MPR Cerita Batik Jawa Hokokai di Balik Mulusnya Diplomasi dengan Jepang

MPR Cerita Batik Jawa Hokokai di Balik Mulusnya Diplomasi dengan Jepang

Abu Ubaidillah - detikNews
Kamis, 05 Nov 2020 19:13 WIB
Batik Pekalongan
Foto: shutterstock
Jakarta -

Wakil Ketua MPR, Lestari Moerdijat mengatakan pada 2 Oktober 2009, UNESCO sebagai organisasi kebudayaan dunia telah menetapkan batik sebagai warisan budaya nonbendawi dunia asli Indonesia.

Ia menyebut pengakuan warisan budaya non harus dimanfaatkan secara maksimal bagi kepentingan bangsa. Menurutnya pengakuan ini harus dilihat sebagai bentuk pengakuan dunia terhadap ciri khas sekaligus kedaulatan bangsa dan budaya Indonesia.

"Eksistensi batik di kancah dunia saat ini tidak terlepas dari proses diplomasi panjang yang dilakukan para diplomat kita," ujar Lestari yang akrab disapa Rerie dalam keterangannya, Kamis (5/11/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Ia menyebut produksi batik dengan motif Jawa hokokai ini di masa lalu diproduksi sebagai salah satu cara agar memperlancar komunikasi dengan pihak Jepang. Upaya diplomasi dengan memanfaatkan batik ini dilanjutkan pada masa kepemimpinan Presiden Soeharto.

Rerie menyatakan batik sebagai karya budaya anak bangsa juga berperan dalam proses menuju dan mengisi kemerdekaan. Sejumlah motif, seperti batik Jawa hokokai mengadopsi motif-motif khas bernuansa Jepang berbentuk bunga-bunga dengan tujuan diplomasi.

ADVERTISEMENT

Ketika Indonesia menjadi tuan rumah KTT APEC 1994, Presiden Soeharto menjadikan batik sebagai pengganti pakaian resmi di acara tersebut. Pola diplomasi serupa pun dilanjutkan hingga saat ini.

Menurutnya selain bisa digunakan untuk kepentingan diplomasi, batik juga bisa menjadi penguat sektor ekonomi karena industri batik melibatkan ribuan tenaga kerja pada industri terkait dari hulu ke hilir, mulai dari produsen malam, canting, kain, perajin, distribusi, dan pemasaran.

Penguatan sektor ekonomi berperan penting bagi eksistensi sebuah negara. Bahkan ujarnya saat ini ada kecenderungan perang bukan semata memperebutkan teritori atau wilayah, namun dalam bentuk perang dengan tujuan penguasaan ekonomi.

"Salah satu yang harus diupayakan adalah bagaimana batik menarik bagi investor, tanpa menghilangkan jati diri batik secara budaya. Sehingga investor tidak melulu mengikuti selera pasar," kata dia lebih lanjut.

Rerie mengatakan keterlibatan investor dalam mengembangkan batik diharapkan dapat meningkatkan eksistensi batik menjadi lebih luas lagi.

(mul/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads