Polri Lakukan Uji Balistik untuk Ungkap Kasus Kematian Pendeta Yeremia

Polri Lakukan Uji Balistik untuk Ungkap Kasus Kematian Pendeta Yeremia

Kadek Melda Luxiana - detikNews
Selasa, 03 Nov 2020 22:22 WIB
Gedung Mabes Polri
Gedung Mabes Polri (Ari Saputra/detikcom)
Jakarta -

Polri mengatakan pihaknya tengah melakukan uji balistik terhadap satu proyektil yang ditemukan di tempat kejadian penembakan Pendeta Yeremia Zanambani di distrik Hitadipa, Intan Jaya, Papua. Seperti diketahui, penyebab tewasnya Pendeta Yeremia menjadi polemik.

"Iya sudah (mengambil proyektil). Iya itu masih proses (uji balistik), karena memang proyektilnya itu, kami sudah olah TKP ya, sampai di TKP. Ini (gambar) proyektilnya. Iya (satu proyektil yang ditemukan di TKP)," kata Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Awi Setiyono di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (3/11/2020).

Awi menuturkan Pendeta Yeremia ditemukan dalam keadaan tergeletak bersimbah darah saat kejadian. Pendeta Yeremia tergeletak di kandang babi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Terus untuk olah TKP-nya, untuk rumah ini, gubuk ini sebagai kandang babi. Di situ ada dapur, termasuk sekat-sekatnya untuk kandang. Terus ini (foto) untuk TKP yang bersangkutan, almarhum tergeletak bersimbah darah," tuturnya.

Awi mengatakan polisi kemudian melakukan analisis dari hasil temuan di lokasi kejadian. Awi menuturkan pihaknya tidak dapat langsung menyimpulkan penyebab meninggalnya Pendeta Yeremia.

ADVERTISEMENT

"Kemudian ini (foto) untuk olah TKP-nya. Jadi berapa ini bekas-bekas tembakannya ada semua di sini. Seperti temuan-temuan begini kan polisi mengukur, ini dari arah mana tembakannya, semua akan dianalisa. Kalau kita sudah mengatakan ini bukan meninggalnya yang bersangkutan bukan karena tembakan, karena penganiayaan, itu sangat prematur," ungkap Awi.

Awi menyampaikan tim penyidik masih mendalami semua kemungkinan. Awi menyebut fakta penyebab penembakan Pendeta Yeremia dapat diketahui bila jenazah sudah diautopsi.

"Kita masih mendalami ini semua, wong mayatnya belum kami tahu. Tentunya nanti kalau tim datang ke sana dengan dokter forensik, kemudian akan dibongkar, kemudian akan dilakukan autopsi dan nanti dari situ kita akan tahu akibat kematiannya almarhum itu gara-gara apa, tentunya dari situ nanti akan kita masukan dalam berkas perkara," terang dia.

Lebih lanjut, Awi mengatakan ada belasan bekas tembakan yang ditemukan di sekitar lokasi penembakan. Namun hanya satu proyektil yang ditemukan di lokasi.

"Kalau dari olah TKP sih ini dari penomorannya sekitar 13 ya bekasnya. Lubang-lubang tembakan itu ada 13. Termasuk yang di tubuh yang bersangkutan," imbuhnya.

Sebelumnya, dua orang anggota TNI, satu warga sipil, dan Pendeta Yeremia Zanambani tewas setelah ditembak oleh anggota KKB di Hitadipa, Intan Jaya, Papua. TNI menyebut tindakan KKSB itu untuk mencari perhatian menjelang sidang utama PBB.

Kapen Kogabwilhan III Kol Czi IGN Suriastawa mengatakan para anggota KKSB itu telah menyebar fitnah bahwa TNI telah melakukan penembakan terhadap Pendeta Yeremia. Padahal faktanya, kata Suriastawa, penembakan itu dilakukan oleh KKSB.

"Seperti yang telah saya sampaikan kemarin, mereka sedang mencari momen menarik perhatian di Sidang Umum PBB akhir bulan ini. Dan inilah yang saya khawatirkan bahwa rangkaian kejadian beberapa hari ini adalah setting-an mereka yang kemudian diputarbalikkan bahwa TNI menembak pendeta. Harapan mereka, kejadian ini jadi bahan di Sidang Umum PBB. Saya tegaskan bahwa ini semua fitnah keji dari KKSB," kata Suriastawa dalam keterangan tertulis, Minggu (20/9).

Halaman 2 dari 2
(aud/aud)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads