Jubir Satgas COVID-19, Wiku Adisasmito, mengungkapkan bahwa ada beberapa daerah memiliki data perkembangan Corona yang berbeda dengan pusat. Perbedaan data ini dikaitkan dengan penambahan kasus COVID-19.
"Berdasarkan hasil konsolidasi yang dilakukan pemerintah daerah dengan Kementerian Kesehatan ada beberapa provinsi yang memiliki perbedaan data dengan pusat," kata Wiku dalam konferensi pers yang ditayangkan di kanal YouTube BNPB, Kamis (3/12/2020).
"Seperti contoh Jawa Tengah, Jawa Barat, dan juga Papua," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wiku mengatakan ada kaitan antara perbedaan data dan penambahan kasus Corona. Dia menyebut perbedaan data ini terjadi karena sistem yang belum optimal.
"Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan pada hari ini terdapat penambahan kasus yang sangat signifikan, yaitu sebesar 8.369 kasus. Angka sangat tinggi ini salah satunya disebabkan karena sistem yang belum optimal untuk mengakomodasi pencatatan, pelaporan dan validasi data dari provinsi secara real time," tuturnya.
Dia mencontohkan masalah ini dengan apa yang terjadi di Papua. Dia menyebut penambahan kasus Corona di Papua merupakan akumulasi data sejak 19 November.
"Sebagai contoh, Papua pada hari ini melaporkan sejumlah 1.755 kasus. Yang mana merupakan akumulasi dari penambahan kasus positif sejak tanggal 19 November hingga hari ini," ungkapnya.
Wiku mengimbau kepada pemerintah daerah yang masih memiliki perbedaan data dengan pusat agar melakukan konsolidasi. Dia meminta ini dilakukan sesegera mungkin.
"Kepada pemerintah daerah yang masih memiliki perbedaan data kami imbau untuk melakukan konsolidasi data secara langsung dengan pemerintah pusat dan pemerintah daerah sesegera mungkin," jelasnya.