Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid angkat bicara soal diksi 'tsaurah', yang berarti revolusi, yang dipakai FPI terkait rencana kepulangan Habib Rizieq Syihab dari Arab Saudi. Meutya meminta masyarakat tak terlalu khawatir terhadap diksi itu.
"Saya kok nggak terlalu khawatir ya. Saya masih meyakini, dengan kondisi di Indonesia dan juga tingkat pengetahuan-ilmu dari masyarakat Indonesia, kita bisa memilih mana yang jalan yang tepat," kata Meutya di Hutan Kota by Plataran, GBK, Senayan, Jakarta, Sabtu (17/10/2020).
Politikus Golkar ini yakin diksi tersebut tidak perlu dikhawatirkan. Namun ia menyoroti, apabila ada gerakan-gerakan demikian yang kemudian menjadi anarki, maka perlu dilakukan tindakan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi saya nggak khawatir dengan gerakan-gerakan tersebut. Yang saya khawatirkan kalau itu gerakan menjadi anarkis ya. Karena kalau anarkis harus dilakukan tindakan yang juga tepat untuk melawan itu. Apakah itu akan mempengaruhi ke depan? Saya rasa tidak perlu khawatir lah," ujarnya.
Selain itu, Meutya menyoroti pernyataan FPI yang meminta agar Duta Besar RI untuk Arab Saudi Agus Maftuh Abegebriel dicopot dari jabatannya. Meutya mengatakan tak ada alasan untuk mencopot Agus Maftuh dari jabatan Duta Besar RI untuk Saudi.
"Kami dalam hal ini melihat Dubes di Arab Saudi belum ada catatan-catatan yang perlu kemudian diperhatikan dengan serius. Jadi saya rasa tidak ada alasan untuk pencopotan terhadap Dubes," ujar Meutya.
Meutya kemudian menegaskan Menlu Retno Marsudi sangat memperhatikan perlindungan setiap warga negara Indonesia (WNI) di luar negeri.
"Ibu Menteri Luar Negeri sangat concern terhadap perlindungan warga negara di luar negeri. Jadi kami percaya Ibu Menlu mengatakan juga beliau masih fit dan masih proper untuk melakukan tugasnya sebagai Duta Besar di Arab Saudi, artinya tidak perlu dipanggil pulang," jelasnya.
Untuk diketahui, diksi 'tsaurah' dalam rilis yang dikeluarkan FPI, menurut Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi Agus Maftuh Abegebriel bisa berarti kudeta atau revolusi. Front Pembela Islam (FPI) menepis pernyataan Duta Besar RI untuk Arab Saudi Agus Maftuh Abegebriel. FPI menegaskan tidak ada makna kudeta dalam siaran persnya.
"Dalam terjemahan bahasa Indonesia yang kita keluarkan bersamaan, 'tsaurah' bermakna 'revolusi', dikuatkan juga oleh kita bahwa yang dimaksud revolusi adalah revolusi akhlak," ujar Ketua DPP FPI Slamet Ma'arif kepada wartawan, Jumat (16/10).
Diksi tsaurah yang digunakan FPI itu termuat dalam siaran pers dalam tiga bahasa. Siaran pers itu diberi judul 'Pengumuman dari Kota Suci Makkah tentang Rencana Kepulangan IB-HRS'.
Selain itu, FPI meminta Agus dipecat dari jabatannya. Tuntutan agar Agus dipecat itu disampaikan FPI saat merespons soal status Habib Rizieq Syihab yang belum bisa pulang ke Indonesia. FPI memaparkan tiga dasar yang menjadi alasan permintaannya.
"1. Membiarkan WNI dicekal; 2. Merampas HAM WNI; 3.Tidak disukai oleh pegawai KBRI maupun KJRI," kata Ketua DPP FPI Slamet Ma'arif saat dihubungi, Rabu (14/10).
Tonton video 'Ketua Komisi I: Tidak Ada Alasan Untuk Mencopot Dubes Agus':