Puting beliung yang menyerang wilayah Kaliabang Tengah, Bekasi menghancurkan ratusan rumah. Rumah milik Nurhayati (38) adalah salah satunya. Rumahnya menjadi tidak layak lagi untuk ditinggali.
Nurhayati mengatakan bahwa bencana puting beliung yang menimpa Bekasi pada Jumat (23/10) merupakan pengalaman yang sangat mengerikan. Dia mengaku trauma karena kejadian tersebut.
"Pengalamannya ngeri banget dah. Bikin takut, trauma banget. Saya trauma beneran. Saya sendirian posisi nggak ada orang dalam rumah, anak main ke rumah tetangga sama sekolah, suami kerja," ujar Nurhayati kepada detikcom, Sabtu (24/10/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Angin kencang yang tiba-tiba datang membuat pagar rumah Nurhayati rusak. Bahkan, atap rumahnya yang terbuat dari asbes pun ikut terbang terbawa angin.
![]() |
Selama puting beliung memporak-porandakan rumahnya, Nurhayati hanya diam berpegangan erat pada pintu rumah. Hal tersebut membuatnya trauma terhadap angin.
"Saya pegang ini pintu sekencang-kencangnya saya pegang. Sebisa-bisanya saya baca doa dah, sebisa-bisanya saya selamat nggak kena apapun. Saya udah bersyukur alhamdulillah tapi saya trauma banget kalo melihat angin," akunya.
Sayangnya, Nurhayati tidak bisa meminta tolong kepada siapapun. Pasalnya, dirinya sedang sendirian di rumah. Tidak hanya itu, Nurhayati juga tidak melihat satupun tetangga yang berada di luar rumah.
"Nggak ada tetangga, semua di dalam. Saya cuma denger ada tetangga teriak Allahuakbar. Saya gak bisa minta tolong juga, mulut saya nggak bisa. Alhamdulillah saya nggak kenapa-kenapa," tutur Nurhayati.
Dia pun berharap pemerintah bisa segera memperbaiki rumahnya. Sebab, hingga saat ini rumahnya tidak layak tinggal.
"Pemerintah katanya mau bantu tapi kita belum tau membantunya entah kapan. Mudah-mudahan secepatnya biar rapih rumah saya," pungkasnya.