Autopsi Jenazah Pendeta Yeremia Terkendala, Polri: Keluarga Menolak

Autopsi Jenazah Pendeta Yeremia Terkendala, Polri: Keluarga Menolak

Kadek Melda L - detikNews
Rabu, 11 Nov 2020 18:54 WIB
Polda Metro Jaya menggelar rilis operasi tangkap tangan (OTT) terhadap oknum yang diduga melakukan praktik pungli pada gerai SIM dan layanan SIM keliling di beberapa lokasi di Jakarta. Rilis berlangsung di Mapolda Metro Jaya, Kamis (13/10/2016).
Brigjen Awi Setiyono (Rachman Haryanto/detikcom)
Jakarta -

Pelaksanaan autopsi jenazah Pendeta Yeremia Zanambani, yang tewas ditembak di Intan Jaya, Papua, menemui kendala. Pihak keluarga disebut menolak jenazah Pendeta Yeremia diautopsi.

"Penyidik saat ini sedang bernegosiasi dengan pihak keluarga, karena ternyata info yang terakhir kami dapatkan pihak keluarga menolak dilaksanakan autopsi," kata Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Awi Setiyono di Mabes Polri kepada wartawan, Rabu (11/11/2020).

Awi menuturkan tim kedokteran forensik Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Makassar ingin jenazah Pendeta Yeremia untuk diautopsi di Mimika. Alasannya, kondisi di tempat kejadian perkara (TKP) saat ini belum kondusif.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena memang pihak kedokteran forensik Rumah Sakit Bhayangkara Makassar mengharapkan untuk autopsinya di Mimika, harus diterbangkan ke Mimika dulu. Karena memang kalau dikerjakan di TKP memang situasi di sana tidak kondusif seperti kami sampaikan pada rekan-rekan, maka tim gabungan pencari fakta pun ditembak kan. Ini yang menjadi pertimbangan," papar Awi.

Awi menyampaikan pihak keluarga bersama tim kuasa hukum juga telah membuat pernyataan. Salah satu poin itu berisi penolakan untuk mengautopsi jenazah Pendeta Yeremia.

ADVERTISEMENT

"Namun, kemarin pihak keluarga dan pengacaranya sudah membuat rilis bahwasannya salah satu poinnya, yaitu tidak mau diautopsi. Nah ini yang menjadi permasalahan di dalam proses penyelidikan. Bagaimana kita menentukan kematiannya kalau tidak ada autopsi," ujarnya.

Salah satu cara agar bisa mengetahui penyebab kematian Pendeta Yeremia, yakni dengan autopsi. Untuk itu, Awi menyebut Wakapolda Papua Brigjen Matius D Fakhiri akan bertandang ke Mimika.

"Sebab, kematiannya kita bisa temukan dari autopsi. Sampai sekarang kita belum tahu itu, kalau bicara terkait penembakan, kemudian yang bersangkutan meninggal kita kan harus buktikan, dan ahli harus berbicara itu yang bersangkutan meninggal karena apa, karena tertembak itu, karena apa, karena apa, ya, perlu disampaikan," sebut Awi.

"Itu yang sekarang sedang diselesaikan, karena memang Polda Papua juga terus tidak berhenti sampai sini, masih berusaha. Rencana besok Wakapolda Papua juga akan ke Mimika untuk berbicara langsung dengan Bupati Intan Jaya," imbuhnya.

Dalam kasus ini, sebelumnya Polri telah berkoordinasi dengan RS Bhayangkara Makassar untuk mengautopsi jenazah pendeta Yeremia. Polri juga telah melakukan uji balistik untuk mengungkap kasus tersebut.

"Iya sudah (mengambil proyektil). Iya itu masih proses (uji balistik), karena memang proyektilnya itu, kami sudah olah TKP ya, sampai di TKP. Ini (gambar) proyektilnya. Iya (satu proyektil yang ditemukan di TKP)," kata Brigjen Awi Setiyono di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (3/11).

Seperti diketahui, Pendeta Yeremia disebut tewas karena ditembak oknum TNI. Kabar itu, disebut TNI, adalah upaya kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB) untuk mencari perhatian menjelang sidang utama PBB.

"Seperti yang telah saya sampaikan kemarin, mereka sedang mencari momen menarik perhatian di Sidang Umum PBB akhir bulan ini. Dan inilah yang saya khawatirkan bahwa rangkaian kejadian beberapa hari ini adalah setting-an mereka yang kemudian diputarbalikkan bahwa TNI menembak pendeta. Harapan mereka, kejadian ini jadi bahan di Sidang Umum PBB. Saya tegaskan bahwa ini semua fitnah keji dari KKSB," kata Suriastawa dalam keterangan tertulis, Minggu (20/9).

Halaman 2 dari 2
(zak/zak)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads