Pupuk Kaltim dan Pupuk Indonesia bersama Kemendes PDTT melakukan pencanangan sekaligus penanaman perdana program Agro Solution untuk komoditas jagung, di Kecamatan Manggelewa, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Penanaman itu dilakukan Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar bersama SEVP Komersil Pupuk Kaltim Meizar Effendi, Wakil Direktur Utama Pupuk Indonesia Nugroho Christijanto, serta perwakilan Pemprov NTB, Pemkab Dompu dan stakeholders terkait.
Meizar mengatakan kegiatan ini sekaligus menandai langkah Pupuk Kaltim dalam mendorong produktivitas pertanian jagung masyarakat Dompu, sebagai dukungan Perusahaan dan induk usaha Pupuk Indonesia dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional. Program ini diikuti 163 petani dengan luasan lahan mencapai 222 hektare.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Agro Solution dapat menjadi solusi mewujudkan ketahanan pangan melalui program intensifikasi, ekstensitifikasi dan mekanisasi pertanian, termasuk kesejahteraan petani dengan memberikan manfaat layanan yang lebih luas secara holistik," ujar Meizar dalam keterangan tertulis, Sabtu (7/11/2020).
"Pupuk Kaltim optimis Agro Solution mampu meningkatkan keunggulan hasil pertanian secara kompetitif, sekaligus menciptakan komunitas masyarakat yang produktif di sepanjang rantai pasok pertanian untuk meningkatkan ketersediaan pangan sesuai kebutuhan pasar," imbuhnya.
Wakil Direktur Utama Pupuk Indonesia Nugroho Christijanto menambahkan Agro Solution sebagai salah satu wujud tanggungjawab Pupuk Indonesia, tak hanya bertugas memenuhi kebutuhan pupuk, tapi juga turut mendorong peningkatan kapasitas dan produktivitas pertanian di Indonesia.
Hal ini juga menjadi bentuk nilai tambah yang diberikan Pupuk Indonesia bersama seluruh anak usaha, agar peningkatan produktivitas pertanian nasional dalam mendukung ketahanan pangan mampu tercapai secara optimal.
"Pupuk Indonesia menggandeng banyak pihak agar program berjalan maksimal, dengan memfasilitasi berbagai kemudahan bagi petani, agar pertanian nasional dan kesejahteraan petani mampu tumbuh signifikan," ungkap Nugroho.
Petani, kata dia, akan mendapatkan pendampingan dan supervisi untuk budidaya pertanian dengan tepat, memfasilitasi akses permodalan kepada perbankan maupun lembaga keuangan lainnya, agro input yang berkualitas, serta mekanisasi dan digitalisasi pertanian. Termasuk akses kepada offtaker secara berkelanjutan, hingga asuransi pertanian untuk mengantisipasi gagal panen.
"Berkaca pada hasil yang telah dicapai beberapa daerah, Agro Solution mampu mendorong hasil pertanian, sekaligus meningkatkan daya beli dan nilai tukar petani untuk produk pupuk nonsubsidi, sehingga tak terus bergantung pada pupuk bersubsidi dari Pemerintah," jelasnya.
Misalnya di Jember, komoditas padi mampu mencapai rata-rata 9,7 ton per ha, dari sebelumnya 6 ton per ha. Keberhasilan itu sekaligus pencanangan Agro Solution untuk diperluas di seluruh wilayah sentra pertanian, dengan mengakomodasi berbagai komoditas andalan masing-masing wilayah.
"Tak hanya mendorong produktivitas pertanian dan kesejahteraan petani dengan meningkatkan nilai tukar terhadap pupuk non subsidi, tapi sekaligus menarik minat milenial untuk terjun di bidang pertanian guna memperkuat ketahanan pangan nasional," tambah Nugroho.
Sementara itu, Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar mengaku optimis Agro Solution sebagai salah satu upaya meningkatkan produktivitas pertanian dan mendorong kemandirian masyarakat pedesaan melalui optimalisasi hasil dan peningkatan nilai jual pascapanen.
Terlebih kemudahan akses untuk asuransi pertanian, dinilai sebagai bentuk keseriusan pendampingan, guna mengantisipasi kerugian petani saat gagal panen. Apalagi petani merupakan garda terkuat dalam mempertahankan konstelasi ekonomi, dibuktikan sektor pertanian Indonesia yang terus meningkat dibanding negara lain di Asia.
"Kami sangat berterima kasih pada Agro Solution Pupuk Indonesia, karena pertanian merupakan segmen ekonomi paling tangguh saat ini. Bahkan untuk Asia Tenggara, pertanian Indonesia jauh lebih kuat dibanding Singapura dan Malaysia," ucapnya.
Agro Solution, kata dia, juga menjadi bagian penting dalam membangun kekuatan sektor pertanian di Indonesia, khususnya target ketahanan dan kemandirian pangan. Melalui program ini, pembangunan desa ke depannya juga diharap memiliki target capaian secara konkret dan terukur, yang tidak sekadar bertumpu pada aspek kewilayahan saja, tapi juga aspek kewargaan.
"Dari dua hal itu, desa tanpa kemiskinan dan kelaparan yang selama ini kita cita-citakan bisa dicapai melalui optimalisasi sektor pertanian dan ketahanan pangan," pungkasnya.
(mul/ega)