Debat kandidat calon walikota dan wakil walikota Depok putaran kedua lebih buruk ketimbang putaran pertama. Sebab dalam debat yang disiarkan televisi swasta, kedua pasangan calon ternyata sibuk membaca teks yang telah dipersiapkan. Tim Panelis Debat Kandidat menyampaikan penilaian tersebut melalui pernyataan tertulis yang diterima detik.com, Jumat (4/12/2020) petang.
"Jujur, kami malu karena ada yang mempertanyakan pakah panelis membocorkan pertanyaan kepada para calon," tulis pernyataan yang ditandatangani sejarawan JJ Rizal, mantan anggota KPU Ferry Kurnia Rizkyansyah, serta akademisi Hermanto Siregar, Reni Suwarso, dan Sukwanto Gamalyono.
Panelis menegaskan tidak pernah membocorkan pertanyaaan. Mereka hanya memberikan kisi-kisi materi debat ke KPUD Depok. Kisi-kisi ini diharapkan menjadi panduan dan bisa mengarahkan para kandidat menyiapkan jurus-jurus yang akan disampaikan dengan lugas saat berlaga. Dengan demikian akan terasa perbedaan kualitas kandidat serta kesiapan tim pendukung melatih jagonya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tapi yang terjadi di panggung debat, para kandidat seolah kurang memiliki wawasan dan kematangan berpikir. Mereka terkesan tidak mampu dan percaya diri kepada pikiran mereka untuk menghadapi sebuah forum adu kualitas berpikir.
"Debat masih berputar di sekitar mengajak memilih nomor satu atau nomor dua yang dilakukan berulang-ulang, tetapi tersendat-sendat dan lupa mengadu gagasan program, rekam jejak, cara pandang kandidat untuk memimpin Depok yang bisa diukur dan memengaruhi pemilih," beber panelis. Mereka megajak para kandidat sebagai orang-orang berpengaruh di Depok membantu warga tumbuh menjadi pemilih yang cerdas, rasional, dan bertanggung jawab.
Untuk diketahui, calon walikota Depok saat ini adalah Pradi Supriatna (wakil walikota petahana) dan Afifah Alia. Kandidat lain adalah Mohammad Idris (petahana) yang didampingi Imam Budi Hartono.
(jat/jat)