Satu unit kapal kayu penyeberangan penumpang KM Basmalah tenggelam di Danau Towuti, Luwu Timur (Lutim), Sulawesi Selatan (Sulsel). Kapal tenggelam diduga karena mengalami kebocoran setelah dihantam ombak.
"Bahwa kemungkinan kapal mengalami kebocoran karena hantaman ombak di mana KM Basmalah terbuat dari kayu serta usia kapal yang sudah tua," ujar Kapolres Luwu Timur AKBP Indratmoko, Sabtu (24/10/2020).
Kapal KM Basmalah diketahui berangkat dari Pelabuhan Timampu menuju Pelabuhan Lengko Bale, Desa Tokalimbo. Kemudian di tengah perjalanan, yakni di sekitar Pulau Kembar, KM Basmalah diterjang ombak besar, sehingga kapal mencoba bersandar di Pulau Kembar untuk menghindari tenggelam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan data, penumpang yang berada di dalam kapal berjumlah 37 orang, dengan satu orang kapten, tiga orang ABK, dan mengangkut tiga mobil, satu truk, dan sembilan unit sepeda motor. Para penumpang yang menumpangi kapal ini juga diketahui mayoritas merupakan warga Sulawesi Tenggara (Sultra).
"Mayoritas penumpang adalah warga Kecamatan Routa, Provinsi Sultra," tutur Indratmoko.
Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini lantaran, saat air masuk ke kapal, kapten kapal langsung mencari tempat alternatif bersandar. Para penumpang KM Basmalah pun dapat tertolong setelah dua kapal lainnya datang dan melakukan evakuasi.
"Saat air masuk ke kapal, kemudian kapten KM Basmalah menyandarkan kapal di Pulau Bolong. Evakuasi penumpang dan barang KM Basmalah dilakukan oleh KM Nurul Kaya dan KM Nayla," jelas Indratmoko.
Sementara itu, KM Basmalah diketahui berlabuh tidak melalui Pelabuhan Timampu, melainkan melalui belakang rumah warga di pesisir Danau Towuti. Hal ini pun membuat Dinas Perhubungan (Dishub) setempat tidak memantau berlabuhnya KM Basmalah.
"Hasil kordinasi dengan Dishub, bahwa KM Basmalah meninggalkan Timampu tidak melalui Pelabuhan Timampu, akan tetapi melalui pesisir Danau Towuti pada dan tidak dalam pantauan Dishub Pelabuhan Timampu," ungkap Indratmoko.
(rfs/rfs)