Identitas mayat warga negara Indonesia (WNI) wanita yang ditemukan dalam koper di Mekah, Arab Saudi, makin terang. Berdasarkan dokumen keimigrasian, korban merupakan warga Tangerang, Banten.
"Paspornya Tangerang. Di paspor hanya ada keterangan kelahiran Tangerang, 1997 lahir," kata Dubes RI untuk Kerajaan Arab Saudi, Agus Maftuh Abegebriel, dalam keterangannya kepada detikcom, Senin (30/11/2020).
Maftuh sebelumnya menjelaskan korban berinisial A (23) tersebut bekerja sebagai tenaga kebersihan. Hal ini terungkap setelah dilakukan pemeriksaan sidik jari korban.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
A disebut sudah putus kontrak dengan perusahaan sponsornya. Mayat A ditemukan di Kawasan Mina, Mekah. Maftuh mengatakan A masuk ke Saudi pada Februari 2020.
"Almarhumah tercatat sudah putus kontrak dengan perusahaan yang juga merupakan kafilnya (sponsor). WNI tersebut ditemukan di Kawasan Mina, Mekah," sebut Agus Maftuh.
Berdasarkan visum aparat setempat, tak ditemukan tanda kekerasan pada tubuh korban A. Namun penyebab kematian masih belum diketahui.
Terkait kasus ini, aparat setempat telah mengamankan dua orang yang diduga sebagai pembawa koper berisi mayat WNI wanita berinisial A. Maftuh mengatakan keduanya berasal dari Banten.
Dua orang tersebut adalah perempuan berinisial HAB dan pria berinisial YM.
"Dua WNI yang ditangkap berasal dari Provinsi Banten, Lebak dan Serang. KJRI Jeddah sudah memberikan pendampingan terhadap dua WNI tersebut," kata Maftuh.
Mayat WNI berinisial A ditemukan warga setempat pada Jumat (27/11) malam. Awalnya warga melihat sebuah koper di jalan di Mekah. Namun saat dibuka ternyata berisi tubuh wanita yang sudah dalam keadaan meninggal dunia.
Lihat juga video 'Saksi Mata: Janda Tewas Dibungkus Dalam Karung':
Kronologi kasus diungkap KJRI, bisa dibaca di halaman selanjutnya.
KJRI Ungkap Kronologi Kasus
Konsul Jenderal RI (KJRI) di Jeddah, Eko Hartono, menjelaskan kasus ini bermula ketika seorang pekerja migran asal Indonesia berinisial AS 'kabur' dari pekerjaannya sebagai petugas pembersih di sebuah perusahaan Saudi di Mekah.
"Dia bekerja sejak Februari tahun ini," kata Eko kepada wartawan BBC News Indonesia, Jerome Wirawan.
Belum diketahui penyebab perempuan asal Tangerang, Banten, itu meninggalkan pekerjaannya tersebut. Merujuk keterangan yang didapat dari pihak berwenang Saudi, Eko mengatakan AS ditampung oleh seorang perempuan WNI berinisial H.
"Jadi si tersangka pelaku ini, atas nama H ini, dia menampung overstayer dan orang-orang kaburan, termasuk almarhumah. Setelah tiga bulan ditampung di situ, sakit, kemudian meninggal," papar Eko seraya menambahkan bahwa dirinya belum bisa memastikan penyakit yang diidap AS.
Setelah AS meninggal, menurut Eko, dari keterangan yang didapatkan aparat, H 'takut berurusan dengan polisi'.
"Karena kalau dia lapor, misalnya polisi datang, itu juga nanti kan akan berurusan (dengan aparat). Dia akan ditanya: 'Kenapa sakitnya?' Dia akan kena juga karena menampung orang-orang kaburan dan overstayer," kata Eko.
Disebutkan Eko, H kemudian bekerja sama dengan seorang pria WNI untuk memasukkan jenazah AS ke dalam koper dan membuangnya di pinggir jalan.
"Harapannya akan ditemukan orang dan dibantu penguburannya. Itu pengakuan dari pelaku," papar Eko.