Anggota Komisi I DPR Fraksi Partai Gerindra Fadli Zon berharap banyak pada presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Joe Biden. Fadli berharap terpilihnya Biden membawa dampak baik ke Indonesia hingga menguatnya posisi Palestina.
Hal itu disampaikan Fadli Zon dalam video yang diunggah di kanal YouTube-nya, Minggu (8/11/2020). Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR itu membagikan tautan link videonya kepada wartawan.
"Saya berharap terpilihnya Joe Biden ini baik bagi Indonesia. Mudah-mudahan Joe Biden juga termasuk pemimpin nanti yang akan ikut membuat suasana stabil di Timur Tengah, dengan mengembalikan misalnya Kedubes Amerika Serikat kembali ke Tel Aviv," kata Fadli.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dan juga mengakui proses perdamaian yang selama ini sudah dirintis oleh PBB. Dan kita berharap bahwa kantor Kedubes Palestina bisa berada kembali di Washington DC, dan juga mudah-mudahan kita melihat Palestina yang semakin mendapatkan hak-haknya," lanjut dia.
Fadli juga menyinggung soal Laut China Selatan. Ia berharap Joe Biden juga memberi perhatian terhadap kawasan tersebut agar tidak ada salah satu pihak yang dominan.
"Begitu juga dengan Laut China Selatan. Kita ingin ada keseimbangan, kita tidak ingin ada satu dominasi kekuatan-kekuatan tertentu, yang membuat wilayah di kawasan Laut China Selatan di mana kita juga berada berbatasan, terutama di Kepulauan Natuna Utara, adanya trespassing dari kapal-kapal asing. Dan mudah-mudahan ini menjadi bagian yang akan menjadi perhatian dari Joe Biden," ujarnya.
Waketum Gerindra itu tak ketinggalan mengucapkan selamat kepada Joe Biden dan wakilnya, Kamala Harris. Ia berharap Biden menepati janjinya soal penanganan diskriminasi di AS.
"Dan tentu kita berharap Joe Biden lebih berkonsentrasi pada isu-isu domestik dan nasional, untuk perdamaian dan kebaikan bersama, keadilan, termasuk juga janjinya bagi semua umat beragama, termasuk kaum muslim yang ada di AS, selama ini terkesan didiskriminasi bisa mendapatkan kembali posisi mereka dan hak-hak mereka secara adil dengan perlakuan yang setara," ujar Fadli.
Fadli Zon juga memuji Pemilu di AS meski Donald Trump meminta penghitungan suara ulang. Simak di halaman selanjutnya. >>>
Tak hanya itu, Fadli juga kembali memuji pelaksanaan pemilu di AS yang dinilainya berjalan meyakinkan tanpa akrobat. Ia bahkan meminta KPU belajar dari pelaksanaan pemilu di AS.
"Menurut saya merupakan sebuah tontonan demokrasi yang menarik. Ada hal-hal yang menurut saya perlu kita pelajari. Saya termasuk menganjurkan kepada KPU untuk belajarlah dari sistem penghitungan suara di AS. Penghitungannya meyakinkan, tidak ada yang bisa disulap maupun diakrobatkan," kata Fadli.
"Walaupun kita tahu belakangan ada Donald Trump ingin penghitungan setelah pemilihan itu dihentikan, tidak berarti sistem penghitungannya yang dipersoalkan. Yang dipersoalkan adalah timing-nya, waktunya. Tetapi suara rakyat Amerika, tidak ada satu pun yang dimanipulasi," ungkapnya.
Fadli pun membandingkan pemilu di AS dengan di Indonesia. Menurutnya, muncul berbagai persoalan dalam pemilu di Tanah Air, mulai masalah DPT hingga adanya 'suara ajaib'.
"Saya kira ini yang harus kita pelajari, jangan sampai seperti dugaan-dugaan yang terjadi, baik di dalam pilkada maupun di dalam pilpres dan pileg di kita. Selalu persoalannya adalah DPT, manipulasi suara. Kemudian juga suara-suara yang muncul tiba-tiba, suara-suara ajaib yang tiba-tiba muncul. Jadi ini tidak terjadi di sana, justru pertarungan program pendekatan terhadap pandemi COVID-19," tandasnya.