Habib Rizieq Syihab (HRS) mengaku punya dokumen perjanjiannya dengan Badan Intelijen Negara (BIN) sehingga dirinya bisa kembali ke Indonesia. Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PDIP Charles Honoris tidak yakin ada perjanjian seperti yang dikatakan Habib Rizieq.
"Saya jujur saja tidak yakin ada kesepakatan atau perjanjian apa pun yang dibuat antara negara dengan Habib Rizieq. Karena BIN adalah kepanjangan dari negara, BIN adalah alat negara. Jadi saya tidak yakin dengan apa yang disampaikan," kata Charles di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (11/11/2020).
Charles pun mempertanyakan kesepakatan apa yang dimaksud oleh Habib Rizieq. Sebab, jika Habib Rizieq masih memiliki persoalan hukum, kasus itu akan ditangani oleh pihak kepolisian atau kejaksaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kesepakatan seperti apa? Karena BIN bukan penegak hukum. Penegak hukum adalah kepolisian, kejaksaan. Kalaupun, misalkan, yang bersangkutan memiliki kasus hukum, ya, kasus hukumnya yang menangani adalah kepolisian dan kejaksaan. Jadi bukan BIN juga untuk membuat kesepakatan apa pun dengan Habib Rizieq," ucapnya.
Charles menjelaskan tugas BIN terkait dengan pertahanan keamanan negara. BIN, dikatakannya, tidak memiliki tugas dan fungsi untuk melakukan pengejaran terhadap warga negara Indonesia (WNI) di luar negeri.
"Sekali lagi saya tidak yakin dengan apa yang disampaikan. Tugas dari Badan Intelijen Negara kan salah satunya adalah bagaimana memastikan pertahanan dan keamanan, keamanan negara ya," ucapnya
"Dan untuk mengejar-ngejar warga Indonesia di luar negeri bukan menjadi tupoksi BIN, sehingga saya yakin BIN tidak melakukan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan itu," sambung Charles.
Diketahui, Habib Rizieq Syihab (HRS) menceritakan detik-detik dirinya diperiksa oleh badan intelijen Arab Saudi. Rizieq mengaku sempat menunjukkan dokumen perjanjiannya dengan Badan Intelijen Negara (BIN) kepada pihak Saudi.
Rizieq awalnya menceritakan laporan yang diterima badan intelijen Saudi. Berdasarkan laporan yang diterima badan intelijen Saudi, Rizieq sedang dikejar-kejar oleh BIN.
Kepada badan intelijen Saudi, Rizieq mengaku bisa membuktikan bahwa dia tidak sedang dalam pengejaran BIN. Baru kemudian Rizieq menunjukkan dokumen perjanjiannya dengan BIN.
"'(Otoritas Saudi) apa buktinya?' Saya punya dokumen perjanjian antara saya dengan Badan Intelijen negara Indonesia, saya terjemahkan lagi dalam bahasa Arab," kata Rizieq di kanal YouTube Front TV, Selasa (10/11/2020).
Menurut Rizieq, badan intelijen Saudi kaget saat dia menunjukkan dokumen perjanjian dimaksud. Singkat cerita, kata dia, badan intelijen Saudi meminta maaf.
"Resmi di situ, dan dokumen ini kan belum saya buka ke masyarakat. Saya pikir nggak ada perlunya saya buka, kecuali darurat, saya tunjukkan, mereka kaget. 'Anda punya perjanjian begini bagus dengan negara, Anda tidak punya masalah kok dilaporkan macam-macam'. Nah, ini yang jadi persoalan," tutur Rizieq.
"Singkat cerita, karena terlalu panjang, akhirnya pemerintah Saudi ini, otoritas yang berwenang di bidang ini, mereka justru akhirnya minta maaf," imbuhnya.