Jakarta -
Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali memberikan bintang penghargaan ke sejumlah tokoh. Salah satu yang mendapat Bintang Mahaputera yaitu mantan Panglima TNI, Gatot Nurmantyo.
Bocoran soal tokoh yang bakal mendapat Bintang Mahaputera itu disampaikan Menko Polhukam Mahfud Md lewat akun Twitter-nya seperti dilihat detikcom, Selasa (3/11/2020). Selain Gatot, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Arief Hidayat, juga bakal mendapatkan penghargaan serupa.
Tak hanya Bintang Mahaputera, Jokowi juga bakal menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada SM Amin Nasution dan Raden Said Soekanto Tjokrodiatmodjo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tanggal 10 dan 11 November 2020, Presiden akan menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional (PN) dan Bintang Mahaputera (BM). Yang dapat gelar PN, antara lain, SM Amin dan Soekanto; yang dapat BM, antara lain, Gatot Nurmantyo dan Arief Hidayat," tulis Mahfud.
Lantas apa alasan Gatot mendapat Bintang Mahaputera? Mahfud pun Md memberikan penjelasan.
"Ya, semua mantan Panglima dan semua mantan menteri serta pimpinan lembaga negara yang selesai satu periode juga dapat BM. Itu harus diberikan tanpa pandang bulu," kata Mahfud.
Seperti dikutip dari laman Sekretariat Negara, Bintang Mahaputera diberikan untuk memberi kehormatan tinggi kepada mereka yang berjasa luar biasa guna keutuhan, kelangsungan, dan kejayaan bangsa dan negara. Bintang Mahaputera terbagi lagi atas lima kelas, yakni:
1. Bintang Mahaputera Adipurna
2. Bintang Mahaputera Adipradana
3. Bintang Mahaputera Utama
4. Bintang Mahaputera Pratama
5. Bintang Mahaputera Nararya
Seperti apa jejak Gatot saat menjadi Panglima TNI? Simak di halaman selanjutnya.
Gatot pensiun dari TNI berpangkat terakhir bintang empat alias jenderal. Gatot memiliki jejak karier yang panjang.
Pria kelahiran Tegal, 13 Maret 1960 ini adalah lulusan Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri) Darat tahun 1982. Dia menduduki posisi Kepala Staf TNI Angkatan Darat ke-30 yang mulai ia jabat sejak tanggal 25 Juli 2014 setelah ditunjuk oleh Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono untuk menggantikan Jenderal TNI Budiman.
Di awal karier Gatot pernah menjabat sebagai Komandan Peleton MO 81 Kompi Bantuan Batalyon Infanteri 315/Garuda, Komandan Kompi Senapan B Batalyon Infanteri 320/Badak Putih, dan Komandan Kompi Senapan C Batalyon Infanteri 310/Kidang Kancana.
Kemudian dia juga pernah menjabat sebagai Kepala Urusan Dalam Detasemen Latihan Tempur, ADC Panglima Kodam III/Siliwangi, PS Kepala Seksi-2/Operasi Korem 174/Anim Ti Waninggap, Komandan Batalyon Infanteri 731/Kabaresi, Komandan Kodim 1707/Merauke, hingga Komandan Kodim 1701/Jayapura. Selain itu dia juga pernah menjadi Sekretaris Pribadi Wakil Kepala Staf Angkatan Darat, Komandan Brigade Infanteri 1/PIK Jaya Sakti, Asisten Operasi Kepala Staf Kodam Jaya, serta Komandan Resimen Induk Daerah Militer Jaya.
Gatot juga tercatat pernah menduduki posisi penting di TNI. Posisi-posisi tersebut yakni Danrem 061/Suryakencana (2006-2007), Kasdivif 2/Kostrad (2007-2008), Dirlat Kodiklatad (2008-2009), Gubernur Akmil (2009-2010), Pangdam V/Brawijaya (2010-2011), Dankodiklat TNI AD (2011-2013), Pangkostrad (2013-2014), sampai Kepala Staf TNI Angkatan Darat (2014-2015) dan naik pangkat menjadi Jenderal.
Gatot dilantik oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi Panglima TNI pada 8 Juli 2015 di usia 55 tahun. Saat menjadi Panglima TNI, Gatot menggantikan Jenderal (Purn) Moeldoko yang memasuki masa pensiun. Moeldoko kini menjadi Kepala Staf Kepresidenan.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini