Prediksi Hensat: Bila Trump Kalah, Politik Identitas Bakal Reda

Prediksi Hensat: Bila Trump Kalah, Politik Identitas Bakal Reda

Tim detikcom - detikNews
Jumat, 06 Nov 2020 15:24 WIB
Hendri Satrio
Hendri Satrio (Foto: Istimewa)
Jakarta -

Hitung-hitungan Pilpres Amerika Serikat (AS) masih berlangsung. Bila Donald Trump kalah dan Joe Biden menang, perubahan gaya berpolitik dunia diprediksi bakal terjadi.

"Kalau Trump kalah, kemungkinan besar politik identitas di berbagai negara untuk memenangkan pilpres akan reda," kata pengamat politik Hendri Satrio (Hensat) kepada detikcom, Jumat (6/11/2020).

Hensat adalah dosen komunikasi di Universitas Paramadina yang dikenal sebagai pendiri Lembaga Survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI). Hensat pernah bekerja untuk lembaga internasional The Johns Hopkins University Center for Communication Programs.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Donald TrumpDonald Trump (Instagram/@realdonaldtrump)

Dia memandang, cara-cara komunikasi politik yang diterapkan Trump adalah cara-cara politik identitas. Ini tidak hanya diterapkan di Negeri Paman Sam, tapi juga bersifat lintas negara. Namun, bila Joe Biden menang, gaya politik itu bakal berganti.

"Berganti, kembali ke cara-cara Demokrat berupa pluralisme dan kebersamaan," ujar Hensat.

ADVERTISEMENT

Selanjutnya, tak mau mengulang Pilpres 2017:

Pilpres AS kali ini menarik karena partisipasi publik tinggi. Rakyat di negara adidaya itu ogah mengulang kembali kemenangan Trump pada Pilpres 2017. Saat itu, rival Trump, yakni Hillary Clinton, menjadi jawara survei, namun nyatanya kalah karena pendukungnya tidak terlalu aktif berpartisipasi menyalurkan suaranya di pemilu.

"Kini, pendukung Biden partisipasi publiknya tinggi. Demokrat partisipasi publiknya tinggi, sehingga sama-sama memberikan suara. Persaingan menjadi ketat," kata Hensat.

WILMINGTON, DELAWARE - NOVEMBER 05: Democratic presidential nominee Joe Biden speaks while flanked by vice presidential nominee, Sen. Kamala Harris (D-CA), at The Queen theater on November 05, 2020 in Wilmington, Delaware. Biden attended internal meetings with staff as votes are still being counted in his tight race against incumbent U.S. President Donald Trump, which remains too close to call.   Drew Angerer/Getty Images/AFPJoe Biden (Drew Angerer/Getty Images/AFP)

Ada 538 suara elektoral yang diperebutkan, dengan jumlah pemilih tetap yang mewakili setiap negara bagian berdasarkan ukuran populasinya.

Calon presiden dari Demokrat, Joe Biden, tampak mencapai kemajuan di negara-negara bagian penting dalam persaingan menjadi presiden Amerika Serikat. Trump tidak terima. Dia menengarai ada kecurangan, bahkan menyerukan penghentian penghitungan suara.

Halaman 2 dari 2
(dnu/van)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads