Unggah Ceramah HRS soal 'Kepala', Jimly Minta Setop Saling Benci-Persaingan

Unggah Ceramah HRS soal 'Kepala', Jimly Minta Setop Saling Benci-Persaingan

Tim detikcom - detikNews
Rabu, 18 Nov 2020 14:11 WIB
Jimly Asshiddiqie (Eva Safitri/detikcom)
Jimly Asshiddiqie (Eva Safitri/detikcom)
Jakarta -

Anggota DPD RI Jimly Asshiddiqie menyoroti bagi-bagi tugas dalam kehidupan saat ini, termasuk untuk ulama. Jimly meminta agar kebencian dan persaingan disetop dulu. Dia juga menyinggung isi ceramah Habib Rizieq Syihab yang cukup keras.

Jimly membuat serangkaian cuitan di akun Twitter resminya seperti dilihat Rabu (18/11/2020). Jimly telah mempersilakan cuitannya ini diberitakan.

"Dunia modern sangat kompleks, antar fungsi dalam kehidupan perlu spesialisasi & bagi tugas. Ulama juga mesti ada spesialisasi & bagi tugas. Urusan politik kenegaraan bisa diserahkan ke parpol/orpol, sedangkan kualitas akhlaq bidang lain jadi fokus dakwah ulama. Ini bukan sekularisme, tapi manajemen dakwah," cuit Jimly. Cuitan Jimly telah disesuaikan dengan ejaan saat ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jimly berbicara soal tugas-tugas kepemimpinan dalam kehidupan bersama. Ada empat tugas yang disebutkan Jimly.

"Benar. Tugas kepemimpinan dalam kehidupan bersama ialah (1) mengadilkan (2) merukunkan (3) memakmurkan (4) & mengawal kebebasan agar teratur untuk mendorong kreativitas & inovasi ke arah pencerahan & kemajuan peradaban. Jika tidak, maka tidak diperlukan pemimpin sama sekali," sebut Jimly.

ADVERTISEMENT

Jimly bicara soal pihak-pihak yang marah terhadap gerakan perlawanan karena diksi yang dipakai kasar dan seolah nihil aturan. Risikonya, muncul rasa ketidakadilan bagi mereka yang melontarkan ujaran kasar itu. Karena itu, Jimly meminta kebencian dan persaingan disetop dan ditunda dulu.

"Tapi banyak yang marah kepada gerakan perlawanan kepada negara yang diumbar dengan kata-kata keras & kasar seolah tidak peduli aturan bernegara, maka muncul praktik kekerasan hukum atas nama ketegasan? Risikonya pasti dirasakan tidak adil. Bahkan aparat dapat saja dinilai jadi alat politik. Maka setop dulu saling benci & tunda dulu persaingan," kata Jimly.

Di akhir cuitannya, Jimly mengunggah ceramah Habib Rizieq. Menurut Jimly, ceramah ini tergolong bersifat menantang dan penuh kebencian.

"Ini contoh ceramah yang bersifat menantang & berisi penuh kebencian & permusuhan yang bagi aparat pasti harus ditindak. Jika dibiarkan, provokasinya bisa meluas & melebar. Hentikan ceramah seperti ini, apalagi atas namakan dakwah yang mesti dengan hikmah & mau'zhoh hasanah," sebut Jimly.

Berikut ini isi ceramah Habib Rizieq yang diunggah Jimly:

Kepada pemerintah, khususnya kepolisian, kita kasih tahu, kalau tidak mau terjadi peristiwa seperti di Prancis penghina Nabi dipenggal, Saudara, tolong, kalau ada laporan penista-penista agama proses, dong. Betul?

Yang menghina Nabi, menghina Islam, menghina ulama proses! Betul? Kalau tidak diproses, jangan salahkan umat Islam kalau besok kepala dia ditemukan di jalanan. Takbir! Takbir! Siap bela Nabi? Siap bela Nabi? Siap mati untuk Rasulullah? Takbir! Takbir!

Halaman 2 dari 2
(gbr/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads