Sejarah Pancasila: Perumusan, Pidato Bung Karno dan Hari Lahir Pancasila

Sejarah Pancasila: Perumusan, Pidato Bung Karno dan Hari Lahir Pancasila

Tim Detikcom - detikNews
Kamis, 05 Nov 2020 18:46 WIB
Peringati hari lahirnya Pancasila, Kemendikbud menggelar Pameran Arsip Lahirnya Pancasila di Museum Nasional. Apa saja yang dipamerkan? Simak foto-fotonya berikut ini.
Sejarah Pancasila:Perumusan, Pidato Bung Karno dan Hari Lahir Pancasila (Foto: Grandyos Zafna)
Jakarta -

Pancasila merupakan dasar negara Indonesia yang isinya tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Sejarah Pancasila dimulai dari rapat-rapat Dokuritsu Junbi Cosakai atau Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang dibentuk pada 29 April 1945.

BPUPKI diberi tugas menyelidiki semua hal penting termasuk politik, ekonomi, dan lain-lain yang dibutuhkan dalam usaha pembentukan negara Indonesia. Badan ini dipimpin KRT Dr Radjiman Wedyodiningrat.

Dalam sidang resmi BPUPKI yang pertama pada 29 Mei-1 Juni 1945 sejumlah tokoh menyampaikan pidatonya terkait perumusan asas dasar negara. Para tokoh itu di antaranya M. Yamin, Soepomo, dan Sukarno.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti yang dikutip dari Himpunan Risalah Sidang-Sidang dari BPUPKI dan PPKI yang Berhubungan dengan Penyusunan UUD 1945. M. Yamin berpidato pada 29 Mei 1945 merumuskan 5 asas dasar negara, yaitu Peri Kebangsaan, Peri Kemanusiaan, Peri Ketuhanan, Peri Kerakyatan, dan Kesejahteraan Rakyat.

Sementara Soepomo mengusulkan "Dasar Negara Indonesia Merdeka", yaitu Persatuan, Kekeluargaan, Mufakat dan Demokrasi, Musyawarah, serta Keadilan Sosial.

ADVERTISEMENT

Bung Karno sendiri berpidato pada 1 Juni 1945. Saat itu Sukarno memperkenalkan 5 sila, yang terdiri dari Kebangsaan Indonesia, Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan, Mufakat atau Demokrasi, Kesejahteraan Sosial, dan Ketuhanan Yang Maha Esa.

"Saudara-saudara! Dasar-dasar Negara telah saya usulkan. Lima bilangannya. Inikah Panca Dharma? Bukan! Nama Panca Darma tidak tepat di sini. Dharma berarti kewajiban, sedang kita membicarakan dasar," ujar Bung Karno.

Sukarno kemudian mengatakan menurut petunjuk seorang kawannya yang ahli bahasa nama paling tepat adalah Pancasila. Sila artinya asas atau dasar. "Di atas kelima dasar itulah kita mendirikan Negara Indonesia, kekal dan abadi," ujarnya. "Pancasila itulah yang berkobar-kobar di dalam dada saya sejak berpuluh tahun."

Pancasila itulah yang berkobar-kobar di dalam dada saya sejak berpuluh tahunBung Karno, Rapat BPUPKI 1 Juni 1945

BPUPKI kemudian membentuk Panitia Sembilan untuk merumuskan lebih rinci dasar negara yang nantinya tercantum dalam Undang-undang Dasar 1945.

Panitia Sembilan ini beranggotakan:

1. Ir. Soekarno
2. Drs. Mohammad Hatta
3. Mr. A. A. Maramis
4. Mr. Muhammad Yamin
5. Ahmad Subardjo
6. Abikoesno Tjokrosoejoso
7. Abdul Kahar Muzakkar
8. H. Agus Salim
9. K.H Abdul Wahid Hasyim

Hasil pembahasan Panitia Sembilan tertuang dalam Piagam Jakarta pada 22 Juni 1945 sebagai berikut:

1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Namun, perumusan soal dasar negara ini masih belum selesai. Masih timbul perdebatan antara kelompok kebangsaan dan kelompok Islam. Saat rapat Panitia Perancang UUD pada 11 Juli 1945, J Latuharhary menyampaikan keberatan terutama kewajiban melakukan syariat buat pemeluk-pemeluknya.

"Akibatnya mungkin besar, terutama terhadap agama lain," ujar Latuharhary seperti yang dikutip dari Himpunan Risalah Sidang-Sidang dari BPUPKI dan PPKI yang Berhubungan dengan Penyusunan UUD 1945.

Setelah melalui berbagai kompromi pada rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia, 18 Agustus 1945, Hatta menyebutkan rumusan final pembukaan UUD Negara. Salah satunya menyebutkan perubahan kalimat pada dasar negara menjadi hanya "Negara berdasarkan ke-Tuhanan Yang Maha Esa".

"Inilah perubahan yang maha penting menyatukan segala bangsa," ujar Hatta. Perubahan ini merupakan rumusan final dasar negara yang dikenal dengan nama Pancasila.

Baru lebih dari 70 tahun kemudian, Hari Lahir Pancasila ditetapkan sebagai peringatan dan hari libur nasional melalui Keputusan Presiden No. 24 Tahun 2016.

Sejarah Pancasila mencatat tanggal pidato Bung Karno pada tanggal 1 Juni 1945 kemudian dijadikan sebagai peringatan hari lahirnya dasar negara Indonesia.

Halaman 2 dari 2
(pal/erd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads