Makassar -
Empat pasangan calon (paslon) akan memperebutkan kursi Wali Kota Makassar pada Pilwalkot 9 Desember mendatang. Keempat paslon ini dalam kurun waktu 6 bulan terakhir telah bertanding secara gagasan untuk merebut hati pemilih. Berikut perjalanan tiap paslon Pilwalkot Makassar.
Mohammad Ramdhan Danny Pomanto-Fatmawati Rusdi Masse
Pasangan dengan julukan ADAMA ini mendeklarasikan dirinya berlaga di Pilwalkot Makassar pada awal September lalu. Pasangan ini maju dengan dukungan dari Partai Gerindra, Partai Gelora, Partai Bulan Bintang, dan Partai NasDem. Danny adalah Wali Kota Makassar periode sebelumnya dan Fatmawati sempat menjadi wakil rakyat di DPR RI periode 2014-2019.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ijab kabul dengan Fatmawati, Danny mengatakan hendak menghadirkan keterwakilan perempuan di posisi elite Makassar. Fatmawati sendiri adalah istri pimpinan NasDem Sulsel Rusdi Masse, yang juga duduk di kursi DPR RI.
"Izinkan saya 'mappatabe' di hadapan seluruh rakyat Makassar. Kota Makassar dihuni masyarakat yang cerdas. Kita akan memenangkan pilkada. ADAMA untuk Makassar dua kali tambah lebih baik," kata Danny saat deklarasi pasangan ini.
Pasangan ini bertujuan untuk revolusi SDM, percepatan reformasi birokrasi, serta rekonstruksi ekonomi, sosial- budaya dan restorasi ruang kota. Keduanya juga berjanji akan fokus untuk memperkuat local influencer dan penanganan banjir.
Pada perjalanannya, pasangan ini mendapatkan batu sandungan saat dilaporkan ke Bawaslu dalam dugaan bagi-bagi sembako. Bawaslu sempat melimpahkan kasus ini ke Gakkumdu. Selain itu, salah satu posko pasangan in sempat diserang oleh orang tidak dikenal pada awal November lalu.
Tidak hanya itu, saling serang antara Danny dan Erwin Aksa tentang proyek mangkrak di Makassar membuat tensi politik di Makassar semakin hangat. Pihak Danny menyebut Erwin Aksa telah menyerang kehormatan Danny yang saat ini sedang berkontestasi di Pilwalkot Makassar.
Munafri Arifuddin-Rahman Bando
Pasangan dengan sebutan Appi-Rahman ini diusung oleh PPP, Demokrat, Perindo, dan PSI. Pasangan ini mendeklarasikan dirinya pada Agustus lalu. Tidak tanggung-tanggung, politikus nasional hingga Wakil Presiden 2014-2019 Jusuf Kalla (JK) ikut memberikan testimoni saat deklarasi berlangsung. Latar belakang keduanya adanya pengusaha dan birokrat.
"Program yang seolah-olah smart tapi tiba masa tiba akal. Seolah-olah sombere tapi tidak kena sasaran, seolah-olah tangkasa tetapi mangkrak di tengah jalan," kata Munafri saat deklarasi.
Keduanya menjanjikan perbaikan ekonomi Makassar di tengah pandemi COVID-19. Pada dua debat sebelumnya, pasangan ini selalu fokus pada perbaikan ekonomi dan program relaksasi pajak warga di tengah masa pandemi. Pasangan ini juga menunjuk Erwin Aksa sebagai ketua tim pemenangan mereka.
Erwin yang ditunjuk sebagai pimpinan tim ini langsung 'tancap gas' dengan menyerang program kerja Danny Pomanto saat masih menjabat Wali Kota Makassar. Erwin menuding soal banyaknya bangunan yang mangkrak dan tidak berjalan di era kepemimpinan Danny. Atas saling serang ini, Erwin dilaporkan Danny ke Bawaslu yang kemudian laporan itu tidak terbukti.
Salah satu paling menarik perhatian adalah ketika salah satu pendukung Appi-Rahman ditusuk saat sedang berada di sekitar lokasi debat I di Jakarta. Polres Jakarta Pusat, yang menangani kasus ini, menyebut penusukan pendukung Appi-Rahman terkait politik Pilwalkot Makassar.
Syamsu Rizal-Fadly Ananda
Syamsu Rizal adalah Wakil Wali Kota pada periode sebelumnya dan Fadli Ananda (Dilan) adalah seorang dokter dan memiliki usaha di bidang medis. Pasangan ini didukung oleh PDIP, Hanura, dan PKB, yang disebut sebagai 'Koalisi Pelangi'.
Daeng Ical sempat mendapatkan hambatan di awal saat sedang mengumpulkan kursi pendukung sebagai syarat maju sebagai calon wali kota. PKS, yang sempat berkomunikasi intens dengan dirinya, memutuskan memilih calon lain.
Salah satu program dari pasangan ini adalah menginginkan keterlibatan kaum milenial dalam membangun Kota Makassar, termasuk membangun Rumah Kreatif dan Creative Center. Pada dua debat sebelumnya, Daeng Ical--sapaan akrab Syamsul Rlzal--sempat saling sindir dengan Danny Pomanto dan Rahman Bando terkait isu pendidikan dan tata kota. Ketiganya diketahui pernah duduk di struktur Pemerintah Kota Makassar.
Yang terakhir, pasangan DILAN ini menggagas pembangunan jalur sepeda yang aman untuk goweser alias pesepeda. Hal itu merupakan bentuk kepedulian terhadap semakin tingginya minat warga untuk bersepeda, khususnya pada akhir pekan. Pembangun jalur sepeda ini sejalan dengan konsep penataan kawasan perkotaan, selain menata transportasi air.
"Konsep penataan kawasan perkotaan dari DILAN untuk sektor transportasi, salah satunya adalah tersedianya jalur sepeda yang aman. Makanya, kelak akan kita siapkan jalur sepeda yang aman dan nyaman bagi goweser," kata Fadly Ananda.
Irman Yasin Limpo-Zunnun Nurdin Halid
Irman Yasin Limpo (None) merupakan adik Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dan Zunnun adalah anak dari politikus senior Golkar, Nurdin Halid. Pasangan ini maju dengan dukungan dari Partai Golkar, PAN, PKS, dan Berkarya. Untuk partai terakhir, KPU Kota Makassar sempat menolak nama Partai Berkarya sebagai pendukung paslon ini.
KPU Kota Makassar saat itu beralasan ada perbedaan nama pada dokumen pencalonan (B1.KWK) dengan nama yang tertera dalam SK Kemenkum HAM yang diterima oleh KPU Kota Makassar. Meski begitu, pasangan ini tetap maju sebagai paslon dengan memilik total 15 kursi sebagai syarat dukungan.
Pada debat terakhir, None sempat menyindir Danny Pomanto yang dianggapnya tidak mengerti soal konsep GINI Ratio pada pertumbuhan ekonomi di Makassar. Nilai 0,4 persen GINI ratio, menurut None, mengindikasikan ekonomi masyarakat Kota Makassar hanya dimiliki oleh segelintir orang saja.
None dalam programnya menjanjikan fasilitas dan insentif bagi ketua RT untuk menunjang kinerjanya dengan besaran setara UMR atau sekitar Rp 3,1 juta dan biaya pembangunan mulai dari Rp 15 juta hingga Rp 150 juta.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini