Pembangunan transportasi di Ibu Kota terus menggeliat. Moda Raya Terpadu (MRT) yang sudah terintegrasi dari Lebak Bulus ke Bundaran Hotel Indonesia (HI) akan berlanjut hingga Kota.
Namun pembangunan MRT Fase 2A dari Jalan MH Thamrin hingga Jakarta Kota sempat diwarnai temuan artefak. Kok bisa?
Artefak itu ditemukan di 14 titik penggalian di sepanjang jalur dari Jalan MH Thamrin hingga Harmoni. Temuan itu disampaikan Ketua Tim Ekskavasi untuk Pembangunan Stasiun MRT Thamrin dan Monas, R Cecep Eka Permana, dalam webinar pada Kamis, 5 November lalu. Tim itu melakukan ekskavasi hingga kedalaman 2 meter dan menemukan beragam artefak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut 14 titik yang diekskavasi:
1. Depan Kementerian Agama
2. Bagian selatan Jalan Kebon Sirih
3. Menara Jam
4. Depan Wisma Mandiri
5. Samping Kementerian ESDM
6. Depan Kementerian ESDM
7. Depan Gedung Indosat
8. Jalur hijau Pintu BD Monas
9. Taman BD Lapangan Merdeka Barat
10. Depan RSS Lapangan Merdeka Barat
11. Pelataran Air Mancur Menari
12. Pagar Barat Lapangan Merdeka Barat
13. Pelataran Air Mancur Menari
14. Sisi lain dari Pelataran Air Mancur Menari
Dalam presentasinya, Cecep menjelaskan untuk kedalaman 100 cm hingga 150 cm hanya ditemukan saluran dan kabel-kabel. Temuan artefak mulai pada kedalaman 150 cm hingga 190 cm.
"Kedalaman 150-190 cm tanah urukan terdapat artefak berupa fragmen keramik, tembikar, kaca, tulang sebagai bekas aktivitas masa lalu sebelum pembangunan area Thamrin atau sebelum 1960," demikian tertulis dalam bahan presentasi webinar dari Cecep seperti dikutip, Minggu (8/11/2020).
![]() |
Setelahnya disebutkan pada kedalaman 200 cm tidak ditemukan artefak lagi serta sudah mulai mengeluarkan air. Untuk ekskavasi di sekitar Monas disebutkan adanya temuan yang kemungkinan dari penataan taman Monas pada tahun 1990-an.
"Sampai kedalaman 100-170 cm umumnya berupa tanah urukan, terdapat sisa struktur, temuan lepas fragmen keramik, logam, tanah liat, merupakan sisa aktivitas masa lalu sekitar lapangan Monas pra atau pasca Pembangunan Monas. Tidak ditemukan lagi struktur masif tinggalan bangunan sebelum penataan Monas 1960-an," imbuhnya.
Lalu bagaimana kelanjutan pembangunan MRT?
Pembangunan MRT Jakarta disebut tetap dilanjutkan meski ada temuan-temuan artefak di jalurnya. Tim arkeologi yang mengekskavasi artefak memastikan bila temuan artefak itu tidak signifikan.
"Berdasarkan kotak yang telah digali hingga kedalaman 200 cm, tidak ditemukan struktur atau temuan arkeologis yang signifikan mengganggu proses pembangunan Stasiun MRT Jakarta Fase 2 CP201 Koridor Bundaran HI - Harmoni," demikian tertulis dalam bahan presentasi Cecep seperti dikutip.
"Oleh karena itu, direkomendasikan pembangunan MRT Jakarta Fase 2 Stasiun Thamrin dan Monas dapat dilaksanakan dengan tetap memperhatikan kemungkinan adanya temuan arkeologis lainnya," lanjutnya.
![]() |
Cecep menyebutkan temuan artefak di jalur pembangunan MRT Jakarta Fase 2A itu tidak menghambat proses pembangunan. Artefak yang ditemukan disebut bukan asli dari lokasi-lokasi yang telah diekskavasi.
"Secara umum kedalaman (ekskavasi) ada beberapa temuan di 100-150 sentimeter. Tapi mendekati 2 meter itu sudah tidak ada artefak," kata R Cecep Eka Permana dalam webinar yang diadakan oleh MRT Jakarta bertajuk 'Pelestarian Cagar Budaya Selama Konstruksi MRT Jakarta Fase 2' pada Kamis, 5 November lalu seperti dilansir Antara.
Dia menyebut artefak yang paling banyak ditemukan yaitu pecahan keramik, botol, tembikar dan beberapa sisa tulang-tulang bukan berasal dari lokasi itu. Cecep membeberkan secara umum pecahan genteng, pecahan tegel, kerang dan keramik yang ada berasal dari urukan. Pada era 1960- 1980 di area yang saat ini menjadi kawasan Kebon Sirih dan Monas merupakan tanah rendah yang harus diuruk sehingga menjadi setinggi saat ini.
"Itu merupakan hasil urukan," kata Cecep.
Meski demikian, ada beberapa temuan menarik dalam ekskavasi yang diketuai oleh Guru Besar Jurusan Arkeologi Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia itu. Salah satunya di dekat Tugu Jam Thamrin yang sudah dibangun sejak 1969 ditemukan beberapa struktur lapisan tanah dan aspal yang berubah karena penyesuaian selama setengah abad terakhir.
"Kami lihat bagaimana tadinya ada halamannya berupa lingkaran besar menjadi kecil itu terlihat di beberapa lapisan tanah dan lapisan aspal itu bisa terlihat," katanya.
"Jadi kita dalam ekskavasi ini bisa menceritakan kembali bagaimana proses yang terjadi pada kondisi sekarang sampai sebelumnya dari temuan itu," kata Cecep.
Selain di dekat Tugu Jam Thamrin, Cecep dan tim juga menemukan temuan menarik berupa struktur bangunan taman di kawasan Monas Barat. Meski demikian menurutnya pembangunan MRT Fase 2A ini tetap aman untuk dilanjutkan.
"Kita sempat temukan ada beberapa struktur di Monas, ini sempat kami diskusi panjang untuk penanganannya. Tapi kelihatannya itu bekas pembangunan penataan Taman Monas pada awal 1980-an sehingga aman jika pembangunan MRT dilanjutkan," ujar Cecep.