Libur Cuti Bersama, Satgas Minta Warga yang Bepergian Tes Corona

Libur Cuti Bersama, Satgas Minta Warga yang Bepergian Tes Corona

Arief Ikhsanudin - detikNews
Selasa, 27 Okt 2020 16:29 WIB
Jubir Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito
Foto: Satgas Penanganan COVID-19
Jakarta -

Satgas Penanganan COVID-19 meminta agar masyarakat tidak keluar rumah saat libur panjang akhir Oktober. Namun, jika terpaksa, mereka harus tes virus Corona (COVID-19) untuk memastikan.

"Masyarakat yang ingin bepergian, kita harus pastikan berpergian dalam kondisi sehat dan memang perlu untuk berpergian. Apabila tidak, sebaiknya di rumah saja. Karena banyak aktifitas yang bisa dilakukan di rumah. Bila berpergian, pastikan dalam kondisi sehat, dan salah satu cara adalah melakukan screening (pemeriksaan tes COVID)," ucap juru bicara Satgas Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito, dalam diskusi Liburan Aman Nyaman Tanpa Kerumunan, seperti dilihat di akun YouTube BNPB, Selasa (27/10/2020).

Menurut Wiku, orang tanpa gejala (OTG) bisa menyebarkan virus Corona di tempat yang baru dia datangi. Sehingga, perlu kepastian apakah kita terkena virus Corona atau tidak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

"Karena bisa saja kita pergi ke tempat jauh, mengunjungi satu tempat dan ketemu masyarakat ke sana. Jika kita tidak sehat, maka kita berpotensi menyebarkan kepada orang lain," katanya.

Selain saat pergi, orang yang berpergian saat libur panjang pun harus tes COVID ketika akan kembali ke rumah. Hal itu untuk memastikan dia tidak tertular COVID di daerah tempat dia berlibur.

"Demikian pada saat kembali, kita melakukan screening. Jangan sampai kita membawa penyakuit dari tempat lain, ke rumah atau kediaman kita," kata Wiku.

Menurut Wiku, kenaikan kasus Corona saat libur panjang tidak langsung bisa dilihat. Kasus akan terlihat naik beberapa minggu ke depan.

"Kondisi ini adalah masa pandemi. Menurut pengalaman di beberapa libuan panjnag. Kasus beberapa minggu kemudian, 10, 14 hari kemudian angka naik," katanya.


Wiku berpesan kepada hotel dan restoran untuk meminimalisir penyebaran kasus COVID-19. Mereka hatus tetap memperhatikan protokol kesehatan khususnya tentang kapasitas pengunjung.

"Satgas pusat koordinasi dengan Satgas daerah, pimpinan daerah, pengelola hotel dan lain-lain. Pastikan dalam masa liburan disiplin terapkan protokol kesehatan untuk pengunjung, hotel, dan pastikan kapasitas 50 persen, supaya tidak terjadi kerumunan. Restoran juga seperti itu. Sediakan fasilitas cuci tangan, tempat duduk maksimal 50 persen, dan pastikan kalau bisa, pastikan tidak berkomunikasi di restoran sehingga terjadi penularan di situ," ujar Wiku.

Sementara itu, Rektor Institut Pertanian Bogor, Arif Satria menyebut, kesadaran protokol kesehtan hanya terjadi di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek). Di luar itu, banyak masyarakat yang abai, bahkan tidak menggunakan masker.


"Saya asli Pekalongan, Saya minggu lalu ke Pekalongan, saya menyaksikan kesadaran menggunakan masker itu parah sekali. Tak hanya Pekalongan, tapi kota lain juga. Suasana COVID hanya terasa Jakarta, terasa Jabodetabek, di luar itu kayak hal boasa saja. Acara pernikahan, acara apa, di daerah saya melihat. Haduh," kata Arif.

Halaman 2 dari 2
(aik/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads