Perjalanan cinta sejoli almarhum Al Qadri Daeng Kasang-Kartini Daeng Bunga penuh pilu bercampur haru. Pasalnya, pasangan suami istri ini dipisahkan maut pasca 3 hari menikah.
Meski hanya berlayar dalam perahu cinta bersama Qadri selama 3 hari, namun kenangan itu membekas di hati Kartini. Masa-masa indah bersama Qadri itu dibagikan oleh Kartini.
Kisah pilu Qadri-Kartini yang dipisahkan maut setelah 3 hari menikah berawal dari viralnya posting-an di media sosial, bahwa Kartini warga Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, dan baru saja menyelesaikan strata 1 di salah satu kampus negeri di Makassar. Sedangkan almarhum Qadri merupakan warga Kabupaten Takalar dan masih berstatus mahasiswa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pasangan ini melangsungkan pernikahan pada Sabtu (17/10) di kediaman Kartini, di wilayah Kecamatan Tinggi Moncong, Gowa. Nahas, setelah tiga hari menikah, tepatnya pada Rabu (21/10), Qadri mengalami kecelakaan motor di kampung halamannya di Kabupaten Takalar.
"Korban merupakan pria yang viral di media sosial karena baru nikah 3 hari," ujar Kanit Lakalantas Polres Takalar Ipda Arsyad kepada detikcom pada Sabtu (31/10/2020).
Almarhum Qadri mengalami kecelakaan tunggal. Sepeda motor yang ditunggangi Qadri menabrak seekor anjing.
"Korban laka tunggal, nabrak anjing," tutur Asryad.
Dua minggu tinggal separuh jiwanya, Kartini mengungkap kenangan paling mengesankan dari mendiang Qadri di 3 hari pernikahannya. Begini kata Kartini penuh haru, di halaman selanjutnya.
"Momen selama 3 hari pernikahan itu sangat singkat sekali untuk saya ceritakan," kenang Kartini saat berbincang dengan detikcom, Senin (9/11/2020).
Almarhum suaminya itu dikenal pendiam namun selalu menebar senyum kepadanya. Kartini mengaku sama sekali tak menyangka akan kepergian sang suami.
"Selama 3 hari menikah yang selalu beliau tunjukkan ke saya, hanya puncak kebahagiaan yang ia sampaikan melalui senyum," kata Kartini.
Semasa hidup, Qadri selalu mengajarkan agar Kartini selalu menerima takdir. Pesan itu yang dipegang Kartini menghadapi kenyataan ini, meski berat dan pilu.
"Saya selalu tanamkan dalam pikiran saya bahwasanya takdir dan kematian sudah ditentukan oleh Allah, maka dari itu saya perlahan untuk memperbaiki diri. Beliau juga semasa hidupnya mengajarkan saya menjadi perempuan kuat," tutur Kartini.