Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mengingatkan generasi muda untuk mempersiapkan diri menghadapi tantangan di masa depan. Menurutnya, revolusi industri 4.0 menuntut kaum muda untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan.
"Saat ini kita berada di era disrupsi dengan revolusi industri 4.0 yang mengedepankan penggunaan teknologi. Di saat yang sama pandemi COVID-19 melanda dunia, yang juga menuntut perubahan norma," kata Lestari, Minggu (8/11/2020).
Hal itu disampaikan Lestari saat menjadi pembicara dalam acara Temu Tokoh Nasional yang disaksikan civitas akademika Universitas Islam Negeri Maulana (UIN) Malik Ibrahim, Malang, Jawa Timur dan Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (UNNES) Jawa Timur berturut-turut pada Sabtu (7/11) dan Minggu (8/11) yang dilaksanakan secara online.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lestari berpesan agar generasi muda mengantisipasi berbagai perubahan dengan mengasah keterampilan dan meningkatkan kemampuan agar mampu menjawab tantangan.
Wanita yang akrab disapa Rerie ini mengemukakan, generasi muda dihadapkan pada ketidakpastian dalam beberapa bidang. Oleh sebab itu, setiap individu harus siap menyambut perubahan.
"Gali kreativitas dan tingkatkan kapasitas diri agar bisa memenangi persaingan yang sarat perubahan di berbagai bidang di masa datang," seru Rerie.
Untuk menjawab tantangan masa depan, Rerie mengajak para mahasiswa mempelajari situasi yang akan dihadapi agar mampu mengatasi berbagai tantangan di tengah disrupsi akibat revolusi industri 4.0 dan dampak pandemi COVID-19.
Menurutnya, ada beberapa hal yang mungkin hilang di masa depan karena terjadi perubahan. Misalnya di bidang energi, energi berbahan baku fosil digantikan energi terbarukan dan meninggalkan energi berbahan baku fosil. Demikian juga perubahan di sektor ekonomi dan geopolitik.
"Melihat berbagai perubahan itu, generasi muda harus segera mengenali apa yang akan dihadapi di masa datang, untuk kemudian mempersiapkan diri untuk menjawab tantangan tersebut," kata dia.
Ia menyerukan semangat persatuan, gotong-royong dan solidaritas juga diperlukan agar Indonesia bisa keluar dari krisis kesehatan dan ekonomi akibat pandemic. Amplifikasi nilai-nilai Pancasila, ujar Rerie, harus selalu dilakukan agar Indonesia mampu merekatkan kebersamaan dalam mengendalikan penyebaran COVID-19 di Tanah Air.
(ega/ega)