.webp)
Pemerintah menjelaskan jumlah kasus positif Corona menurun saat libur panjang akhir Oktober kemarin dikarenakan jumlah laboratorium yang menjadi tempat pemeriksaan Corona juga berkurang dari segi operasional. Hal ini disebut menjadi tantangan pemerintah.
"Perlu adanya evaluasi terhadap operasional laboratorium di seluruh Indonesia. Menurut analisis data, ini terjadi tren penurunan testing setiap akhir minggu ataupun saat libur panjang. Ini merupakan salah satu tantangan buat kita semuanya, yang coba kita selesaikan," kata Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Pemerintah Untuk Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito dalam konferensi pers daring yang disiarkan melalui akun Youtube BNPB Indonesia, Kamis (5/11/2020).
Wiku menuturkan pemerintah pusat terus mendorong pemerintah daerah untuk melakukan pemeriksaan Corona secara maksimal. Hal itu dalam rangka upaya deteksi dini penularan virus Corona.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pada prinsipnya, Satgas terus mendorong kepada pemerintah daerah untuk melakukan testing secara maksimal dan menyeluruh sebagai upaya deteksi dini terhadap kasus positif COVID-19 di daerahnya masing-masing," ujar Wiku.
Wiku menyampaikan Satgas Penanganan COVID-19 mendorong pemerintah daerah untuk meningkatkan kapasitas laboratorium untuk memeriksa spesimen Corona. Satgas juga terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk meningkatkan fasilitas pendukung untuk memeriksa spesimen Corona seperti reagen.
"Satgas juga berkoordinasi terus dengan pemerintah daerah untuk meningkatkan kapasitas laboratorium dan fasilitas pendukung lainnya seperti reagen. Namun demikian terdapat beberapa kendala yang dihadapi," ucap Wiku.
Kendala yang dimaksud di antaranya cakupan wilayah pemeriksaan Corona yang tersebar luas, serta jumlah masyarakat yang harus diperiksa. Terkait hal ini, Satgas meminta masyarakat aktif mendukung upaya pemeriksaan Corona secara menyeluruh, seperti segera kunjungin fasilitas kesehatan jika mengalami gejala COVID-19.
Soal libur panjang akhir Oktober kemarin, Satgas mengantongi data yang menunjukkan adanya peningkatan jumlah wisatawan di obyek-obyek wisata. Satgas menilai kesadaran wisatawan untuk memakai masker baik, namun kesadaran wisatawan untuk jaga jarak masih kurang.
"Peningkatan pengunjung tempat wisata yang dimonitor selama libur panjang 90 persen, angka yang tinggi sekali. Secara umum para wisatawan cukup patuh dalam mengunakan masker, walaupun demikian wisatawan masih sulit menjaga jarak dan angka kepatuhannya cenderung menurun," jelas Wiku.
"Hal ini tentu menjadi perhatian untuk kembali meningkatkan kesadaran para wisatawan untuk lebih mematuhi protokol kesehatan 3M secara lebih disiplin. Di sisi lain, kami juga menapresiasi peran petugas di lapangan yang sudah melakukan monitoring dan penegakan disiplin kepada para wisatawan di lokasinya masing-masing," tandas Wiku.
