Angin kencang yang tiba-tiba datang membuat pagar rumah Nurhayati rusak. Bahkan atap rumahnya yang terbuat dari asbes pun terbang terbawa angin.
Selama puting beliung memorakporandakan rumahnya, Nurhayati hanya diam berpegangan erat pada pintu rumah. Hal tersebut membuatnya trauma terhadap angin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya pegang ini pintu sekencang-kencangnya, saya pegang. Sebisa-bisanya saya baca doa dah, sebisa-bisanya saya selamat nggak kena apa pun. Saya sudah bersyukur alhamdulillah tapi saya trauma banget kalau melihat angin," akunya.
Sayangnya, Nurhayati tidak bisa meminta tolong kepada siapa pun. Pasalnya dirinya sendirian di rumah. Tidak hanya itu, Nurhayati juga tidak melihat satu pun tetangga yang berada di luar rumah.
"Nggak ada tetangga, semua di dalam. Saya cuma denger ada tetangga teriak allahuakbar. Saya nggak bisa minta tolong juga, mulut saya nggak bisa. Alhamdulillah saya nggak kenapa-kenapa," tutur Nurhayati.
(rdp/idh)