Satgas Ungkap Kondisi 8 Bulan Pandemi, 20% Warga Belum Patuh Pakai Masker

Satgas Ungkap Kondisi 8 Bulan Pandemi, 20% Warga Belum Patuh Pakai Masker

Tim detikcom - detikNews
Senin, 09 Nov 2020 14:38 WIB
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito
Wiku Adisasmito (Rusman/Biro Pers Sekretariat Presiden)
Jakarta -

Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 memaparkan tingkat kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan di Indonesia. Satgas menyebut, selama 8 bulan pandemi Corona, masih ada 20 persen warga yang belum disiplin menggunakan masker.

"Kita sudah 8 bulan dan kegiatan masyarakat juga sebagian sudah mulai kembali dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. Kami di Satgas memiliki alat monitor tentang perilaku yang ada di masyarakat dan sudah kita operasikan sebulan lebih," kata juru bicara Satgas COVID-19, Wiku Adisasmito, dalam siaran YouTube BNPB, Senin (9/11/2020).

Wiku mengatakan petugas yang terdiri dari TNI, Polri, Satpol PP, dan duta perubahan perilaku terus melakukan pengawasan terhadap masyarakat. Petugas akan melaporkan kepatuhan warga setiap detik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mereka melaporkan setiap hari, setiap jam tentang penerapan protokol 3M itu di masyarakat. Dan real time difoto dan dikirimkan kepada kami laporannya sekitar 500 laporan per detik dari seluruh Indonesia. Dan saat sekarang ini ada 2 juta orang yang dipantau dan dari 4.500.000 titik yang dipantau di seluruh Indonesia," jelas Wiku.

Lebih lanjut, Wiku mengatakan sebanyak 20 persen warga belum tertib menggunakan masker. Begitu pula mereka yang tidak menjaga jarak dan cuci tangan.

ADVERTISEMENT

"Dari laporan ini kita lihat bahwa kepatuhan individu dan institusi yang kita nilai ternyata kepatuhan individu yang menggunakan masker salah satu contohnya relatif mereka telah menggunakan masker, ada sekitar 20 persen yang belum tertib menggunakan masker, begitu juga yang menjaga jarak dan cuci tangan," kata dia.

Wiku mengatakan tingkat kepatuhan masyarakat terus dimonitor, baik itu di lingkungan kerja maupun di tempat lainnya. Meski demikian, Wiku mengatakan masyarakat sudah mulai beradaptasi dengan pandemi Corona.

"Memang belum seluruhnya disiplin tetapi itu yang harus kita kerjakan sehingga selama 8 bulan ini, terlihat mereka ini sebenarnya sudah mulai beradaptasi dengan keadaan baru dan lonjakan kasus tidak terjadi dengan drastis karena data-data menunjukkan angka kasus aktifnya menurun terus, angka kesembuhan naik," kata dia.

"Berarti mereka lebih dini menerima treatment dari rumah sakit dan juga obat-obatan dan seterusnya dan obat-obatan juga semakin mampu mereka. Dan ini adalah modal kita untuk pembangunan ekonomi ke ke depan, pemulihan ekonomi nasional," sambungnya.

Wiku mengatakan menghadapi pandemi Corona harus dilakukan secara gotong-royong. Dia menyebut masyarakat harus menjalankan protokol kesehatan.

"Peran pentingnya adalah gotong-royong, saling mengingatkan mulai dari individu di keluarga, kemudian di RT/RW sampai dengan di kantor dan tempat bekerja mereka termasuk di industri dan potensi untuk saling mengingatkan ini besar sekali dan sudah mereka jalankan dan toleransi seperti inilah yang kita perlukan dalam model kita untuk bekerja ke depan," ungkap Wiku.

Halaman 2 dari 2
(lir/gbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads