Debat kedua Pilwalkot Makassar beberapa kali diwarnai aksi saling sindir di antara pasangan calon. Cawalkot Ramdhan (Danny) Pomanto menyinggung lawannya Munafri Arifuddin (Appi) terkait pembangunan perumahan yang membuat banjir, Danny pun diingatkan moderator debat.
Momen Danny menyerang Appi itu terjadi di debat kedua Pilwalkot Makassar yang berlangsung di Jakarta, Selasa (24/11/2020). Kemudian, pada sesi Danny menyindir Appi saat menanggapi paparan cawalkot nomor urut 3, Syamsu Rizal (Deng Ical).
Danny menilai pertanyaan panelis kepada Deng Ical terkait mengendalikan pelanggaran tata ruang tidak dijawab tuntas oleh Deng Ical. Di tengah pemaparan, Danny menyindir perumahan yang disebutnya milik grup Appi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Deng Ical, yang ditanya itu bagaimana pelanggaran, tapi tadi yang dijawab lain. Artinya bagaimana pelanggaran-pelanggaran ini harus ditangani, bagaimana kebijakan seorang wali kota terhadap pelanggaran-pelanggaran ini," kata Danny mengawali paparannya.
"Contoh, ada banjir yang ada di sekitar (Kecamatan) Manggala, ternyata setelah saya selidiki (waktu wali kota Makassar) ternyata ada perumahan di situ, saya kira juga grupnya Pak Appi juga, yang menghambat sungai di situ. Nah, maksud pertanyaan seperti itu, bagaimana peta air, ngomong peta air, tadi tidak ada ngomong peta air. Bagaimana air harus punya jaringan yang baik. Nah, bagaimana Anda sebagai wali kota, tindakan Anda seperti apa," lanjut Danny.
Begitu waktu menjawab Danny habis, moderator debat langsung mengingatkan Danny. "Paslon 1 kami ingatkan kembali, kepada para pasangan calon untuk tidak menyerang secara pribadi," ujar moderator yang memimpin jalannya debat.
Untuk diketahui, pada sesi ini cawalkot Deng Ical diminta menjawab pertanyaan panelis yang berbunyi: tata ruang dan tata uang, penataan ruang bertujuan mengalokasikan letak dan posisi kegiatan berdasarkan kesesuaian lahan yang terbatas, kompetisi dalam memperoleh lahan menjadikan tata ruang sering transaksional karena melanggar RTRW, tata ruang menjadi tata uang bagaimana upaya Anda sebagai wali kota untuk mengendalikan pelanggaran tata ruang?
Menjawab pertanyaan tersebut, Deng Ical memaparkan program 100 hari jika dia memenangi Pilwalkot Makassar 2020. Di 100 hari itu, Deng Ical berjanji akan membuat peta air di Makassar yang saat ini belum ada.
"Karena di Kota Makassar masalah paling utamanya itu adalah kita tidak menemukan elevasi yang detail di Makassar, topografinya kita ada konturnya itu juga belum lengkap. Maka kita dalam 100 hari memastikan semuanya betul-betul detail, karena rencana detail tata ruang tidak sampai hari ini, maka rencana kita mendetailkan itu sehingga dari situ kita buat kebijakan yang betul-betul kita implementasikan dengan law enforcement," kata Deng Ical.