Wali Kota Bogor Bima Arya mengunjungi markas komunitas Sekolah Bersama Yuk (Sebersy) di Kampung Ceger RT 05/RW 11, Tegalgundil, Bogor Utara. Sekolah ini didirikan oleh pemuda bernama Bima Prasetyo Adi (29).
Sebersy merupakan komunitas untuk pendidikan anak dari keluarga prasejahtera. Bima Prasetyo dan para relawan lainnya sudah mengabdikan diri selama 10 tahun terakhir.
Terbentuknya Sebersy berawal dari tergeraknya Bima Prasetyo ketika melihat anak-anak usia sekolah yang sedang mengumpulkan botol bekas air mineral kemasan di sepanjang jalan kawasan Bangbarung. Ia pun menghampiri dan bertanya alasan mereka sampai harus bekerja seperti itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ternyata anak-anak itu memulung alasannya untuk membeli peralatan dan seragam sekolah. Di sini saya tergerak untuk melakukan sesuatu agar anak-anak ini tidak lagi hidup di jalanan dan terbentuklah kelompok belajar ini dibantu teman-teman juga," ungkap Bima Prasetyo dalam keterangan tertulis, Senin (16/11/2020).
Selama 10 tahun, ia dan tenaga relawan lainnya konsisten meningkatkan pendidikan anak-anak di Kampung Ceger. Hingga pada akhirnya minat sekolah anak-anak di kampung tersebut tumbuh.
"Jadi tidak seperti tahun-tahun sebelumnya mungkin anak-anak SD berhenti sekolah, bekerja atau pun nikah dini. Kami memotivasi mereka untuk mau terus sekolah. Dan akhirnya di sini Sebersy bisa membuat anak itu ada yang sampai masuk kuliah," katanya.
Sosok inspiratif Bima Prasetyo terdengar sampai ke telinga Wali Kota Bogor Bima Arya. Orang nomor 1 di Kota Bogor itu mengunjungi markas Sebersy. Ia bertemu dengan Bima Prasetyo.
Bima Arya diajak melihat langsung proses belajar mengajar di lahan berukuran sekitar 5 x 4 meter yang diberi nama Balenesia. Sebagai bentuk apresiasi, Bima Arya melalui Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Bogor menyerahkan perangkat koneksi internet nirkabel (WiFi) dan sejumlah buku.
Selain WiFi, Bima Arya juga tertarik untuk mengembangkan program pengolahan sampah di Sebersy yang mereka beri nama 'asuransi sampah'. Pada program ini orang tua murid menyetor sampah yang kemudian ditukar menjadi poin. Jika poinnya sudah terkumpul dalam batas tertentu, bisa ditukarkan dengan perlengkapan sekolah."Saya salut sama konsistensinya. Karena 10 tahun itu waktu yang tidak sebentar. 10 tahun masih bisa terus jalan, bahkan kemudian terus berkembang. Ini artinya konsistensinya terus dijaga. Tidak mudah. Pemerintah Kota Bogor mendukung, menyiapkan apa yang dibutuhkan. Mudah-mudahan bisa menginspirasi bagi anak muda yang lain. Ini adalah contoh yang tidak berdiam diri tapi menjadi bagian dari solusi. Insyaallah akan jadi contoh yang baik," ujar Bima Arya.
"Berikutnya kita kerja sama untuk pengolahan sampahnya. Nanti Pak Camat akan koordinasikan dengan DLH karena program yang sangat bagus. Terus nanti ada dari Dinas Pendidikan akan ada bantuan untuk anak-anak, seperti seragam, alat tulis atau apapun itu. Tadi juga saya dengar mereka butuh proyektor dan lain-lain. Terakhir kita lihat, apakah diperlukan tempat-tempat lain yang lebih representatif misalnya," pungkas Bima Arya.
(prf/ega)