Kerumunan acara Habib Rizieq disorot lantaran melanggar protokol kesehatan Corona. Kerumunan besar juga pernah terjadi di Bangladesh ketika lebih dari 100 ribu orang menghadiri pemakaman seorang ulama terkemuka di distrik Brahmanbaria.
Seperti dilansir CNN dan Associated Press, Senin (20/4/2020), jumlah orang yang menghadiri acara pemakaman ulama yang juga pemimpin senior sebuah partai Islamis setempat itu telah dikonfirmasi oleh asisten spesial Perdana Menteri Bangladesh, Shah Ali Farhad, dan juru bicara Kepolisian Brahmanbaria, Imtiaz Ahmed. Padahal, aturan lockdown masih berlaku di negara itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Acara pemakaman ulama bernama Maulana Zubayer Ahmad Ansar yang digelar pada Sabtu (18/4) waktu setempat ini membuat banyak orang melanggar aturan lockdown yang melarang perkumpulan lebih dari lima orang saat menghadiri ibadah atau acara doa dalam sekali waktu.
Hal ini memicu kekhawatiran penularan massal virus Corona.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Islamis setempat, Mohammad Mamunul Haque, menyebut bahwa puluhan ribu orang yang menghadiri pemakaman itu membanjiri jalanan distrik Brahmanbaria. Mereka berjalan kaki dan berdesakan demi menghadiri pemakaman itu.
Orang-orang berkumpul di depan Madrasah Jamia Rahmania, yang menjadi lokasi pemakaman. Mufti Mubarro Ullah selaku kepala madrasah itu menyatakan awalnya pemakaman akan digelar secara sederhana demi mematuhi lockdown. Namun, pengaturan kecil itu gagal diterapkan.
"Kami ingin membuat pengaturan kecil untuk pemakaman, dengan mematuhi panduan pemerintah dalam menjaga keselamatan dan kesehatan. Tapi orang-orang berkumpul untuk memberi penghormatan tanpa sepengetahuan kami. Kami tidak tahu bagaimana itu terjadi," ucapnya.
Secara terpisah, juru bicara Kepolisian Sentral Bangladesh, Sohel Rana, mengatakan pihak kepolisian tidak mampu mengendalikan kerumunan orang yang menghadiri pemakaman itu. Para personel yang bertugas mengawal massa itu akhirnya ditarik dari acara tersebut.
Lihat juga video saat 'Puluhan Ribu Orang Hadiri Pemakaman Ulama di Bangladesh':
Apa yang dilakukan otoritas Bangladesh? Silakan klik halaman selanjutnya.
Rana menambahkan bahwa sebuah komisi telah dibentuk untuk menyelidiki mengapa kerumunan orang sebanyak itu dibiarkan berkumpul pada satu waktu.
Ketika kerumunan itu terjadi, otoritas Bangladesh sudah mengonfirmasi 2.456 kasus virus Corona, dengan 91 kematian. Namun para pejabat setempat menyebut total kasus yang sebenarnya jauh lebih banyak karena kurangnya alat tes virus Corona di negara itu.
Seperti diketahui, di Jakarta, acara pernikahan putri Habib Rizieq, Syarifah Najwa Syihab, yang digelar pada Sabtu (14/11) di Jl Petamburan III, juga mendapat sorotan karena menciptakan kerumunan. Padahal sampai saat ini pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi masih berlaku di DKI Jakarta. Warga yang menggelar resepsi pernikahan di gedung harus menerapkan kapasitas maksimal 25 persen. Selain itu, akad nikah hanya boleh dihadiri 30 orang.
FPI mengklaim acara pernikahan itu hanya mengundang 30 orang. Pernyataan ini bertolak belakang dengan pernyataan Habib Rizieq dan situasi saat pelaksanaan acara.
Sementara itu, Habib Rizieq sendiri kini belum terlihat muncul usai kerumunan acaranya di sejumlah wilayah jadi sorotan hingga menimbulkan kluster COVID-19 baru. Di tengah tidak munculnya pimpinan FPI tersebut, beredar pula isu Habib Rizieq beserta menantu dan putrinya positif COVID-19 dan sedang dirawat di wilayah Bogor. Namun FPI menegaskan kabar itu tidak benar.
"Tidak benar kalau beliau sakit, apalagi COVID-19, itu bohong dan berita sesat," kata Wakil Sekretaris Umum Aziz Yanuar kepada wartawan, Jumat (20/11/2020) pukul 13.00 WIB.