Ketua MPR Dukung Pelibatan TNI-Polri di Vaksinasi Massal COVID-19

Ketua MPR Dukung Pelibatan TNI-Polri di Vaksinasi Massal COVID-19

Nurcholis Maarif - detikNews
Jumat, 20 Nov 2020 10:21 WIB
MPR RI
Foto: dok. MPR RI
Jakarta -

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) mendukung pelibatan aktif TNI-Polri dalam pelaksanaan vaksinasi massal COVID-19. Menurutnya, di berbagai negara seperti Amerika Serikat, militer juga dikerahkan dalam proses vaksinasi. Mengingat pelaksanaannya melibatkan orang banyak, serentak, dan berkelanjutan.

"Kementerian Kesehatan menargetkan gelombang pertama vaksinasi pada November-Desember 2020 ini akan diberikan kepada sekitar 9,1 juta warga. Antara lain untuk 3,5 juta jiwa garda terdepan (petugas medis, paramedis contact tracing, TNI/Polri, dan aparat hukum) dan 5,6 juta jiwa tokoh agama/masyarakat, perangkat daerah (kecamatan, desa, RT/RW)," ujar Bamsoet dalam keterangannya, Jumat (20/11/2020).

"Besarnya jumlah warga yang harus mendapatkan vaksin, tak mungkin bisa dikerjakan hanya oleh tenaga medis saja, melainkan butuh dukungan TNI-Polri," imbuh dia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal itu diucapkan Bamsoet usai bertemu Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa, di Ruang Kerja KSAD, Jakarta, Kamis (19/11). Bamsoet didampingi Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni dan Ketua Umum Gerak BS Aroem Alzier.

Ketua DPR RI ke-20 ini menjelaskan pelibatan TNI-Polri juga diperlukan untuk menjamin keamanan dan ketertiban selama vaksinasi. Sebab jumlah vaksin terbatas, sedangkan keinginan masyarakat mendapatkan vaksin sangat besar. Sehingga tak menutup kemungkinan ada provokator yang menyulut kerusuhan agar vaksinasi tidak berjalan lancar.

ADVERTISEMENT

"Kita percaya rakyat Indonesia bisa tertib. Namun tak ada salahnya kita juga mempersiapkan hal terburuk, sebagai bentuk antisipasi. Jika ada pihak-pihak yang mengganggu jalannya proses vaksinasi, bisa langsung berhadapan dengan TNI-Polri," jelas Bamsoet.

Calon Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) 2020-2024 dan Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini menerangkan masyarakat tidak perlu khawatir terhadap kualitas vaksin COVID-19. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sudah dilibatkan untuk mengecek berbagai vaksin COVID-19 yang didatangkan dari China (Sinovac), Uni Emirat Arab (Sinopharm) maupun Korea Selatan (GX19). Begitupun dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang dilibatkan untuk memastikan kehalalan vaksin tersebut.

"Bagi masyarakat yang belum mendapatkan vaksin COVID-19 pada gelombang pertama, tidak perlu khawatir. Karena proses vaksinasi akan terus berlanjut pada tahun 2021," ujarnya.

"Dari sekitar 260 juta penduduk Indonesia, ditargetkan vaksinasi bisa menyasar 160 juta penduduk. Sambil menunggu mendapatkan vaksin, tetap tak boleh gegabah. Harus mengedepankan protokol kesehatan demi memutus mata rantai penularan virus COVID-19," ujar Bamsoet.

Mantan Ketua Komisi III DPR RI ini juga menegaskan dukungannya atas pengembangan obat COVID-19 yang dilakukan Unair, TNI AD, dan BIN yang menggunakan tiga kombinasi obat, yakni Lopinavir/Ritonavir dan Azithromycin. Selain itu, ada Lopinavir/Ritonavir dan Doxycycline serta Hydrochloroquine dan Azithromyci.

Obat tersebut diujikan kepada 1.308 pasien di Secapa AD, Jawa Barat. BIN menyebut sebanyak 85 persen pasien positif COVID-19 telah sembuh.

(prf/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads