkan, harus tegas, kalau tidak, (pandemi ini) tidak akan selesai," kata Tito saat meluncurkan Gerakan Bermasker di Gedung Mapulus, Sulawesi Utara (Sulut), seperti dalam keterangan tertulis, Jumat (4/12/2020).
Secara khusus, Tito meminta Provinsi Sulut tetap disiplin menegakkan protokol kesehatan 3M+1T serta selalu menjauhi kerumunan yang menjadi sumber penularan COVID-19. Peserta dalam setiap acara, kata Tito, harus dibatasi jumlahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya meminta kepada Pak Gubernur acara yang diadakan maksimal 50 orang saja, yang lainnya lebih baik virtual, yang penting pesannya sampai, kalau protokol ini diikuti maka risiko 60-70 persen akan menurun," ujarnya.
Tito juga mengatakan tes PCR harus dilakukan secara rutin, terutama di daerah zona merah dan oranye. Kapasitas tes, kata Tito, harus terus ditingkatkan.
"Tingkatkan 3-4 kali lipat lagi tes PCR, karena (apabila) kemampuan testing-nya rendah (itu) belum bisa menggambarkan keadaan penularan sebenarnya, sehingga kelihatannya rendah tapi sebetulnya ada dark number, tahu-tahu penularan sudah terjadi," ujar Tito.
Tito juga berbicara mengenai vaksinasi yang masih membutuhkan waktu. Dia berpesan kepada masyarakat agar terus meningkatkan kekebalan tubuh dengan mengkonsumsi vitamin, berolahraga, menghindari stres, menjaga pola makan, serta berjemur di sinar matahari.
(knv/idn)