Sempat terjadi teriakan ancaman menembak yang dikeluarkan oleh anggota Harley Owners Group Siliwangi Bandung Chapter (HOG SBC) saat mengeroyok dua prajurit TNI di Bukittinggi, Sumatera Barat. Polisi tidak menemukan senjata api dibawa oleh pelaku pengeroyokan.
"Karena kan di situ kalau keterangan korban 'saya udah ngaku, udah udah berhenti, saya dari anggota kodim'. Nah, di situlah keluar bahasa itu karena kaget tahu itu anggota tentara di situ keluar bahasa 'saya tembak kamu nanti' kan," kata Kasat Reskrim Polres Bukittinggi AKP Chairul Amri Nasution kepada wartawan, Minggu (1/11/2020).
Lebih jauh, Chairul mengatakan polisi telah melakukan pemeriksaan terhadap semua anggota klub Harley itu. Nada ancaman 'saya tembak' itu ternyata hanya gertakan, karena dari pemeriksaan polisi tak menemukan adanya senjata api.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi begini setelah diperiksa semua identitasnya tidak ada yang bawa, tidak ada anggota di situ. Kemudian di situ juga kita telah periksa barang bawaannya, tidak ada yang bawa senjata," katanya.
Soal motif, Chairul menyebut tersangka tidak terima ditegur sehingga terjadi cekcok dan berakhir dengan pengeroyokan anggota TNI.
"Jadi begini untuk terkait motif mungkin pengendara moge ini, Harley ini tidak terima ditegur. Mungkin itu motifnya tidak terima ditegur," ujarnya.
Chairul mengatakan polisi telah memeriksa sejumlah saksi dan menganalisis berbagai video terkait pengeroyokan itu. Menurutnya, para pelaku secara spontan mengeroyok korban lantaran tak terima ditegur karena sikap arogan ketika mengendarai moge.
"Kalau kita kan berdasarkan rekaman video dan keterangan saksi-saksi yang ada. Langsung aja spontanitas, begitu kelihatan menghampiri langsung diini (dikeroyok)," ujarnya.
Menurutnya, ketika dikeroyok, Serda M Yusuf dan Serda Mistari meminta penganiayaan terhadap mereka dihentikan dan mengaku bahwa mereka anggota TNI. Namun, kata Chairul, para pelaku malah melakukan ancaman dengan ucapan 'saya tembak'.