Survei: 31% Dokter Residen Belum Pernah Swab Test COVID-19, APD Belum Cukup

Survei: 31% Dokter Residen Belum Pernah Swab Test COVID-19, APD Belum Cukup

Danu Damarjati - detikNews
Jumat, 16 Okt 2020 11:01 WIB
Ilustrasi Dokter
Ilustrasi (Edi Wahyono/detikcom)
Jakarta -

Dokter residen atau dokter yang tengah menjalani pendidikan dokter spesialis turut berjuang menangani pandemi COVID-19. Ternyata banyak di antara mereka yang belum pernah melakukan tes usap (swab test). Kebutuhan alat pelindung diri (APD) untuk mereka juga belum tercukupi.

Hal ini terungkap lewat survei terhadap para dokter residen yang difasilitasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Survei ini digelar pada 3 hingga 5 Agustus, disampaikan pada video conference BNPB pada 21 September 2020.

"Survei ini lahir dari pemikiran residen, dibuat oleh residen, dan diolah oleh residen," kata Koordinator Tim Bantuan Residen dr Jagaddhito Probokusumo dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom pada Jumat (16/10/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ada 13.335 dokter residen di seluruh Indonesia, survei ini mengambil responden 54,54 persen dari jumlah total tersebut, yakni 7.285 residen. Responden ini berasal dari 17 perguruan tinggi negeri dan 35 prodi spesialis.

ADVERTISEMENT

Hasil survei

Survei menunjukkan, 31 persen dokter residen atau 2.256 orang belum pernah menjalani tes usap (swab test) PCR. Pada 3-5 Agustus, sudah ada 423 orang dokter residen yang positif COVID-19. Pada 21 September, sudah 978 dokter residen positif COVID-19.

"Perlu perhatian lebih kepada 31 persen residen responden belum pernah melakukan tes swab PCR," kata Jagaddhito.

Belum ada fasilitas swab test PCR secara berkala untuk dokter residen yang tengah menjalani Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) itu. Maka para dokter residen menyatakan perlu ada swab test PCR secara rutin.

"Adanya swab PCR berkala guna memutus rantai penularan COVID-19," kata Jagaddhito.

Sekitar 62,9 persen APD yang dikenakan dokter residen ternyata berasal dari donasi dan upaya mandiri, bukan dari bantuan pemerintah. Maka pemerintah perlu mencukupi kebutuhan APD ini.

"Ketersediaan APD mohon dipenuhi oleh pemerintah," kata dia.

Para dokter residen yang notabene masih dalam masa pendidikan ini bekerja 60 jam per minggu dalam kondisi pandemi virus Corona. Karena kondisi seperti ini, para dokter residen merasa kesempatan mencapai kompetensi spesialis menjadi berkurang. Namun 73 persen dari mereka tidak setuju bila masa studi harus diperpanjang.

Dari 7.285 dokter residen yang menjadi responden survei ini, sebanyak 48,7 persen belum mendapat tambahan nutrisi di rumah sakit tempat mereka bekerja.

Sebanyak 25,9 persen dokter residen mengalami kejenuhan kerja alias burnout, diukur menggunakan Well Being Index (WBI). Pediatri menjadi program studi yang paling potensial dihinggapi kejenuhan. Dokter residen dengan penyakit komorbid berpotensi depresi.

"Pemenuhan APD, waktu kerja dan istirahat, swab berkala, dan pendampingan psikolog belum dijalankan sepenuhnya," kata dia.

Halaman 2 dari 2
(dnu/van)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads