Sejak mewabah di Indonesia, informasi seputar COVID-19 ramai beredar di media. Namun, beberapa pemberitaan yang disampaikan kepada masyarakat masih belum memberikan pemahaman yang benar soal langkah penting dalam menghadapi pandemi.
Relawan Satgas Penanganan COVID-19 Suryopratomo yang juga merupakan wartawan senior mengatakan hanya beberapa media saja yang benar memberi pencerahan, selebihnya banyak yang menakut-nakuti.
"Di Selandia Baru, negara yang sukses menangani COVID-19, medianya jadi bagian solusi. Bukan mendukung pemerintahnya tapi eksistensi terhadap bangsa itu," ujarnya dikutip dari situs resmi covid.go.id, Rabu (28/10/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal tersebut disampaikan dalam talkshow 'Suryopratomo: Dari Relawan Hingga Duta Besar' di Media Center Satgas Penanganan COVID-19 Graha BNPB Jakarta, Selasa (27/10).
Pria yang akrab disapa Tommy ini menjelaskan media sangat berperan dalam memberi edukasi dan penjelasan kepada masyarakat. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Doni Monardo yang menyebut 63% keberhasilan penanganan COVID-19 berasal dari peranan media.
Terkait hal ini, Tommy mengajak para wartawan untuk menjadi bagian kampanye besar masyarakat dalam perubahan perilaku.
"Ini membangunkan kesadaran baru, ada kolaborasi intens antara media dengan Satgas COVID19 bersama-sama cari jalan menyelamatkan bangsa ini agar tidak terinfeksi dari COVID-19," pungkasnya.
Di samping peran media, tentunya dalam mencegah COVID-19 masyarakat perlu berpartisipasi untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan dengan selalu #IngatPesanIbu seperti yang dikampanyekan oleh Satgas COVID-19.
Adapun kampanye tersebut mengajak masyarakat untuk menerapkan 3M dengan menggunakan masker #pakaimasker, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir #cucitanganpakaisabun, serta menjaga jarak #jagajarak.
(akn/ega)