Usul Bos BUMN dari Pendukung Jokowi Diperbanyak Tuai Kritik

Usul Bos BUMN dari Pendukung Jokowi Diperbanyak Tuai Kritik

Tim detikcom - detikNews
Sabtu, 31 Okt 2020 20:40 WIB
Sejumlah tamu beraktivitas di dekat logo baru Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (2/7/2020). Kementerian BUMN meluncurkan logo baru pada Rabu (1/7) yang menjadi simbolisasi dari visi dan misi kementerian maupun seluruh BUMN dalam menatap era kekinian yang penuh tantangan sekaligus kesempatan. ANATAR FOTO/Aprillio Akbar/nz
Kementerian BUMN (Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)
Jakarta -

Organisasi Masyarakat Pro Joko Widodo (Jokowi) minta jatah komisaris dan direksi BUMN dari kalangan pendukung Jokowi diperbanyak. Partai politik pun angkat bicara.

Awalnya Sekretaris Jenderal (Sekjen) Projo, Handoko, meminta Kementerian BUMN memperbanyak jumlah relawan yang menduduki posisi komisaris dan direksi BUMN dari kalangan pendukung Presiden Jokowi.

Projo meyakini banyak pendukung Jokowi yang memiliki kompetensi untuk mengemban komisaris ataupun direksi di BUMN.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Handoko kemudian menyindir Menteri BUMN Erick Thohir. Menurutnya, Erick seolah menganggap pendukung Jokowi tidak kompeten mengisi jabatan BUMN. Handoko juga melihat jumlah komisaris dan direksi dari relawan sangat sedikit hingga 1 tahun pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin.

Lebih lanjut, Handoko meminta Erick berkonsultasi dengan Presiden Jokowi tentang kompetensi para pendukung. Sebab, kata Handoko, Jokowi dan pendukungnya sudah saling berhubungan sejak 2012.

ADVERTISEMENT

Atas usul itu, Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan permintaan Projo sah-sah saja. Dia bilang, semua pihak boleh mengusulkan untuk petinggi BUMN.

Meski begitu, dia menuturkan, terpenting ialah tergantung dari kebutuhan masing-masing perusahaan.

Arya mengatakan, pihaknya juga telah mengambil orang-orang dari Projo yang dianggap memiliki kapasitas dan memang dibutuhkan BUMN tersebut.

Menanggapi usulan Projo, sejumlah politisi angkat suara. Mereka mengkritik tuntutan Projo dan menyerahkan sepenuhya kepada Presiden Jokowi dan Menteri BUMN Erick Thohir soal penentuan posisi komisaris dan direksi BUMN.

Berikut kritik tajam partai soroti usul bos BUMN dari pendukung Jokowi diperbanyak:

NasDem: Memang yang Ditetapkan Sekarang Bukan Pendukung Jokowi?

Pimpinan Komisi VI DPR RI, Martin Manurung, menyebut dikotomi Pilpres 2019 telah selesai saat merespons permintaan Projo kepada Kementerian BUMN agar menambah jumlah relawan yang menduduki jabatan komisaris atau direksi BUMN.

"Memangnya yang ditetapkan sekarang ini bukan pendukung Jokowi?," kata Martin kepada wartawan, Jumat (30/10/2020)

"Menurut saya, dikotomi Pilpres 2019 seperti itu sudah selesai," sambungnya.

Ketua DPP NasDem ini menilai permintaan dari ormas Projo wajar. Namun, keputusan atas permintaan itu merupakan kewenangan Presiden Jokowi dan Erick Thohir.

"Kalau permintaan kan wajar-wajar aja. Namanya minta. Tapi kewenangannya ada di Presiden dan Menteri sesuai dengan kebutuhan," ucap Martin.

Martin meminta pemerintah terus bekerja keras untuk mencapai target dalam kepemimpinan Jokowi di periode kedua. Khususnya, mengenai penanganan pandemi COVID-19.

Golkar: Jangan Menuntut!

Wakil Ketua Komisi VI DPR RI dari Fraksi Golkar I Gde Sumarjaya Linggih meminta agar para relawan pendukung Jokowi tidak menuntut terkait permintaan agar Kementerian BUMN agar menambah jumlah relawan yang menduduki jabatan komisaris atau direksi BUMN.

"Jangan menuntut dong, boleh mengusulkan. Kalau menuntut itu memaksakan kehendak biasanya, kalau mengusulkan berarti memberikan solusi. Kalau ada seumpamanya yang baik-baik, boleh diterima," kata Sumarjaya kepada wartawan, Jumat (30/10/2020).

Ketua DPP Partai Golkar ini pun mempersilakan Projo untuk memberikan suatu usulan. Namun, ia tidak setuju jika Projo menuntut.

"Ya usulan boleh saja. Tapi kalau menuntut saya kurang setuju, karena kalau menuntut biasanya itu meminta imbalan yang harus diberikan. Tapi kalau mengusulkan, mungkin mengusulkan yang baik-baik," ujar Sumarjaya.

"Nanti kalau mengusulkan berarti kan memberikan kebebasan untuk memilih yang terbaik. Kalau itu yang terjadi, tentu ini akan membantu kepada pemerintahan Pak Jokowi. Tapi kalau menuntut saya, melihatnya jadi menjadi beban bagi Pak Jokowi," imbuhnya.

Sumarjaya berharap para pendukung Jokowi tidak menjadi beban. Ia meminta para pendukung Jokowi suportif terhadap kepemimpinan Jokowi periode kedua.

PPP: Dukung Mendukung Tidak Selalu Transaksional

Wasekjen PPP, Achmad Baidowi menegaskan pilihan dalam pilpres tidak selalu transaksional. Dia mengatakan bahwa keputusan untuk mengangkat jajaran direksi-komisaris BUMN berada di tangan Menteri BUMN Erick Thohir.

"Kalau soal permintaan sih biasa saja. Namanya aja minta gitu. Cuma kan semuanya terukur kontribusi dalam pilpres, misalkan kalau itu dikatakan jerih payah ya. Tetapi kan sekali lagi, pilihan di Pilpres itu kan dukung mendukung kan tidak selalu transaksional," ujar Baidowi kepada wartawan, Jumat (30/10).

Anggota Komisi VI DPR RI ini Menurut dia, Erick Thohir juga memiliki parameter tertentu. Selain itu, Awiek mengungkapkan sudah ada sejumlah relawan yang menjadi komisaris BUMN mulai dari pendukung yang tergabung dalam partai politik maupun nonpartai.

Sekretaris Fraksi PPP DPR RI ini juga mengatakan tidak banyak pendukung Jokowi dari partai koalisi yang menduduki posisi komisaris BUMN.

Awiek menegaskan ada syarat tertentu yang harus dipenuhi untuk menjadi direksi atau komisaris BUMN.

PKS: Bebani Negara

Anggota Komisi VI DPR RI Fraksi PKS Amin Ak menilai tuntutan tersebut akan menjadi beban bagi negara. Amin tidak setuju usulan dari Projo yang meminta jumlah relawan Jokowi di jajaran BUMN diperbanyak.

"Jadi ya mestinya kita semua itu mbok ya berpikir, inilah, apa, negara, gitu loh. Jangan berpikir pribadi atau hanya kepentingan kelompok. Kasihan kan dampaknya ke rakyat. Menurut saya, tuntutan kayak gitu ya tadi, menjadi beban akhirnya. Beban negara," kata Amin saat dihubungi, Jumat (30/10/2020).

Bahkan, ia menegaskan ketidaksetujuannya terhadap siapa pun yang memberi usulan serupa. Selain itu, Amin menilai kinerja BUMN saat ini sudah terpuruk karena selama ini proses pengangkatan direksi dan komisaris BUMN tidak menggunakan pendekatan profesionalisme.

"Sangat tidak setuju. Kita tidak melihat pada Projo-nya. Apa pun judulnya, siapa pun latar belakangnya, mau judulnya ormaslah, mau judulnya tim sukses, mau judulnya apa, kalau terus mirip berpikirnya kayak begitu, tidak setuju," ujarnya.

Amin menilai unsur politik dalam proses pengangkatan pejabat BUMN lebih dominan. Oleh sebab itu, jika ada relawan menuntut agar para pendukung nonpartai Jokowi menduduki jabatan BUMN, menurutnya, BUMN tidak akan bisa mencapai tujuannya.

PKB: Relawan Banyak di BUMN, Kader Parpol Kurang

Pimpinan Komisi VI DPR RI dari Fraksi PKB Faisol Riza mengungkapkan sudah banyak relawan Jokowi yang menduduki jabatan komisaris ataupun direksi di BUMN.
"Relawan sudah banyak yang posting di komisaris maupun direksi, kader partai politik yang justru kurang," kata Faisol kepada wartawan, Jumat (30/10/2020).

Ketua DPP PKB ini tidak mempermasalahkan permintaan Projo tersebut. Ia mengingatkan pengambilan keputusan ada di tangan Presiden Jokowi.

"Nggak apa-apa namanya juga orang minta, tergantung Pak Jokowi dan Pak Menteri mau kasih nggak," ucap Faisol.

Faisol menuturkan pendukung Jokowi bukan hanya Projo dan relawan. Ia mengatakan, saat ini, hampir semua partai politik adalah pendukung Jokowi.

"Pendukung Jokowi itu bukan hanya Projo dan relawan, hampir semua partai politik juga pendukung Jokowi. Sekarang ini yang di luar kekuasaan hanya 3 partai saja," ujarnya.

Faisol tak menampik bahwa para pendukung harus diutamakan. Namun, sebut dia, harus tetap memperhatikan aspek profesionalisme dan kapasitas yang ada.

"Memang sudah seharusnya mengedepankan para pendukung, tapi dengan syarat-syarat profesional dan kapasitas yang memadai," terang Ketua Komis VI DPR itu.

Faisol juga menegaskan kursi komisaris atau direksi BUMN bukan imbalan bagi pendukung Jokowi. Menurutnya, posisi tersebut harus membuat program Jokowi semakin maksimal dalam membangun BUMN.

Gerindra: Tidak Ada Jaminan Kinerja BUMN Meningkat Jika Banyak Projo

Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra Andre Rosiade menilai tidak ada jaminan kinerja dapat meningkat jika relawan semakin banyak di jajaran BUMN.
"Ya tentu tidak ada jaminan ya kinerja BUMN akan meningkat kalau seandainya relawan Projo semakin banyak," kata Andre kepada wartawan, Jumat (30/10/2020).

Menurut Andre, Menteri BUMN Erick Thohir selama ini sudah berusaha mengakomodir relawan pendukung Jokowi. Baik itu relawan dari partai maupun nonpartai.

Andre juga menilai permintaan yang dilontarkan Projo merupakan hal yang wajar. Terlebih, menurutnya, Projo telah bekerja keras dalam memenangkan Jokowi.

"Jadi kalau memang ada keinginan tambahan dan keinginan minta tambahan jabatan ya silakan saja para relawan meminta ke presiden. Presiden menyampaikan ke Menteri BUMN. Informasi yang saya dapatkan seperti itu, bahwa relawan dan pendukung yang diangkat biasanya dikonsultasikan dengan istana," ucap Andre.

Selain itu, Andre menegaskan pengangkatan direksi dan komisaris BUMN merupakan hak Menteri BUMN Erick Thohir. Namun, Komisi VI DPR RI akan terus mengawasi proses tersebut.

Halaman 2 dari 3
(aan/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads