Kepala BNPB Doni Monardo mengatakan beberapa daerah perlu bersiap menghadapi La Nina, karena sering mengakibatkan banjir dan tanah longsor. Doni mengatakan daerah Jawa, Sulawesi, dan Kalimantan diminta mewaspadai fenomena La Nina.
"Jadi dasar dari informasi yang disampaikan BMKG terutama sekarang itu Pulau Jawa, sebagian besar bagian timur Indonesia, kecuali NTT, NTB, dan Bali," kata Doni dalam talk show yang disiarkan di YouTube BNPB Indonesia, Selasa (20/10/2020).
Doni mengingatkan, khusus Pulau Jawa, hampir tiap tahun bencana banjir dan tanah longsor menimbulkan korban yang tidak sedikit. Misalnya pada awal 2020 banjir dan tanah longsor di Jawa Barat, Banten, dan DKI Jakarta mengakibatkan korban lebih dari 60 orang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur juga masih sering terjadi banjir dan tanah longsor. Tak hanya itu, pada akhir 2019, terjadi banjir dan longsor di wilayah Sulawesi Selatan hingga menimbulkan 80 orang tertimbun longsoran tanah dan terbawa banjir bandang.
"Kemudian di wilayah Sulawesi Utara, di Gorontalo dan di Sulteng di Sulawesi Tenggara. Jadi Sulawesi termasuk daerah yang punya potensi cukup besar bagi La Nina ini," katanya.
Sementara itu, daerah Kalimantan pada beberapa bulan terakhir juga mengalami banjir dan tanah longsor. Doni menyebut, dalam 1,5 bulan terakhir, terjadi bencana banjir dan tanah longsor di wilayah Kalimantan Utara, Tarakan, dan menimbulkan korban jiwa, sehingga hampir seluruh daerah di Indonesia berpotensi rawan bencana.
Karena itu, Doni mengaku mendapat perintah dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mengantisipasi ancaman La Nina, yang biasanya diikuti dengan banjir, tanah longsor, dan banjir bandang. Salah satu caranya, Doni mengatakan, pemerintah menggandeng masyarakat untuk menjaga lingkungan dan bersiaga saat menghadapi ancaman banjir.
"Yang paling penting dalam mitigasi ini adalah mitigasi nonstruktural. Artinya, yang berfungsi pada masalah kultural, masalah perilaku kalau kita sudah memperhatikan diri dengan memerhatikan masalah prilaku, menjaga lingkungan, dan mengantisipasi dengan kesiapsiagaan, sehingga akan bisa mengurangi risiko terjadinya korban jiwa," katanya.
Doni mengatakan saat ini sudah ada koordinasi antarkepala daerah yang ada di hulu ke hilir menghadapi curah hujan tinggi. Masyarakat yang tinggal di sepanjang sungai akan mendapat informasi tentang adanya ancaman banjir dan dilakukan evakuasi.
"Demikian juga peringatan yang disampaikan BPBD kepada daerah-daerah atau permukiman yang berada di lereng-lereng bukit atau lereng gunung yang mana kemiringannya lebih dari 30 derajat untuk kita evakuasi sementara ketika terjadi tanah longsor. Mungkin rumah mereka mungkin akan tertimbun, tetapi manusianya mungkin akan selamat," kata Doni.
(yld/bar)