Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan kasus aktif dan kesembuhan pasien COVID-19 di Indonesia memburuk. Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Nihayatul Wafiroh menilai memburuknya penyebaran virus Corona di RI bukan hanya karena DKI Jakarta.
"Kalau kerumunan itu hanya di beberapa titik, tapi ini (peningkatan) di seluruh Indonesia. Kalau menurut saya, itu juga pasti pengaruh, kerumunan itu berpengaruh. Tapi ini kan naiknya bukan di satu titik saja, bukan hanya di Jakarta, tapi di banyak tempat," ujar Nihayatul kepada wartawan, Senin (30/11/2020).
Nihayatul juga melihat penegakan protokol kesehatan pencegahan Corona juga belum dilakukan secara ketat. Dia memberi perhatian khusus terhadap kondisi tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Adaptasi kebiasaan baru ini belum dibarengi dengan strict (pengetatan) pada protokol kesehatan ya. Jadi memang kita tidak bisa lagi work from home, school from home, kita tidak bisa lagi seperti itu, karena ekonomi tetap harus bergerak. Dan satu sisi, kalau itu di buka, adaptasi kebiasaan baru belum strict dilakukan," kata Nihayatul.
"Jadi sekarang seluruh lini masyarakat, bukan saja pemerintah, harus aparat dan masyarakat pada umumnya harus mulai strict pada persoalan ini, protokol kesehatan," imbuhnya.
Untuk itu, Nihayatul berharap pemerintah, baik pusat dan daerah bisa lebih tegas terhadap penerapan protokol kesehatan. Sebab, dia mengaku melihat banyak warga di daerah tidak patuh memakai masker.
"Semakin ditegakkan protokol kesehatan di tempat umum. Jadi ini perlu kerja sama tidak hanya pemerintah pusat. Jadi pemkab, pemkot, sampai RT/RW harus bergerak itu. Sebab saya lihat di daerah jarang pakai masker," tuturnya.
Lantas bagaimana sorotan Jokowi terhadap memburuknya kasus Corona di Indonesia? Simak di halaman berikutnya>>>
Diberitakan sebelumnya, Presiden Jokowi memaparkan data terbaru terkait angka kasus Corona di RI. Dia menyebut kasus aktif Corona di RI meningkat menjadi 13,41 persen.
Awalnya Jokowi menyebut dua provinsi, yakni DKI Jakarta dan Jawa Tengah, yang mengalami kenaikan drastis kasus positif dalam 2-3 hari belakangan. Jokowi lantas mewanti-wanti kenapa dua daerah itu bisa sangat drastis kenaikan kasusnya.
"Agar dilihat betul-betul kenapa peningkatannya begitu sangat drastis, hati-hati," ujar Jokowi dalam Ratas Laporan Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, di YouTube Setpres, Senin (30/11).
Berdasarkan data terbaru per 29 November, Jokowi memaparkan kasus aktif meningkat menjadi 13,41 persen. Sedangkan minggu lalu angka kasus aktifnya berada di angka 14,78 persen.
"Meskipun ini lebih baik dari angka rata-rata dunia, tapi hati-hati ini lebih tinggi dari rata-rata minggu yang lalu. Minggu yang lalu masih 12,78, sekarang 13,41," kata Jokowi.
Begitu juga tingkat kesembuhan pasien Corona yang mengalami penurunan. Pada minggu lalu, angka kesembuhan mencapai 84,03 persen. Tapi data terbaru turun menjadi 83,44 persen.