Duta Besar China untuk Indonesia Xiao Qian menuding kunjungan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (Menlu AS) Mike Pompeo untuk melakukan serangan dan provokasi terhadap China. Wakil Ketua Fraksi NasDem DPR RI Willy Aditya menilai pernyataan itu wajar sebagai ungkapan kekecewaan terhadap AS.
"Apa yang disampaikan oleh Dubes Xiao Qian kemarin adalah ekspresi kekecewaan yang wajar terhadap AS," kata Willy kepada wartawan, Jumat (30/10/2020).
Anggota Komisi I DPR RI ini menilai pernyataan Mike Pompeo memang cenderung memprovokasi. Ia menyoroti penggunaan diksi yang digunakan Menlu AS dalam kunjungan ke Indonesia kemarin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jika kita lihat dari sejumlah pernyataan Mike Pompeo, AS memang terlihat benar memprovokasi Indonesia dalam hubungannya dengan negeri Tirai Bambu itu. Dari bahasa yang digunakan, Mike bahkan terlihat tahu betul diksi yang tepat digunakan dalam kunjungannya ke Indonesia kemarin. Misalnya diksi 'Natuna' dan 'komunis'," jelas Willy.
Willy menegaskan politik luar negeri Indonesia menganut prinsip bebas aktif. Anggota Badan Legislasi (Baleg) DPR RI ini pun mengatakan Menlu China dapat datang ke Indonesia untuk membalas kunjungan yang dilakukan Menlu AS.
"Mungkin untuk 'membalas' aksi AS kemarin, Menlu Tiongkok perlu datang ke Indonesia untuk melakukan kunjungan kerja yang sama. Bila perlu perdana menteri atau presidennya sekalian," turur Willy
Menurut Willy, sikap yang dilakukan AS dan China merupakan bagian dari kepentingan diplomasi kedua negara, khususnya berkaitan dengan Laut China Selatan (LCS). Ia juga menilai pernyataan Dubes China menunjukan betapa penting dan strategisnya negara Indonesia.
"Di sisi lain, respon ini juga menunjukkan penting dan strategisnya Indonesia bagi kedua negara," ujar Willy.
Namun, Ketua DPP NasDem ini menilai sikap Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi dalam pertemuan dengan Menlu AS sudah baik. Indonesia tetap menghormati negara AS maupun Tiongkok.
"Dan apa apa yang telah disampaikan, baik oleh Menlu Retno maupun Presiden Jokowi sendiri, saya kira sudah sesuai dengan garis politik luar negeri kita. Mereka tetap teguh dengan garis politik tersebut dan tetap menghormati kedua negara, baik AS maupun Tiongkok," ujar Willy.
Willy mengatakan Indonesia sebagai negara tidak boleh berpihak terhadap salah satu negara. Ia mendorong agar Indonesia dapat selalu menempatkan diri dalam setiap dialektika geopolitik yang ada.
"Sebagai bangsa, kita juga tidak boleh condong pada salah satu blok atau kekuatan negara tertentu. Malah kalau bisa kita tengahi. Yang paling penting adalah kita harus selalu tepat menempatkan diri dalam setiap dialektika geopolitik yang terjadi," tegasnya.
![]() |
Diberitakan sebelumnya, Xiao Qian berkomentar soal lawatan Mike Pompeo ke Indonesia. Xiao Qian menuding Pompeo melakukan serangan terhadap China dan melakukan provokasi.
"Di tengah kunjungannya ke Indonesia, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo telah melakukan serangan yang tidak berdasar terhadap Tiongkok, telah memprovokasi hubungan Tiongkok-Indonesia, serta telah mengganggu perdamaian dan stabilitas kawasan. Tiongkok menentang keras hal ini," ujar Xiao Qian dalam keterangan yang disampaikan di situs resmi Kedutaan Besar China, Kamis (29/10).
Xiao Qian juga menyebut AS sebagai provokator 'Perang Dingin Baru'. Menurutnya, adalah pilihan historis sekaligus pilihan rakyat yang memungkinkan Partai Komunis Tiongkok menjadi pemandu rakyat Tiongkok dalam melangkah pada jalur perkembangan yang sesuai dengan kondisi nasional Tiongkok sendiri.
"Tiongkok berkomitmen untuk membangun kerja sama bersahabat dengan negara-negara lain atas dasar Lima Prinsip Hidup Berdampingan Secara Damai. Tiongkok juga berkomitmen untuk tidak mengekspor ideologinya ataupun mencampuri urusan dalam negeri negara lain. Namun AS justru meluncurkan apa yang disebut 'Perang Dingin Baru', memprovokasi pertentangan ideologi, dan membangkitkan 'revolusi berwarna' di berbagai belahan dunia. AS juga secara brutal mengintervensi urusan dalam negeri negara lain, bahkan tidak segan menggunakan perang dan mendatangkan malapetaka bagi dunia," kata Xiao Qian.