Legasi KH Abdullah Syukri Zarkasyi

Kolom Hikmah

Legasi KH Abdullah Syukri Zarkasyi

Hariqo Wibawa Satria - detikNews
Kamis, 22 Okt 2020 11:31 WIB
Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo KH Abdullah Syukri Zarkasyi, meninggal
KH Abdullah Syukri Zarkasyi ( Foto: Istimewa)
Jakarta -

Di Gontor ada masa perkenalan untuk santri baru dan lama. Tahun 1994 saya alami masa perkenalan itu, sama sekali tidak diminta bawa batu kali, jangkrik atau yang aneh-aneh.

Masa perkenalan di Gontor lebih banyak diisi pembekalan kejiwaan dengan ceramah, perlombaan olahraga dan seni, pramuka serta metode lainnya. Makanya saya herse (heran sekali) waktu pertama kuliah di Serang, Banten, panitia OSPEK menyuruh bawa karung, ember, beras, muka dikasih arang, dan lain-lain. Saya protes, gak mau ikut dan milih tidur. Pindah kuliah ke Yogya juga begitu, saya tinggal tidur lagi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat masa perkenalan di Gontor itu, siangnya santri wajib tidur, sorenya dilarang olahraga, agar malamnya siap diisi. KH Abdullah Syukri Zarkasyi (Pak Syukri) mengatakan "anak-anakku, kalian harus siap diisi dan mengisi.".

ADVERTISEMENT

Pak Syukri kemudian menjelaskan lima panca jiwa: keikhlasan, kesederhanaan, berdikari, ukhuwah islamiyah, berjiwa bebas. Tahun pertama saya gak paham yang disampaikannya, pikiran ini selalu ke orang tua, ingin pulang, dan lain-lain.

Barulah tahun keempat dan seterusnya saya renungi, termasuk soal berjiwa bebas yang menurut saya sangat moderen dan asyik. Bagian paling lama dijelaskan Pak Syukri adalah yang pertama yaitu keikhlasan. Sebab tanpa ini Panca jiwa kedua, ketiga, keempat dan kelima bakal rapuh pijakannya, mirip Pancasila yang Rohnya pada sila pertama.

Sesuai namanya "Abdullah Syukri" yang berarti "budak tuhan yang bersyukur". Pak Syukri menjelaskan ikhlas itu ilmu super tinggi, keyakinan permanen bahwa kebaikan yang kita lakukan pasti dibalas oleh yang menciptakan kita, ini pasti, pasti, pasti.

Menurut Pak Syukri, ikhlas itu bukan saja berani tidak dibayar, tidak dikenal, menahan diri tidak menceritakan kebaikan, tapi juga berani berkorban sepanjang hidup. Kata beliau ini doktrin lama Para Kiai yang bikin para Santri berani mati melawan penjajah demi kemerdekaan Indonesia.

Dasar berani itu ya keyakinan bahwa Allah tidak akan membiarkan hambanya yang ikhlas-sabar hidup gelisah apalagi susah. Sistem keikhlasan itu berjalan baik di Gontor, karena dicontohkan langsung oleh para pimpinan, guru dalam kehidupan sehari-hari.

Terima kasih Kiaiku, kami yakin Pak Kiai Abdullah Syukri Zarkasyi husnul khatimah dan di tempatkan di surga Allah Swt, Allahumma Amiin.


Hariqo Wibawa Satria

Penulis adalah Alumnus Pondok Pesantren Modern Gontor
Penulis buku Seni Mengelola Tim Medsos

(erd/erd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads