Oknum relawan salah satu pasangan calon (Paslon) di Pilkada Bulukumba, Sulawesi Selatan (Sulsel), Firdaus (50), nyaris diamuk massa karena diduga hendak membagi-bagikan amplop kepada warga. Beruntung, polisi yang menerima laporan tersebut langsung mengamankan Firdaus.
"Saya ditelepon bahwa ada orang yang mau bagi-bagi (amplop), money politics, diamankan sama warga sehingga saya ke TKP. Saya ke TKP saya tinggal ngambil saja (mengamankan) kasih naik di mobil dan serahkan ke Gakkumdu," kata Kapolsek Kindang Iptu Muhammad Ali kepada detikcom, Selasa (1/12/2020).
Peristiwa dugaan politik uang yang dilakukan Firdaus terjadi di wilayah Kecamatan Kindang, Kabupaten Bulukumba, pada Senin (30/11) malam. Dari lokasi itu, polisi mengevakuasi Firdaus ke Sentra Penegakan Hukum Terpadu (Gakkumdu).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari lokasi kejadian, polisi juga menyita sejumlah barang bukti berupa amplop berisi uang Rp 100 ribu. Amplop itu diserahkan warga yang mengaku menerimanya dari Firdaus.
"Yang ada diserahkan ke saya itu sama warga ada 7 amplop masing-masing isinya Rp 100," tutur Iptu Muhammad.
Sementara itu, saat diperiksa polisi Firdaus membantah telah melakukan tindakan politik uang dengan memberikan amplop kepada warga.
"Cuma saya interogasi di mobil 'memang sama kamu didapat ini?' Saya bilang dari mana (amplop itu)? Dia bilang 'tidak ada pengetahuan saya Pak sama itu uang', bukan diambil sama saya dan saya tidak pernah membagikan ke orang," katanya.
"Jadi saya bilang biarlah Gakkumdu yang kembangkan siapa, itu uang datangnya dari mana," sambungnya.
Ternyata Firdaus punya versi cerita sendiri sesaat menjelang diamuk massa karena diduga melakukan politik uang, simak selengkapnya di halaman selanjutnya.
Sebelum diamankan warga dan nyaris diamuk massa karena diduga melakukan politik uang, Firdaus mengaku ditelepon oleh seorang rekannya untuk menghadiri rapat pemenangan Paslon yang iya dukung di Pilbup Bulukumba.
Namun, saat datang di lokasi rapat, dia langsung disergap oleh warga dengan tudingan telah melakukan politik uang.
"Firdaus ini mengaku cuma ditelepon seseorang bernama Syamsir bahwa ada rapat pertemuan di rumah salah satu warga. Itu dia tiba di sana, itu yang menelepon tidak ada di rumah situ. Dia baru duduk langsung tiba-tiba banyak orang datang. Jadi saya bilang, biarlah Panwas (yang menyelesaikan)," tuturnya.
Selain mengamankan amplop, sejumlah selebaran kampanye visi-misi dan sejumlah stiker turut diserahkan warga kepada polisi. Berbagai barang bukti itu kemudian diserahkan ke Gakkumdu untuk proses lebih lanjut.