Kehadiran layanan ride hailing Gojek mendukung berjalannya integrasi transportasi multi-moda. Layanan Gojek membantu masyarakat menjangkau akses transportasi multi-moda dan mencapai tempat tujuan setelah turun dari transportasi multi-moda.
Direktur Utama MRT Jakarta William P. sabana mengatakan kolaborasi antar moda transportasi, merupakan elemen penting untuk memastikan kenyamanan masyarakat dalam bermobilitas. Hal itu disampaikan dalam webinar bertajuk 'Rebuilding Cities Post COVID-19'.
"Tidak ada satu transport operator yang bisa bekerja sendiri, (dalam integrasi) Gojek akan melayani last mile atau end mile. Turun dari MRT Lebak Bulus, Gojek bisa berperan mengantarkan masyarakat ke rumah. Integrasi ini sangat penting," ungkap Dirut PT MRT Jakarta, Senin (26/10/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain Dirut MRT Jakarta, diskusi tersebut turut dihadiri Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, serta, Senior Vice President Transport Gojek Raditya Wibowo.
Mewakili Gojek, Raditya memaparkan sejumlah inovasi Gojek yang membantu masyarakat dalam menggunakan layanan transportasi.
Raditya menjabarkan terdapat tiga poin yang menjadi fokus Gojek dalam menyiapkan teknologi pendukung adaptasi masyarakat dalam bertransportasi di masa pandemi. Pertama, perencanaan perjalanan yang lebih matang. Kedua, kemudahan konektivitas transportasi. Ketiga, penerapan protokol kesehatan.
![]() |
Dalam hal memudahkan masyarakat merencanakan perjalanan, fitur GoTransit hadir di aplikasi Gojek. Fitur tersebut membantu pengguna merencanakan dan memantau informasi terkait transportasi multimoda yang digunakan. Pengguna dapat melihat update informasi operasional transportasi multimoda di masa pandemi serta mendapatkan rekomendasi rute dengan jumlah transit paling sedikit dan waktu perjalanan tercepat di fitur GoTransit.
Diungkapkan Raditya, GoTransit nantinya juga dapat memfasilitasi pembelian atau pemesanan tiket transportasi.
Berikutnya mengenai kemudahan konektivitas transportasi, layanan GoRide dan GoCar telah dipersiapkan untuk mengantar pengguna ke berbagai tujuan, termasuk menuju akses transportasi multimoda maupun di akhir perjalanan untuk mencapai tempat tujuan, dengan menerapkan protokol kesehatan.
![]() |
"Integrasi tak hanya aspek layanan. Tapi juga aspek ticketing lewat GoTransit, saya kira itu akan sangat bagus. Jadi masyarakat bisa merasakan suatu kenikmatan, dia keluar dari rumah pakai satu aplikasi sampai ke ujung dia udah selesai dengan satu sistem pembayaran," imbuh William.
Guna memberikan keamanan bagi semua pihak, Gojek menerapkan protokol kesehatan secara ketat dalam layanannya. Protokol J3K (Jaga Kebersihan, Kesehatan, dan Keamanan) menjadi standar baru layanan Gojek di masa pandemi.
Bagian dari implementasi J3K yang mendukung penggunaan layanan transportasi multimoda, yaitu Zona Nyaman J3K yang menjadi titik jemput di berbagai hub transportasi publik. Area tersebut menerapkan protokol kesehatan ketat, mulai dari pengecekan suhu tubuh bagi mitra pengemudi dan pengguna, penyemprotan disinfektan pada helm, penyediaan penutup kepala dan masker gratis, serta pemberlakuan physical distancing. Di beberapa tempat juga tersedia tempat penitipan helm gratis untuk penumpang yang membawa helm sendiri.
Raditya menguraikan, selama pandemi COVID-19 Gojek sudah mengeluarkan sejumlah inisiatif guna meningkatkan keamanan dan keselamatan mitra dan pengguna. Inisiatif yang telah dijalankan, antara lain pemasangan sekat pelindung di armada roda dua dan roda empat. Saat ini ada 36 ribu mitra driver GoRide yang mendapatkan sekat pelindung dan 40 ribu armada GoCar yang dipasangi sekat pelindung.
Selain itu, Gojek juga membuat fitur monitor status suhu tubuh dan kebersihan kendaraan mitra driver dalam aplikasi.
"Gojek adalah aplikasi on-demand pertama di Indonesia yang menyediakan fitur keamanan ini," ujar Raditya.
Gojek juga menyediakan Posko Aman J3K di 200 titik untuk memfasilitasi layanan pengecekan suhu tubuh dan disinfeksi kendaraan mitra pengemudi, serta distribusi paket kesehatan berupa masker dan hand sanitizer.
Pada aplikasi Gojek kini tersedia fitur komitmen keamanan terhadap protokol J3K. Pengguna diwajibkan menekan tombol kesediaan menerapkan protokol kesehatan, seperti menggunakan masker, mencuci tangan sebelum dan sesudah menaiki kendaraan, bepergian dalam keadaan sehat, serta melakukan pembayaran non-tunai. Mitra driver berhak untuk membatalkan pesanan apabila pelanggan tidak mematuhi protokol kesehatan.
![]() |
Bagi mitra driver, disiapkan fitur ceklis protokol J3K untuk mengonfirmasi pengemudi dalam keadaan sehat, rutin mencuci tangan, telah mendisinfeksi kendaraan, akan menjaga jarak selagi menunggu orderan, dan menggunakan masker.
Ada juga fitur selfie verifikasi masker, yakni mitra driver diwajibkan mengunggah foto selfie di aplikasi driver guna memastikan ia menggunakan masker dengan cara yang tepat dan sesuai dengan protokol kesehatan. Sementara itu, fitur geofencing dibuat untuk memantau dan memastikan mitra driver tidak berkerumun saat menunggu orderan.
"Rangkaian protokol kesehatan yang terangkum dalam inisiatif J3K, terbukti telah membantu konsumen beradaptasi semasa pandemi, sehingga mereka terus terus mengandalkan Gojek untuk beraktivitas. Riset terbaru Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) menemukan bahwa mayoritas konsumen (93%) menganggap keamanan layanan Gojek lebih baik dari standar industri," ulas Raditya.
![]() |
Ia menambahkan impak inisiatif Gojek terhadap keamanan dan kenyamanan konsumen juga dipaparkan dalam riset Blackbox dan Toluna bertajuk 'Into The Light: Understanding What Has Changed for Consumers During Covid 19'. Pada riset tersebut disebutkan Gojek menjadi satu-satunya brand lokal di Indonesia yang dianggap paling membantu konsumen, memberi solusi bagi kebutuhan konsumen, dan proaktif dalam melakukan inisiatif positif selama krisis pandemi COVID-19.
(prf/ega)