Ketua Pengganti Mahkamah DPP PPP Ali Hardi Kiaidemak berharap Muktamar IX bisa menjadi momentum untuk menyadari niat awal berdirinya PPP yaitu untuk beribadah kepada Allah. Ia berharap ke depannya PPP bisa lebih mencerminkan nilai-nilai yang terkandung dalam AD/ART partai untuk mengamalkan pesan-pesan Alquran dan Hadis.
"Mari posisikan diri kita dalam berpartai untuk selalu niat beribadah kepada Allah. Niat tulus karena Allah, karena PPP berdiri dalam sebuah perwakilan islam yang waktu itu cuma tiga partai. Dan PPP adalah representasi dari perwakilan umat islam," kata Ali dalam keterangan tertulis Rabu (2/12/2020).
Ia mengatakan, PPP dapat mengembalikan kejayaan jika semua kader menjunjung niat beribadah dengan ikhlas dalam berpolitik. Adapun Muktamar IX yang akan berlangsung di Makassar disebut Ali mesti menjadi momentum terbentuknya persatuan kader PPP.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Urgensi Muktamar bagaimana melahirkan persatuan dan kesatuan kader PPP dari atas sampai bawah, melahirkan keputusan politik partai yang betul-betul bisa membawa kepentingan umat, misalnya merumuskan strategi partai untuk melakukan terobosan baru, melakukan kerja real partai untuk meyakinkan publik bahwa PPP adalah partai masa depan umat," paparnya.
Ia mengulas filosofi Ka'bah dalam lambang PPP yang mencerminkan persatuan umat islam. Berangkat dari filosofi tersebut, ia berharap para pimpinan di PPP dapat mencontohkan soliditas dan kebersamaan, untuk mengembalikan kejayaan partai.
"Jangan sampai terjadi perpecahan lagi diantara kader PPP, semuanya harus solid, yang berbeda harus kita satukan, siapapun yang jadi ketua umum yang dipilih di Muktamar mari kita dukung Bersama-sama. Mudah mudahan Allah menolong PPP bisa Berjaya Kembali," pesan Ali.
Sementara itu, Anggota Mahkamah PPP Ubaidillah Murad menguraikan terbentuknya PPP pada tahun 1973 itu merupakan hasil kesepakatan ulama. Terpilihnya lambang Ka'bah pun menurutnya bukan hal sembarangan, melainkan hasil istikhoroh para ulama.
"Waktu itu dari empat partai yakni Partai NU, Partai SI, Partai Perti dan Partai Parmusi, bersepakat membentuk satu partai politik yang disepakati umat islam, maka lahirlah PPP," jelas Ubaidillah.
"Buat saya PPP adalah persatuan, jadi jika dalam perjalannya terjadi perpecahan itu kesalahan sejarah atau mungkin dari system perkaderannya. PPP itu harus jadi partai yang mempersatukan umat islam. Itu spirit saya, apapun yang terjadi dengan PPP, saya tetap setia sampai akhir untuk terus berjuang bersama PPP," lanjutnya.
Muktamar IX PPP yang digelar di Kota Makassar pada 18-21 Desember 2020. Berdasarkan keterangan resmi dari partai, kegiatan tersebut akan menerapkan protokol kesehatan dengan ketat, melalui disiplin 3M yaitu memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak.
Selain itu, semua calon peserta Muktamar PPP harus melakukan tes PCR (polymerase chain reaction test). Diharapkan 3-5 hari sebelumnya mereka melakukan PCR dan membawanya ke Makassar.
(akn/ega)