Organisasi United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) mendeklarasikan pembentukan pemerintahan sementara Papua Barat Merdeka dengan presiden Benny Wenda.
Pengumuman Benny Wenda sebagai presiden dilakukan di akun Twitter miliknya pada Selasa (1/12/2020) lalu.
Pengumuman sepihak ini dilakukan bersamaan dengan tanggal yang diklaim sebagai hari kemerdekaan Papua Barat oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Today, we announce the formation of our Provisional Government of #WestPapua. From today, December 1, 2020, we begin implementing our own constitution and reclaiming our sovereign land," tulis Benny Wenda dalam akun Twitternya.
Profil Benny Wenda:
- Masa Kecil Benny Wenda
Benny Wenda merupakan putra dari Suku Lani di Lembah Baliem, Papua. Tidak diketahui pasti tanggal berapa ia lahir.
Tetapi dalam situs pribadi miliknya bennywenda.org, ia menulis bahwa lahir di tahun 1970-an.
Masa kecilnya dihabiskan di alam pegunungan. Benny Wenda menyebut dirinya sering membantu sang ibun merawat kebun.
Hanya saja, ia mengaku masa kecilnya dipenuhi dengan kekerasan dari para tentara.
"Setiap hari perempuan Papua harus melapor ke pos militer untuk menyediakan makanan dari kebun mereka, dan membersihkan serta memasak untuk tentara. Kekerasan, rasisme, dan kepatuhan yang dipaksakan menjadi bagian dari rutinitas sehari-hari," tulis dia dalam laman pribadinya.
- Benny Wenda Mengaku Dapat Perlakuan Rasis
Walaupun tinggal di dalam hutan, Benny Wenda juga menempuh pendidikan.
Saat duduk di bangku SMA, hanya ia dan temannya yang merupakan orang Papua asli. Sedangkan lainnya, merupakan anak transmigran dari Jawa dan Sulawesi.
Saat di sekolah itu, Benny Wenda mengaku diludahi oleh teman sebangkunya karena berkulit hitam.
Peristiwa itu yang akhirnya membuat Benny Wenda mengambil peran dalam kepemimpinan di Papua.
Tonton video 'Siap-siap Benny Wenda! Pemerintah akan Melawan':
Benny Wenda Sempat Ditangkap & Diadili. Klik Selanjutnya>>>
- Benny Wenda Sempat Ditangkap dan Diadili
Saat Presiden Soeharto tumbang, Benny didaulat menjadi Sekretaris Jenderal Dewan Musyawarah Masyarakat Koteka (Demmak).
Dia acapkali terlibat dalam dialog antara pemerintah pusat dengan Presidium Dewan Papua (PDP).
Seperti diketahui, PDP menuntut kemerdekaan Papua dari Indonesia.
Benny Wenda kemudian ditangkap dan ditahan polisi pada 6 Juni 2002.
Dia ditangkap dengan tuduhan terlibat dalam penyerangan Markas Polsek Abepura pada 7 Desember 2000.
Peristiwa itu memakan korban jiwa termasuk polisi dan masyarakat sipil, bangunan rusak, serta pencurian senjata.
Dia juga sempat menghadapi beberapa kali persidangan dengan kawalan ketat pihak keamanan.
Namun, pada 27 Oktober 2002 Benny Wenda berhasil kabur dari tahanan dengan menjebol lubang ventilasi.
- Benny Wenda Kabur dan Jadi Warga Negara Inggris
Benny Wenda berhasil diselundupkan ke Papua Nugini dengan bantuan kawan-kawannya.
Berkat sokongan LSM Eropa, ia menuju Inggris dan mendapat suaka di tahun 2003. Saat ini berstatus sebagai warga negara Inggris.
Seperti yang dikutip dari BBC, pemerintah Indonesia kemudian memasukkan namanya ke dalam daftar pencarian Interpol pada 2011.
Benny Wenda dituduh melakukan sejumlah kejahatan seperti pembunuhan dalam peristiwa Abepura.
- Benny Wenda Bentuk Organisasi ULMWP
Setelah melalui jalan yang panjang, Benny Wenda bersama rekan-rekannya membentuk serikat Gerakan Pembebasan untuk Papua Barat (ULMWP) pada 8 Desember 2014.
Ia pun dipercaya sebagai juru bicara internasional.
Bahkan, ia melakukan tur untuk mencari negara yang mendukung Papua Barat merdeka.
Tur dilakukan mulai tahun 2015 dengan negara tujuan Afrika Selatan dan bertemu dengan Uskup Agung Emeritus Desmond Tutu dan Nelson Mandela.
- Benny Wenda Dapat Penghargaan dari Kota Oxford
Benny Wenda juga mendapatkan Freedom of Oxford atau penghargaan tertinggi di kota Oxford, Inggris.
Penghargaan ini juga pernah didapatkan oleh Mantan Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela dan Penasihat Negara Myanmar Aung San Suu Kyi.