Kontroversi Mega Minta Jokowi Tak Manjakan Milenal

Round-Up

Kontroversi Mega Minta Jokowi Tak Manjakan Milenal

Tim detikcom - detikNews
Jumat, 30 Okt 2020 06:01 WIB
Megawati Tutup Rakernas
Foto: Megawati Soekarnoputri (dok. Istimewa PDIP)
Jakarta -

Pernyataan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri yang meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak memanjakan kaum milenial menjadi kontroversi. Ada yang setuju, tapi ada juga yang mengkritik pernyataan Presiden ke-5 RI itu.

Kritik Megawati kepada kaum milenial disampaikan saat ia memberikan sambutan di acara peresmian beberapa kantor PDIP di daerah yang ditayangkan secara virtual, Rabu (28/10/2020). Ia menyoroti soal aksi demo mahasiswa tolak omnibus law UU Cipta Kerja yang berujung anarkis.

Megawati kesal dengan aksi-aksi vandal pada demo beberapa waktu lalu itu karena menyebabkan sejumlah fasilitas umum rusak. Ia pun meminta agar Presiden Jokowi tak memanjakan kaum milenial.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Anak muda kita aduh saya bilang sama presiden, jangan dimanja, dibilang generasi kita adalah generasi milenial, saya mau tanya hari ini, apa sumbangsihnya generasi milenial yang sudah tahu teknologi seperti kita bisa viral tanpa bertatap langsung, apa sumbangsih kalian untuk bangsa dan negara ini?" kata Megawati.

Megawati tak peduli bila pernyataannya membuat ia dibully. Dia mengatakan aksi unjuk rasa turun ke jalan atau demonstrasi memang telah diizinkan sejak reformasi. Tapi menurutnya, tidak sampai merusak fasilitas umum.

ADVERTISEMENT

"Masa hanya demo saja, nanti saya dibully ini, saya nggak peduli, hanya demo saja ngerusak, apakah ada dalam aturan berdemo, boleh saya kalau mau debat," ucap Megawati.

"Ada aturan dalam demo diizinkan karena ketika reformasi, kita masuk ke dalam alam demokrasi, ya. Tapi adakah, jawab, aturannya bahwa untuk merusak, nggak ada, kalau ada orang bilang ada bu, mana dia, sini, sini kasih tau sama saya," imbuhnya.

Megawati mengaku sudah tidak tahan dengan tindakan anarkis yang terjadi saat demonstrasi. Dia menyayangkan halte yang dibuat dengan anggaran besar dirusak begitu saja dengan para pendemo.

"Ini ketua umum kan jarang ngomong. Tapi sekali saya ngomong saya enggak tahan. Masyaallah, susah-susah bikin halte, enak aja dibakar-bakar, emangnya duit lo? Ditangkap enggak mau. Ini gimana ya. Aku sih pikir lucu banget Indonesia sekarang," ujarnya.

Dia lalu menanyakan anggaran membuat satu halte kepada Djarot Syaiful Hidayat yang pernah menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Dalam acara itu, Djarot sedang berada di samping Megawati. Djarot menyebut pembangunan satu halte TransJ bisa mencapai Rp 3 miliar.

"Tuh, 3 miliar, mungkin sekarang dengan kenaikan inflasi. Kalau ibu-ibu patokannya harga emas gitu. Mana mungkin lagi mau dibenerin itu 3 miliar cukup. Coba bayangkan. Itu rakyat siapa ya. Itu yang namanya anak-anak muda? Saya ngomong gini itu dalam Sumpah Pemuda lho," tutur Megawati.

Agar Kaum Milenial Hindari Budaya Instan

Sebanyak 9 partai nasional memberi komentar atas kegelisahan Megawati terhadap kaum milenial. PDIP memberi penjelasan soal pernyataan Megawati yang cukup keras itu. Elite senior PDIP Andreas Hugo Pareira menilai Megawati memberi komentar agak keras seperti itu agar kaum milenial tidak terbiasa dengan budaya instan.

"Maksud Ibu Mega tentu baik, bertepatan dengan hari peringatan Sumpah Pemuda, agar generasi muda Indonesia kini tetap menjiwai semangat perjuangan generasi pemuda perintis kemerdekaan yang dengan keberanian, komitmen dan kerja keras melawan imperialisme kolonialisme pada zamannya," ujar Andreas Hugo Pareira kepada wartawan, Kamis (29/10/2020).

Menurut Andreas, generasi milenial harus memahami mengenai etos perjuangan, komitmen, dan kerja keras para pemuda saat menggelorakan Sumpah Pemuda pada 1928. Ia menyebut Sumpah Pemuda itulah yang kemudian melahirkan Proklamasi Kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.

Atas dasar itulah, Megawati dinilai memberi sorotan kepada kaum milenial yang notabene memiliki banyak kemudahan saat ini. Diharapkan, generasi milenial bisa mencontoh para pemuda terdahulu yang memiliki daya juang tinggi membangun Indonesia.

"Sebagai negarawan senior di republik ini, Ibu Mega tentu sangat berharap agar generasi muda Indonesia atau yang sekarang lebih populer dengan kaum milenial ini untuk menghindari budaya instan, yang menuntut dan hanya mau menerima," ucap Andreas.

"Tetapi harus tetap dalam etos perjuangan, komitmen dan kerja keras untuk memajukan bangsa dan menjadikan Indonesia bangsa yang terhormat, disegani dalam era kompetisi global abad 21 dengan berbagai tantangannya," sambung anggota Komisi XI DPR itu.

Diharapkan Jadi Cambuk Bagi Milenial

Anggota DPR Fraksi NasDem Hillary Brigitta Lasut mengaku sependapat dengan Megawati. Hanya saja, ia menyayangkan bila sumbangsih kaum milenial didiskreditkan, karena adanya oknum yang melakukan anarkisme.

"Secara pribadi saya sangat sepakat bahwa tidak elok jika kaum milenial harus dimanjakan, sebab semua masyarakat dalam berbagai golongan dan kelompok harus diperlakukan sama dan adil oleh pemerintah. Tanpa mengedepankan skala prioritas untuk beberapa kelompok tertentu tanpa terkecuali kelompok kaum milenial," ujar Hillary saat dihubungi, Rabu (28/10/2020).

"Namun di lain sisi saya sangat menyayangkan, jika kaum milenial didiskreditkan hanya karena ulah beberapa oknum-oknum milenial yang menunjukan tindakan anarkisme pada saat aksi demonstrasi. Sebab kita tau sendiri bahwa sudah sejak zaman sebelum hingga pasca kemerdekaan, kelompok muda selalu memiliki semangat dalam memberikan kontribusi untuk mencapai kemerdekaan maupun kemajuan bangsa," tambahnya.

Hillary yang merupakan anggota DPR RI termuda ini menyebut, dirinya juga berupaya berkontribusi untuk kemajuan bangsa. Dia berharap kaum milenial dapat terus berkarya dalam memberikan kontribusi yang positif. Hillary pun berharap pernyataan Megawati bisa menjadi cambuk bagi pemuda-pemudi di Indonesia.

"Sebab saya sendiri pun saat ini melalui kapasitas saya sebagai anggota DPR RI termuda di Indonesia, ingin terus berupaya melakukan yang terbaik untuk kemajuan bangsa dan negara. Sebab menurut saya kelompok muda atau milenial selalu memiliki cara nya sendiri yang produktif, inovatif maupun progresif," kata dia.

"Harapan saya dengan adanya pernyataan seperti ini dari salah satu tokoh senior bangsa yang bertepatan dengan momen hari sumpah pemuda, semoga bisa menjadi cambuk untuk para generasi milenial agar terus berkarya dalam memberikan kontribusi positif demi kemajuan bangsa dan negara," imbuh Hillary.

Jokowi Tak Dianggap Manjakan Milenial

Anggota DPR Fraksi PAN, Farah Puteri Nahlia tak sepakat dengan Megawati Soekarnoputri. Namun ia juga tak membenarkan oknum pemuda yang melakukan perusakan saat demo,

"Bahwa Presiden Jokowi memanjakan milenial, saya pikir tidak, setiap zaman ada orangnya, dan pemerintah sudah mulai meretas jalan bagi milenial. (Tapi) Ya yang jelas demo merusak fasilitas umum itu tidak dapat dibenarkan. Itu bukanlah demo melainkan wujud tindakan anarkis," ujar Farah, saat dihubungi Rabu (28/10/2020).

Farah menyebut demo yang dilakukan anak muda merupakan sebuah keperdulian terhadap permasalahan bangsa. Sehingga menurutnya, perlu adanya pendidikan bagi kaum milenial.

"Saya contohkan di Hongkong, sekitar bulan Agustus 2019 lalu diguncang demo besar besaran selama 2 bulan, dimana ribuan hingga ratusan ribu pendemo turun ke jalanan yang digerakkan oleh para anak muda yang menuntut perubahan besar di negaranya, karena mereka menilai ada hal yang menurut mereka terdapat ketidakadilan Negara dalam memperlakukan warganya (yaitu UU Ektradisi)," kata Farah.

"Artinya apa, kaum milenial juga peduli terhadap permasalahan bangsanya. Oleh karenanya kita wajib melakukan pendidikan politik bagi kaum milenial," sambungnya.

Farah yang juga merupakan anggota DPR termuda ini menilai, kaum milenial di Indonesia menjadi aset penting dalam bidang digital disruption. Hal ini karena menurutnya Indonesia tidak memiliki teritori digital dan siber.

"Terlebih lagi milenial merupakan aset penting dalam ruang digital disruption, dimana RI secara eksplisit tak memiliki teritori digital dan siber. Milenial mengisi kekosongan ruang ini dan apabila tak dikelola bisa menjadi 'asset internasional'," ucap Farah.

Tonton video 'Megawati Minta Jokowi Tak Manjakan Milenial: Apa Sumbangsih Mereka?':

[Gambas:Video 20detik]



Generasi Milenial Dianggap Perlu Dididik Keras

Waketum Partai Gerindra Habiburokhman setuju dengan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri yang meminta Presiden Jokowi tidak memanjakan generasi muda atau kaum milenial. Menurutnya, generasi milenial memang harus dididik dengan keras.

"Itu wejangan yang bagus. Generasi milenial memang harus dididik keras. Kalau saya lihat di Singapore dan Jepang mereka mendidik generasi muda keras sekali. Saya lihat anak-anak muda dilatih wirausaha sejak dini," ungkap Habiburokhman kepada wartawan, Kamis (29/10/2020).

Anggota Komisi III DPR ini menyebut generasi milenial punya tantangan besar. Habiburokhman menilai kemudahan yang didapat generasi milenial dapat berdampak negatif apabila tidak disikapi dengan bijaksana.

"Mereka punya tantangan besar, karena dipundak merekalah masa depan bangsa ini dipertaruhkan," ucapnya.

"Yang paling bahaya itu khan pola berpikir instan. Ingin meraih kesuksesan dengan cara-cara yang singkat tanpa proses yang normal. Ini akan membuat mereka lemah jika menemui persoalan kelak," tambah Habiburokhman.

Kekesalan Megawati Dinilai Bukan Pada Seluruh Kaum Milenial

Politikus muda Partai Golkar Bobby Adhityo Rizaldi menilai kegelisahan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri bukan kepada seluruh generasi milenial. Menurutnya, Megawati kesal hanya kepada oknum pemuda tak bertanggung jawab, termasuk pelaku anarkis saat demo yang merusak fasilitas umum.

"Jadi kekesalan Bu Mega itu bukan pada seluruh generasi milenial Indonesia, yang hampir 34% di tahun 2020 ini," kata Bobby kepada wartawan, Kamis (29/10/2020).

Anggota Komisi I DPR ini menyebut aspirasi seharusnya dilakukan dengan santun. Bobby mengecam pelaku vandalisme pada beberapa aksi unjuk rasa belakangan ini.

"Demo secara virtual pun bisa, karena generasi milenial kan mengerti teknologi, jangan melakukan vandalisme pada fasilitas publik, itu saya rasa maksud Ibu Mega. Dan saya rasa pasti semua setuju," ucapnya.

Soal pernyataan Megawati yang cukup keras kepada kaum milenial, Bobby menyebut hal itu bertujuan baik. "Itu teguran sayang ibu kepada anak-anaknya," tambah Bobby.

Kaum Milenial Disebut Banyak Karyanya

PKS memberi pembelaan kepada generasi milenial. Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera menilai generasi milenial banyak yang punya sikap positif. Ia juga memuji kelompok milenial yang mengikuti demo mahasiswa menolak omnibus law secara tertib.

"Milenial banyak karyanya. Pelaku start up, pelajar dan mahasiswa berprestasi hingga milenial yang ikut demo tertib karena cinta negeri adalah barisan milenial penuh prestasi," ujar Mardani Ali Sera kepada wartawan, Kamis (29/10/2020).

Soal adanya anak muda yang lalai dalam bersikap, anggota Komisi II DPR ini mengatakan hal itu merupakan tanggung jawab bersama. Mardani mengingatkan, generasi milenial merupakan aset bagi masa depan Indonesia.

"Jika milenial kurang berprestasi maka yang salah kita yang sudah senior. Mereka adalah aset negeri. Ada kekurangan tapi merekalah harapan kita untuk membawa negeri menjadi sejahtera di masa depan," imbuh Mardani.

Dugaan Ada Penyusup di Demo yang Sudutkan Milenial

Ketua DPP PKB Daniel Johan menyebut pernyataan Megawati Soekarnoputri perlu dijadikan refleksi. Namun ia juga menyinggung soal adanya penyusup pada demo-demo rusuh yang menyebabkan kelompok pemuda menjadi tertuduh.

"Banyak versi yang rusuh bukan mereka (milenial), ada penyusup setting-an. Untuk masalah demo rusuh, justru milenial banyak menentang, ada kemungkinan itu penyusup gelap yang harus diungkap pihak berwenang," kata Daniel Johan kepada wartawan, Kamis (29/10/2020).

Wakil Ketua Komisi IV DPR itu juga mengingatkan anak-anak muda agar tidak melulu melawan arus untuk mempertahankan idealisme. Daniel mengatakan, kaum milenial harus meneladani contoh-contoh santun generasi sebelumnya.

"Semangat Ibu Mega dan kaum milenial untuk Indonesia sama, ini yang bisa menjembatani, satu pihak generasi muda jangan ngeyel melawan terus, di lain pihak generasi awal bisa mewarisi etos kerja dan keteladanan," tuturnya.

Megawati Dianggap Sedang Men-challenge Kaum Milenial

PPP menilai pernyataan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri soal kaum milenial sebagai bentuk tantangan. Megawati disebut tidak sedang mengecilkan peran kaum milenial.

"Apa yang disampaikan Bu Mega tidak dimaksudkan untuk mengecilkan (peran) kaum milenial. Tapi beliau sedang men-challenge kaum milenial agar menunjukkan kontribusi positifnya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," ujar Sekjen PPP Arsul Sani kepada wartawan, Kamis (29/10/2020).

Arsul berharap generasi milenial bisa menangkap maksud positif dari pernyataan Megawati.

"Kita perlu menangkap pidato Bu Mega dengan positive thinking ya," tutur Wakil Ketua MPR itu.

Pernyataan Megawati Soal Sumbangsih Milenial Disayangkan

Partai Demokrat (PD) menyesalkan pernyataan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri yang mempertanyakan sumbangsih kaum milenial. PD menilai tak seharusnya Megawati menggeneralisir kaum milenial dengan aksi anarkis sekelompok pemuda pada demo omnibus law UU Cipta Kerja.

"Saya pikir tidak bisa juga kita menggeneralisir bahwa seluruh aksi demo yang terjadi yang diikuti kaum milenial, utamanya terkait Omnibus Law belakangan ini, lantas dianggap semuanya merusak," ujar Kepala Badan Komunikasi Strategis (Bakomstra) DPP PD Ossy Dermawan kepada wartawan, Kamis (29/10/2020).

Dia juga menyebut aksi demo mahasiswa menolak omnibus law perlu diapresiasi sebagai niat baik rakyat menyampaikan pesan dan kritiknya terhadap pemerintahan. Ossy menegaskan demonstrasi merupakan hak rakyat yang dilindungiundang-undang.

"Saya pikir juga tidak bijak jika kita mempertanyakan sumbangsih para kaum milenial terhadap bangsa dan negara. Karena bisa saja kaum milenial juga mempertanyakan apa sumbangsih pemerintah bagi kaum milenial dalam menggapai cita-cita mereka di masa depan," ucapnya.

"Yang terbaik, seluruh pihak saling menghargai dan menghormati sehingga didapatkan kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih baik lagi ke depan," tambah Ossy.

Sementara itu Ketua DPP PD Didi Irawadi berharap agar Presiden Jokowi tetap memberi perhatian khsusus untuk kaum milenial.

"Berikan fasilitas dan keistimewaan pada mereka agar lebih banyak lagi kaum milenial yang bisa sukses untuk negeri ini, baik kancah Indonesia maupun dunia," ujar Didi Irawadi.

Jokowi Dinilai Beri Kesempatan ke Kaum Milenial

Pengamat politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio, menilai Presiden Jokowi tidak memanjakan kaum milenial. Namun, Jokowi dianggap memang memberikan banyak kesempatan besar kepada generasi muda.

"Memanjakan sih bukan kata yang tepat, tapi memberikan kesempatan yang tidak biasa. Artinya memberi kesempatan yang kesempatan itu adalah kesempatan yang luar biasa yang tidak pernah diberikan oleh presiden-presiden lain," ujar Hendri kepada wartawan, Kamis (29/10/2020).

Meski begitu, pria yang akrab disapa Hensat ini setuju dengan pernyataan Megawati. Presiden ke-5 RI itu meminta Jokowi tak terlalu memanjakan kaum milenial.

"Tapi omongan Bu Mega itu ada benarnya, sebaiknya menteri-menteri milenial lebih unjuk gigi. Kan belum ada itu giginya itu menteri-menteri milenial," tuturnya.

Hensat menilai pernyataan Megawati itu seharusnya menjadi cambuk bagi generasi milenial di barisan Kabinet Indonesia Maju. Para menteri milenial ditantang untuk lebih unjuk gigi lagi.

"Jadi yang harus menjawab komentar Bu Mega itu bukan Pak Jokowi, tapi para menteri milenial," kata Hensat.

"Buktikan dong kalau generasi milenial memang seperti yang diagung-agungkan dan digaung-gaungkan bahwa generasi unggul, pekerja keras dan kreatif," tambahnya.

Halaman 2 dari 5
(elz/azr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads