.webp)
Bali akan menjadi lokasi pertemuan Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) yang dibentuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 2022. Pemerintah menargetkan pada 2022 sudah memasuki akhir pandemi Corona (COVID-19) dan menjadi momen pemulihan ekonomi.
"Kita akan memanfaatkan momentum ini menjadi bagian rangkaian upaya kita pemulihan ekonomi setelah kita harapkan nanti ketika pelaksanaan, era pandemi COVID-19 sudah memasuki akhir dan kita mulai bergerak cepat memulihkan ekonomi, khususnya pariwisata. Juga kita memilih Bali dan mereka juga diarahkan untuk ikuti kegiatan wisata," ujar Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy seusai rapat terbatas dengan Presiden Jokowi secara virtual, Kamis (15/10/2020).
GPDRR diusulkan digelar pada 23-28 Mei 2022 dan berlokasi di Bali Nusa Dua Convention Center. Dalam kesempatan yang sama, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo berharap acara ini sekaligus membangkitkan sektor pariwisata di Bali yang terdampak krisis pandemi COVID-19.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nilai positif lainnya sebagai tuan rumah, selain soft diplomacy, tentunya membangkitkan sektor pariwisata setelah COVID-19. Tadi disinggung sejumlah menteri, vaksin bisa berjalan dengan baik sehingga tahun 2022 itu semuanya bisa dilaksanakan dengan aman," jelas Doni.
Dalam forum penanganan kebencanaan PBB tahun 2022, Indonesia akan memperkenalkan peran TNI Polri dalam mengatasi bencana. Tugas dan fungsi ini masuk ke dalam operasi militer selain perang.
"Salah satu poin penting di sini yang disampaikan Ibu Menteri Luar Negeri adalah keterlibatan TNI-Polri dalam pelaksanaan penanganan bencana. Operasi militer, selain perang, ternyata juga menjadi salah satu kekuatan kita. Ini pun akan menjadi upaya kita untuk memperkenalkan kepada dunia, peran TNI-Polri dalam mengatasi bencana," kata Doni.
Kebutuhan anggaran yang diusulkan sekitar USD 5,9 juta (Rp 87 miliar). Penyelenggaraan GDPRR akan dibuatkan payung hukum berupa peraturan presiden (perpres).
Forum dua tahunan tersebut dibentuk oleh United Nations Office for Disaster Risk Reduction (UNDRR) untuk meninjau kemajuan berbagai pengetahuan, mendiskusikan perkembangan dan tren terbaru dalam penanganan kebencanaan. Forum tersebut rencananya akan dihadiri oleh 193 negara dengan total peserta hingga 7.000.
(dkp/dhn)
