Megawati Sebut DKI Amburadul, Gerindra: Dalam Konteks Apa?

Megawati Sebut DKI Amburadul, Gerindra: Dalam Konteks Apa?

Rahel Narda Chaterine - detikNews
Selasa, 10 Nov 2020 17:56 WIB
Habiburokhman (Dok. Habiburokhman)
Habiburokhman (Foto: dok. Habiburokhman)
Jakarta -

Ketum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri menyebut DKI Jakarta sebagai kota amburadul saat ini. Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman menilai pernyataan itu merupakan bentuk kritik.

"Mungkin Ibu Megawati ingin menyampaikan kritik, yang namanya kritikan tentu harus kita dengar," kata Habiburokhman kepada wartawan, Selasa (10/11/2020).

Menurut Habiburokhman, kritik Megawati terhadap Jakarta merupakan kritik umum semata. Ia tidak mau berasumsi lebih jauh terhadap kritik tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Nggaklah, saya nggak berpikir sejauh itu. Kritikan umum saja," ucapnya

Anggota DPR RI dari Dapil DKI Jakarta I ini mempertanyakan konteks yang dimaksud oleh Megawati. Namun ia mengakui bidang ekonomi akibat pandemi COVID-19 bagi warga Jakarta memang perlu dibenahi.

ADVERTISEMENT

"Saya sendiri kurang bisa menangkap maksud Ibu Megawati bahwa Jakarta menjadi amburadul dalam konteks apa. Kalau di bidang ekonomi memang beban rakyat berat sekali, tapi bukan karena pengelolaan amburadul. Penyebabnya adalah pandemi COVID-19 yang sangat dahsyat ini," ucap anggota Komisi III DPR RI ini.

Habiburokhman pun menyoroti wilayah daerah pemilihannya di Jakarta Timur. Menurutnya, sektor pekerjaan informal masih sangat terdampak akibat pandemi COVID-19.

"Di Dapil saya Jakarta Timur memang rakyat semakin susah. Kebanyakan warga kami bekerja di sektor informal dan mereka sangat terdampak karena pergerakan masyarakat menjadi sangat terbatas selama pandemi ini," katanya.

Selain itu, Habiburokhman menilai Jakarta sebagai kota besar yang intelek. Di sisi lain, ia juga menyayangkan masih adanya sosok intelektual yang bermasalah, seperti terlibat kasus korupsi.

"Secara formal tentu Jakarta adalah kota berilmu dan intelek, karena banyak sekali kampus besar serta lembaga-lembaga kajian yang menyumbangkan pemikiran-pemikiran besar. Namun sebaliknya, di Jakarta juga banyak intelektual yang bermasalah, seperti terlibat kasus korupsi dan gontok-gontokan politik," tuturnya.

Diketahui, Megawati menilai Jakarta menjadi amburadul dan di sisi lain membanggakan kepala daerah asal PDIP. Ia menyayangkan kondisi DKI Jakarta saat ini yang menjadi tak keruan.

Presiden ke-5 RI itu mengaku menjadi saksi hidup kondisi Jakarta pada 1950-an. Namun, menurut Megawati, kondisi Jakarta saat ini menjadi amburadul, yang seharusnya menjadi kota berpengetahuan.

"Karena saya juga saksi hidup di Jakarta ini. Dulu waktu pindah dari Yogyakarta ke Jakarta pada 1950.... Tetapi sekarang Jakarta ini jadi amburadul. Karena apa? Seharusnya jadi city of intellect bisa dilakukan. Tata kota, masterplan-nya, siapa yang buat? Tentu akademisi, insinyur, dan sebagainya," kata Megawati dalam keterangan tertulisnya, hari ini.

Megawati kemudian menyayangkan kampus Universitas Negeri Jakarta (UNJ) di Rawamangun, Jakarta, belum masuk kategori city of intellect. Padahal prasasti pertama kali visi city of intellect justru berada di sana.

"Sayang kan kalau Rawamangun belum berhasil jadi city of intellect. Jadi para akademisi, saya mohon sangat, secara akademis kita melihat kita ini tujuannya mau ke mana," kata Megawati.

(hel/aud)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads