Nadiem Terjunkan 750 Mahasiswa Bantu Siswa Belajar dari Rumah Saat Pandemi

Nadiem Terjunkan 750 Mahasiswa Bantu Siswa Belajar dari Rumah Saat Pandemi

Rahel Narda Chaterine - detikNews
Sabtu, 17 Okt 2020 14:25 WIB
Mendikbud Nadiem Makarim mengaku jengkel karena dituding konflik kepentingan (conflict of interest) terkait bayar SPP menggunakan GoPay.
Mendikbud Nadiem Makarim (Foto: Lamhot Aritonang)
Jakarta -

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim menerjunkan 750 relawan mahasiswa untuk membantu siswa belajar dari rumah. Nadiem menilai program ini akan meringankan beban guru dan orang tua pada masa pandemi COVID-19.

Nantinya, para mahasiswa akan terjun langsung mengajar di lingkungan terkecil mereka, dimulai dari RT/RW, kampung, dan desa. Lokasi kegiatan bisa di rumah atau tempat strategis lainnya, dengan jumlah peserta yang terbatas agar tetap mematuhi protokol kesehatan.

"Kalian sukarela meringankan beban para murid, guru, dan orang tua dengan memastikan pembelajaran tetap berlangsung walaupun sedang pandemi. Saya dapat laporan, banyak relawan angkatan pertama yang ingin melanjutkan darmabaktinya di angkatan kedua ini. Saya mendukung," ujar Nadiem dalam keterangannya pada Sabtu (17/10/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nadiem menjelaskan relawan mahasiswa akan mengajar pada jenjang PAUD/TK, SD/MI, dan SMP/MTs di lingkungan masing-masing. Program mengajar dari rumah ini merupakan angkatan kedua yang akan berlangsung pada 18 Oktober hingga 17 November 2020.

Sebelumnya, Nadiem telah melepas para relawan mahasiswa di angkatan pertama. Mereka telah menyelesaikan tugasnya pada periode 17 Agustus sampai 16 September 2020.

ADVERTISEMENT

"Dari 3.803 pendaftar, telah dipilih 750 relawan muda yang akan bertugas pada program mengajar dari rumah angkatan kedua, yang akan berlangsung pada 18 Oktober sampai 17 November 2020," jelas Nadiem.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID-19 (Satgas TPC-19) Letnan Jenderal TNI Doni Monardo mengatakan masih ada sebanyak 17 persen warga negara Indonesia yang merasa tidak akan terpapar Corona. Ia pun mendesak semua pihak melakukan sosialisasi terhadap perubahan perilaku.

"Perubahan perilaku sangat penting. September lalu, BPS menemukan 17 persen warga Indonesia merasa tidak mungkin terpapar COVID-19, ini angka tinggi sekali. Kalau kita tidak sosialisasi perubahan perilaku, makin banyak yang tidak patuh protokol kesehatan, dan bisa makin banyak yang terpapar COVID-19," tutur Doni.

Doni menjelaskan mahasiswa juga harus terlibat memberikan edukasi terkait COVID-19 kepada masyarakat. Ia menegaskan pandemi COVID-19 bukan konspirasi.

"Kita semua, termasuk kalian mahasiswa relawan, harus menjelaskan kepada masyarakat bahwa COVID-19 nyata, bukan rekayasa, bukan konspirasi. Secara global, korban jiwa sudah 1 juta orang dan yang terpapar 37 juta orang. Di Indonesia, sudah 360 ribu orang lebih terpapar, dan saudara-saudara kita yang wafat sudah mencapai 12 ribu orang. Ini angka yang besar, walaupun yang sembuh juga makin banyak, hampir 275 ribu orang," ujar Doni.

Tonton video 'Pemerintah Alokasikan Dana Rp 7,2 T untuk Bantuan Kuota Internet':

[Gambas:Video 20detik]



(hel/fas)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads