Riska (26) panik bukan kepalang menyelamatkan diri saat gempa magnitudo (M) 5,3 yang mengguncang Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat. Nahas, perempuan yang tengah hamil 9 bulan itu terjatuh dan tewas akibat pendarahan hebat.
Kisah nan pilu ini diceritakan oleh suami Riska, Budirmanto. Budirmanto mengungkapkan Riska berusaha keluar rumah saat gempa terjadi karena khawatir ada gempa susulan terjadi.
Namun saat berupaya membuka kunci pintu dapur rumahnya, lampu tiba-tiba padam sehingga Riska kesulitan melihat lantaran kondisi masih gelap gulita.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karena panik, Riska memaksa keluar dari rumah, membuatnya terjatuh hingga mengalami pendarahan hebat.
"Waktu gempa dia (Riska) teriak, pas sampai depan pintu, lampu mati. Dia keluar, setelah itu tergeletak karena di luar masih gelap ," kata Budirmanto saat ditemui wartawan di rumah duka di Mamuju, Sulbar, Rabu (28/10/2020).
Menurut Budirmanto, Riska sempat dibawa warga ke rumah sakit untuk mendapat perawatan, namun nyawanya tidak tertolong. Demikian pula dengan bayi dalam kandungannya.
"Sempat teriak minta tolong, orang langsung berkumpul. Sempat dibawa ke rumah sakit karena jatuh," terang Budirmanto, sambil menggendong salah satu anaknya yang masih berusia belia.
Gempa Dangkal, Tidak Berpotensi Tsunami
Gempa dengan magnitudo (M) 5,3 terjadi di Kabupaten Mamuju Tengah, Sulbar pada Rabu (28/10) pukul 02.43 WIB.
Episenternya berada di darat pada kedalaman 10 km di 24 km arah barat daya Kabupaten Mamuju Tengah.
Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan bahwa gempa tersebut merupakan gempa dangkal yang terjadi akibat aktivitas Sesar Naik Mamuju (Mamuju Thrust).
Sesar Naik Mamuju merupakan sumber gempa potensial yang patut diwaspadai di Mamuju karena memiliki magnitudo tertarget 7,0 dengan laju geser 0,2 mm per tahun.
Menurut hasil analisis mekanisme sumber, gempa yang terjadi di Mamuju Tengah pada Rabu dini hari memiliki mekanisme pergerakan sesar naik.
Guncangan akibat gempa tersebut dirasakan warga pada skala IV-V MMI di Mamuju Tengah, III-IV MMI di Mamuju, serta II-III MMI di Mamasa dan Majene.
Pada skala II Modified Mercalli Intensity (MMI), getaran gempa dirasakan oleh beberapa orang dan menyebabkan benda ringan yang digantung bergoyang dan pada skala III MMI getaran gempa dirasakan nyata di dalam rumah seakan ada truk berlalu.
Di skala IV MMI getaran gempa dirasakan di dalam dan di luar rumah serta menyebabkan gerabah pecah dan pintu dan jendela berderik dan pada skala V MMI getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk serta menyebabkan gerabah pecah, barang-barang terpelanting, dan tiang-tiang dan barang besar bergoyang.
Pada peta guncangan BMKG, dalam waktu 15 menit setelah gempa di Mamuju Tengah, pusat gempa menunjukkan warna kuning, yang menggambarkan guncangan mencapai VI MMI dan berpotensi menyebabkan kerusakan.
Gempa ini tak berpotensi menimbulkan tsunami.
Informasi ini disampaikan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui akun Twitter resminya, Rabu (28/10/2020).
"Tidak berpotensi tsunami," tulis BMKG.
Getaran Terasa hingga Parepare Sulsel
Getaran gempa M 5,3 di Mamuju Sulbar terasa hingga di Kota Parepare, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Warga Kelurahan Lubukkang, Kecamatan Ujung, Kota Parepare, Rizka merasakan getaran gempa tadi pagi. Getaran terasa beberapa detik.
"Saat itu saya baru saja bangun , mau ke kemar mandi, tiba-tiba rumah bergetar dan bergoyang, sekitar beberapa detik, langsung saya bangunkan suami saya karena panik," ujar Rizka saat dikonfirmasi detikcom, Rabu (28/10/2020).
Hal senada juga dirasakan Kiki, warga Kota Parepare lainnya. Dia mengaku kaget lantaran getaran yang dirasakan cukup keras.
"Biasanya getaran jika ada gempa di daerah lain, getarannya tidak sekeras ini," kata Kiki.
17 Rumah Warga Rusak
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Mamuju Tengah, Sulawesi Barat (Sulbar) mencatat hingga kini ada 17 rumah warga yang rusak akibat gempa M 5,3.
"Untuk saat ini jumlah rumah yang rusak kurang lebih 11 unit rusak berat, dan kurang lebih 6 unit rusak ringan," ujar Sekretaris BPBD Mamuju Tengah Awaluddin dalam keterangannya kepada wartawan, Rabu (28/10/2020).
Rumah yang mengalami rusak berat itu berada di Desa Kuo, Desa Polo Lereng dan Desa Barakkang, Kabupaten Mamuju Tengah.
Gempa bumi juga menyebabkan seorang warga mengalami luka akibat tertimpa reruntuhan.
Untuk warga luka lainnya, BPBD Mamuju Tengah masih melakukan pendataan. "Sementara masih melakukan asesmen," tuturnya.
Sementara itu, seorang tokoh masyarakat di Desa Kuo, Agus mengungkapkan hingga saat ini pemerintah daerah setempat belum turun ke wiyahnya membantu warga terdampak gempa. Padahal ada 7 rumah warga yang mengalami rusak berat di wilayahnya.
Menurut Agus, rumah warga yang runtuh akibat gempa kebanyakan merupakan bangunan semi permanen.